Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

37 Orang Jadi Korban Amukan Wirjo di Banyuwangi, Hal Inilah yang Diduga Menjadi Motif Dibalik Aksi Horor Tersebut

37-orang-jadi-korban-amukan-wirjo-di-banyuwangi,-hal-inilah-yang-diduga-menjadi-motif-dibalik-aksi-horor-tersebut
37 Orang Jadi Korban Amukan Wirjo di Banyuwangi, Hal Inilah yang Diduga Menjadi Motif Dibalik Aksi Horor Tersebut

Radarbanyuwangi.id – Aksi Wirjo dengan jombretnya membuat 37 orang menjadi korban. Dimana 17 orang meninggal dunia dan 20 orang diantaranya mengalami luka-luka.

Banyak orang yang bertanya-tanya apa yang menjadi motif dibalik aksi berdarah yang terjadi di Banyuwangi pada 15 April 1987 tersebut. Lewat Sutedjo, paman Wirdjo, dan Darmi, istri Sutedjo, ada setitik keterangan.

Penyebab muntabnya Wirdjo terkuak karena alasan yang terkesan sepele.

Sinyal akan datangnya tragedi berdarah di Banyuwangi itu muncul saat Wirjo sering mengasah jombret miliknya.

Banyak orang, termasuk Sutedjo yang sempat bertanya apa alasan Wirjo mengasah alat pemotong rumput tersebut.

Baca Juga: Dorong UMKM Go Global, BRI Bawa UMKM Binaan Ikuti Pameran Internasional FHA-Food and Beverage 2025 di Singapura

Jawaban yang keluar dari mulut Wirdjo ternyata cukup singkat.

Wirdjo mengaku mengasah jombret sebagai upaya menjaga diri.

Diutarakan Wirjo alat itu baru akan digunakan, saat ada orang yang mengganggu dirinya. “Dua hari sebelum kejadian itu, dia mengasah jombret di rumahnya,” beber Sutedjo.

Baca Juga: Pemerintah Desa Kedungrejo Surati DPU CKPP Banyuwangi

Namun kemudian muncullah  insiden berdarah tersebut. Menurut Sutedjo kejadian itu bermula dari kemarahan Wirdjo terhadap istrinya.

Darmi turut menceritakan saat itu istri Wirjo sedang mencangkul di sawah. Wirjo kemudian datang dengan menuntun sapi.

Wirjo saat itu meminta sang istri untuk bergeser agar tidak tertabrak oleh ternak yang dibawanya.

Namun sang istri jawaban atas permintaan itu membuat suaminya muntab.


Page 2

“Istrinya bilang nggak bakalan ditabrak. Masih ada ruang sela,” kenang Darmi.

Tak dinyana jawaban sang istri membuat Wirjo marah sejadi-jadinya. Tongkat pecut yang digunakan untuk memukul sapi, justru diarahkan kepada istrinya.  

Pukulan bertubi-tubi itu rupanya membuat perempuan itu langsung kabur ke rumah orang tuanya di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah.

Melihat istrinya pergi, Wirjo segera mencari istrinya ke rumahnya.  Karena tidak ketemu di rumah, dia kemudian berjalan menuju rumah mertuanya.

Di sana, dia mengamuk dan mencari istrinya. “Wirjo ngamuk di sana karena cari istrinya. Hansip sampai tidak berani menenangkan,” ujar Sutedjo.

Baca Juga: Hasil Drawing Ulang Berubah, Persewangi Bertemu Manokwari United

Wirjo pun kemudian pulang ke rumah. Bermodal jombret inilah, Wirjo memulai aksi horornya. Dia tidak pilih-pilih korban.

Bahkan, beberapa korban masih berstatus famili bahkan anaknya sendiri.

Baca Juga: Berikan Rasa Aman dan Nyaman di Jalan, Polresta Banyuwangi Gencarkan Commander Wish Pagi

Dia menjalankan aksinya dengan dingin. “ Ada korbannya perempuan tua yang sering ngantar makanan Wirjo saat di sawah. Dipanggil ke rumahnya langsung dibacok,” ujarnya.

Dengan berjalan kaki, Wirdjo mampu melukai 37 orang di desa yang dilaluinya. Usai menjalankan aksinya, sekitar sore harinya dia mulai menghilang dari kerumunan.

Wirjo sore harinya terlihat di dekat sebuah sungai masuk daerah Dusun Delik dan Gerangan di Desa Kemiren, Glagah.

Wirdjo masuk ke saluran air di sungai yang banyak ditumbuhi tanaman liar. “Saya sempat diberi tahu dan datang ke lokasi itu. Tapi saya biarkan dulu di sana,” ujar Sutedjo. (*)


Page 3

Radarbanyuwangi.id – Aksi Wirjo dengan jombretnya membuat 37 orang menjadi korban. Dimana 17 orang meninggal dunia dan 20 orang diantaranya mengalami luka-luka.

Banyak orang yang bertanya-tanya apa yang menjadi motif dibalik aksi berdarah yang terjadi di Banyuwangi pada 15 April 1987 tersebut. Lewat Sutedjo, paman Wirdjo, dan Darmi, istri Sutedjo, ada setitik keterangan.

Penyebab muntabnya Wirdjo terkuak karena alasan yang terkesan sepele.

Sinyal akan datangnya tragedi berdarah di Banyuwangi itu muncul saat Wirjo sering mengasah jombret miliknya.

Banyak orang, termasuk Sutedjo yang sempat bertanya apa alasan Wirjo mengasah alat pemotong rumput tersebut.

Baca Juga: Dorong UMKM Go Global, BRI Bawa UMKM Binaan Ikuti Pameran Internasional FHA-Food and Beverage 2025 di Singapura

Jawaban yang keluar dari mulut Wirdjo ternyata cukup singkat.

Wirdjo mengaku mengasah jombret sebagai upaya menjaga diri.

Diutarakan Wirjo alat itu baru akan digunakan, saat ada orang yang mengganggu dirinya. “Dua hari sebelum kejadian itu, dia mengasah jombret di rumahnya,” beber Sutedjo.

Baca Juga: Pemerintah Desa Kedungrejo Surati DPU CKPP Banyuwangi

Namun kemudian muncullah  insiden berdarah tersebut. Menurut Sutedjo kejadian itu bermula dari kemarahan Wirdjo terhadap istrinya.

Darmi turut menceritakan saat itu istri Wirjo sedang mencangkul di sawah. Wirjo kemudian datang dengan menuntun sapi.

Wirjo saat itu meminta sang istri untuk bergeser agar tidak tertabrak oleh ternak yang dibawanya.

Namun sang istri jawaban atas permintaan itu membuat suaminya muntab.