Banyuwangi, VIVA – Banyuwangi adalah salah satu kota di bagian paling timur Pulau Jawa yang punya ciri khas dan budaya yang sangat kental. Sayangnya di samping segala kekayaan alam dan budaya yang dimiliki ini, Banyuwangi masih menghadapi masalah stunting seperti halnya kota-kota lain di negara ini yang mengalami kasus serupa.
Data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menunjukkan prevalensi stunting mencapai 21,6 persen, sementara Riskesdas 2018 mencatat 1 dari 3 anak Indonesia mengalami anemia. Untuk mengatasi masalah ini, penting untuk menghentikan siklus permasalahan gizi sedini mungkin. Namun, tantangan yang dihadapi adalah kurangnya pemahaman tentang dampak stunting dan anemia serta pilihan pangan yang tepat. Scroll untuk info selengkapnya, yuk!
“Pemenuhan gizi pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan menjadi penting dalam pencegahan stunting, di mana mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang akan memberikan kita semua makronutrien dan mikronutrien yang dibutuhkan tubuh,” jelas Pakar Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor, Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, PhD, dalam acara Jelajah Gizi Danone Indonesia, di Banyuwangi, Selasa 5 November 2024.
“Tidak harus makanan mahal, kuliner lokal seperti ayam pitik, ayam lodho, dan sego tempong yang ada di Banyuwangi menjadi contoh bahwa makanan sehat, kaya zat besi dan gizi lainnya yang bisa kita temukan dengan mudah juga murah,” imbunya.
Berikut 5 rekomendasi makanan khas Banyuwangi yang kaya gizi.
Ayam Kesrut
Ini adalah makanan yang terbuat dari ayam kampung dengan kuah yang asam dan asin. Kuah tersebut dicampur dengan kecombrang yang memberikan aroma sangat khas. Secara kandungan gizi, ayam kampung adalah sumber protein sedangkan kecombrang memiliki antioksidan dan sumber serat.
“Kalau dari komposisi bisa memenuhi kebutuhan protein sekali makan. Sehari kira-kira butuh sekitar 60 gram protein, saya kira ini cukup. Dari komposisi, bumbunya memberikan rasa yang unik. Ada rasa bukan cuma gurih tapi dari kecombrang yang baik. Dia bukan cuma sebagai sumber serat tapi ada antioksidan dan flavonoid,” kata Profesor Ahmad Sulaeman.
Ayam Kesrut disajikan bersama komponen makanan yang lain seperti bayam rebus, sambal bajak, dan tahu atau tempe goreng. Bayam sendiri merupakan sayuran hijau yang tinggi serat, sedangkan tahu atau tempe merupakan sumber protein nabati yang menyehatkan. Ada juga ikan asin yang mengandung garam cukup tinggi, sehingga kurang disarankan bagi orang yang bermasalah dengan garam seperti hipertensi.
Pecel Rawon
Makanan khas yang satu ini adalah perkawinan nasi pecel dan rawon daging. Rasa yang dihasilkan sangat unik, karena bumbu kacang dari nasi pecel beradu dengan aroma kluwek dari kuah rawon yang gurih.
“Kekayaan di sini luar biasa, bukan sekedar manis, asin, gurih, pahit, tapi ada rasa lainnya yang hanya orang Indonesia saja yang mampu mendeteksi. Dengan perkawinan pecel dan rawon ini kebutuhan sayuran, serat, terpenuhi. Rasanya tidak menyebabkan kontradiksi, justru mendukung. Makanya makannya harus dicampur,” kata Profesor Ahmad Sulaeman.
Dalam satu mangkok Pecel Rawon, terdapat nasi, sayuran seperti tauge dan kacang panjang, bumbu pecel, serta daging rawon.
“Gizinya tentu dengan nasi ada karbohidrat, lemak, protein dari daging walaupun nggak terlalu banyak, sayuran juga ada,” tambahnya.
Rujak Soto
Selain Pecel Rawon, ada juga perpaduan Rujak Soto. Di Banyuwangi sendiri, makanan ini punya standar yang mana disajikan bersama lontong alih-alih nasi. Dalam satu porsi Rujak Soto, ada campuran bahan-bahan rujak seperti lontong, kacang panjang, timun, dan sayuran lainnya. Selain itu, kuah soto sendiri mengandung daging sapi yang tinggi protein dan vitamin. Rujak Soto juga lebih nikmat disantap bersama tempe goreng yang merupakan sumber protein nabati.
“Rasanya manis ada dari bumbu rujak, umaminya ada. Ini lengkap karena bisa memenuhi kebutuhan gizi. Protein nabati dari tempe, flavonoid, antioksidan, sayuran kaya serat, vitamin, mineral, protein hewani ada dagingnya,” jelasnya.
Botok Tawon
Pasti banyak yang keheranan ketika mendengar nama makanan yang satu ini. Botok Tawon, adalah makanan khas Banyuwangi yang bahan utamanya adalah larva dari sarang tawon.
“Ini dibuat dari sarang lebah berjenis apis, bukan trigona. Yang dicari bukan sarangnya tapi larvanya yang terdapat di sarang dari telor lebah yang kemudian menetas, larva, jadi anak,” papar Profesor Ahmad Sulaeman.
Siapa sangka, Botok Tawon ini punya kandungan yang tak kalah bermanfaat yakni sumber protein tinggi selayaknya serangga lain misalnya belalang. Ada juga kandungan asam lemak esensial hingga enzim.
“Kandungannya full protein dan ketika larva berubah, meningkatkan protein, mengandung am lemak esensial, omega 3, dan enzim yan diperlukan,” ujarnya.
Nasi Cawuk
Nasi Cawuk merupakan hidangan yang paling cocok disantap untuk sarapan dan makan siang. Makanan yang satu ini punya tahu dan tempe, kelapa parut, telur, nasi, hingga ikan tongkol bakar. Yang lebih unik lagi, hidangan ini biasanya disajikan bersama lalapan daun semanggi yang tinggi antioksidan.
“Lalapan daun semanggi ini sangat tinggi antioksidan. Ada rasa asamnya, pakai rempah, jeruk nipis, ada rasa asam dan segar,” kata Profesor Ahmad Sulaeman.