Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

52 Perwira TNI Kunjungi PT. Lundin Industry Invest Banyuwangi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Komandan-Sesko-TNI,-Letjen-TNI-Agus-Soetomo-(dua-dari-kanan),-melihat-miniatur-kapal-boat-militer-di-PT.-Lundin-kemarin.

KALIPURO – Pabrik pembuatan kapal militer, PT. Lundin Industry Invest Banyuwangi, kemarin (12/8) dikunjungi sekitar 52 siswa dari Sekolah Staf (Sesko) TNI. Para calon perwira tinggi TNI tersebut mempelajari proses pembuatan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang diproduksi perusahaan yang berada di Pantai Cacalan, Kecamatan Kalipuro.

Sebelum melihat secara langsung dapur kerja PT. Lundin, puluhan siswa berpangkat kolonel itu terlebih dahulu memperoleh materi mengenai  jenis-jenis kapal yang diproduksi. John Ivar Alan Lundin, owner  PT. Lundin, menjelaskan secara langsung seluruh mekanika kapal bermuatan karbon fiber komposit itu menggunakan bahasa Inggris.

Selanjutnya, rombongan perwira berpangkat melati tiga itu masuk ke lokasi pembuatan kapal-kapal yang sedang digarap para pekerja. Tak lama kemudian, Komandan Sesko TNI, Letjen TNI Agus Soetomo, yang tiba menggunakan pesawat bersama wakil Bupati Banyuwangi, Yusuf Widyatmoko, dan anggota forpimda, itu ikut bergabung bersama  para siswa untuk menyaksikan pembuatan kapal-kapal militer yang digarap pengusaha  asal Swedia itu.

Dansatgas Proyek Dalam Negeri  KCR Trimaran, Kolonel Laut (T), Moch. Tholib, mengatakan agenda  para siswa Sesko TNI tersebut adalah melihat kondisi real di lapangan tentang perusahaan  pembuat alutsista. Di Jawa Timur ada tiga lokasi. yaitu PT. PAL, PT. Pindad, dan PT. Lundin, yang menjadi tujuan para calon jenderal tersebut.

“Kunjungan ke sini masuk dalam kurikulum pendidikan regular mereka. Jadi, mereka bisa membandingkan antara teori dan kondisi di  lapangan,” jelas Tholib. Berdasar pengamatan para siswa, sementara ini kesan yang didapat dari kapal militer produk si PT.

Lundin sebenarnya cukup bagus. Hanya saja, peristiwa terbakarnya prototype KRI Klewang menjadi sedikit catatan yang menurut mereka harus diperbaiki sebelum digunakan di medan tempur. “Kita lihat teknologinya sudah bagus.  Tapi belum memenuhi keseluruhan.  Agendanya hanya satu hari nanti mereka akan membandingkan,”  ujarnya.

Sementara itu, Direktur Komersial PT. Pindad, Wijayanto, menambahkan teknologi kapal boat dengan meriam tank yang dikembangkan PT. Lundin ini yang pertama kali di dunia. PT. Pindad bersama PT. Lundin berusaha membuat sebuah boat yang tangguh dan bisa digunakan  di sungai-sungai besar di Indonesia.

“Kita gunakan meriam caliber 105 milimeter dengan  daya tembak sampai 17 kilometer.  Sama dengan milik medium tank. Kita juga ikut uji menggunakan  stabilisator agar kapal ini tidak  terlalu bergoyang setelah menembak,” ujarnya.

John Ivar Alan Lundin, pemilik  PT. Lundin, menambahkan kapal  boat yang dia kembangkan cocok  untuk mengamankan sungaisungai  besar di Indonesia. Selama ini beberapa negara, seperti Brazil  dan Filipina, sudah membeli  produknya. Dia pun optimistis  kapal bermuatan 26 orang itu dapat menarik minat para calon  perwira tinggi TNI yang datang   ke tempatnya pagi itu.

“Kami tetap gunakan carbon fiber composite sebagai bahan. Selain tidak tertangkap radar, anti peluru,  bahan juga tahan bakar dan stabil,” ujarnya. (radar)