Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

64 Warga Positif Covid-19, Desa Glagahagung Lockdown

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Petugas Linmas berjaga di lokasi permukiman yang sedang di-lockdown karena banyak warga yang terpapar Covid-19 di Desa Glagahagung, Kecamatan Purwoharjo, kemarin (25/6). Foto : Jawa Pos Radar Genteng

PURWOHARJO, Jawa Pos Radar Genteng – Ledakan Covid-19 di Desa Glagahagung, Kecamatan Purwoharjo, mendorong pemerintah desa melakukan penyekatan dan pembatasan aktivitas warganya.

Tiga rukun tetangga (RT) yang warganya terpapar virus korona dilockdown, kemarin (25/6).

Saat ini warga yang terjangkit Covid-19 di Desa Glagahagung itu ada 64 orang Untuk menekan penyebaran virus korona, pemerintah desa melakukan penyekatan di tiga RT, yakni RT 5, RT 6, dan RT 7 yang semuanya berada di RW 2, Dusun Jatimulyo, Desa Glagahagung.

”Ada 64 orang yang terkena Covid-19, tiga RT di-lockdown,” ujar Kepala Dusun Jatimulyo, Desa Glagahagung, Kecamatan Purwoharjo, Arik Asdianto.

Selama lockdown, terang Arik, semua warga yang ada di tiga RT itu dilarang keluar dari rumah.

Seluruh aktivitas warga juga dibatasi secara ketat. ”Kami berlakukan lockdown lokal ini untuk mencegah meluasnya penularan Covid-19,” katanya pada Jawa Pos Radar Genteng.

Arik mengatakan, Pemerintah Desa Glagahagung memfasilitasi kebutuhan warga yang menjalankan isolasi mandiri.
Di lokasi itu, juga sudah didirikan dapur umum untuk menyuplai kebutuhan makanan warga.

”Kebutuhan sehari-hari ditanggung pemerintah desa,” ujarnya.

Para anggota PKK dibantu TNI dan para relawan, setiap hari memasak dan membungkus makanan yang akan dibagikan kepada warga.

”Semua dilakukan dengan gotong royong, warga yang menjalani isolasi mandiri kami pantau secara ketat,” ujarnya.

Selama lockdown itu, masih kata Arik, warga dari luar daerah dilarang masuk.

Keluarga yang terpapar Covid-19, juga tidak boleh menerima tamu. ”Warga yang positif Covid-19 ini masuk orang tanpa gejala (OTG), mereka dianjurkan olahraga dan berjemur di bawah sinar matahari,” terangnya.

Menurut Arik, ada tiga klaster yang menyebabkan ledakan Covid-19 di kampungnya itu.

Ketiga klaster itu, yakni klaster hajatan, klaster pekerja pembuat peti buah, dan klaster warung makan.

Hanya saja, sampai saat ini belum bisa dipastikan dari mana sumber ledakan virus korona di desanya.

”Ada tiga klaster penyebab ledakan Covid-19. Petugas Puskesmas Grajagan masih melakukan tracing,” terangnya.

Kebijakan lockdown lokal itu akan diberlakukan selama sepuluh hari ke depan.

Selama lockdown itu, semua kebutuhan warga seperti makan tiga kali sehari ditanggung oleh pemerintah desa.

Selain itu, seluruh kegiatan seperti hajatan dan pengajian, untuk sementara dihentikan.

”Kebutuhan warga difasilitasi pemerintah desa dan beberapa donatur yang ikhlas membantu warga yang sedang menjalani isolasi mandiri,” pungkas Arik. (kri/abi/c1)

Sumber : Jawa Pos Radar Genteng