Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Ajak Tradisikan Baca Asmaul Husna

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

ajakGIRI – Rapat koordinasi Tiga Pilar se-Banyuwangi kembali digelar di Lapangan Tenis Indoor GOR Tawang Alun Rabu kemarin (12/11). Dalam kegiatan sinergisitas Tiga Pilar itu. ada yang baru dibanding acara-acara sebelumnya. yakni pembacaan Asmaul Husna. Pembacaan Asmaul Husna berjamaah itu dipelopori Kapolres AKBP Tri Bisono Soemiharso. Sebelum menyampaikan paparan tentang kondisi keamanan Banyuwangi terkini, Tri Bisono mengajak semua peserta rakor berdiri lalu membaca Asmaul husna secara bersama-sama hingga selesai.

Selama ini, kegiatan yang melibatkan para Desa/kelurahan, Camat, Danramil, Kapolsek. tokoh masyarakat hanya digelar ritual santunan anak yatim saja sebelum kegiatan dimulai. Pada kesempatan itu, AKBP Tri Bisono mengajak untuk mentradisikan pembacaan Asmaul Husna pada setiap kegiatan. Rakor Tiga Pilar itu diawali paparan Bupati Abdullah Azwar Anas. Pada kesempatan itu, Bupati Anas mengingatkan tentang 20 konsepsi dasar skala prioritas pembangunan Banyuwangi. 

Konsepsi dasar itu tersurat dalam Rencana Pembangunan jangka Panjang (RPJP) Banyuwangi periode 15-20 mendatang. Dalam konsepsi dasar yang terbagi menjadi 20 aspek tersebut, ada program wajib dan pendukung untuk memacu roda pembangunan ekonomi daerah. Untuk itu, Bupati Anas menginstruksikan semua aparatur pemerintah daerah untuk membaca RPJP itu. Dengan membaca dan mengingat lagi, dia berharap program pembangunan yang telah digariskan lebih mudah diimplementasikan lewat kerja sama antar pihak sesuai tugas pokok dan fungsinya.

“Kalau tidak pernah dibaca bagaimana mau mengevaluasi karena masa depan Banyuwangi 15-20 tahun lagi ada di situ,” ujar Bupati Anas . Bupati Anas juga mendorong aparatur pemerintahan membaca kembali produk legislasi daerah. Setelah itu, ikut serta aktif menyosialisasikannya ke masyarakat. Berdasar pengamatannya, implementasi peraturan daerah belum berjalan efektif tanpa sokongan semua pihak. ‘Ini penting sebagai fram- ework, kerangka kerja bersama. 

Makanya saya mohon untuk ketuban membaca produk legislasi daerah,” imbuhnya. Tak lupa, Bupati Anas juga membeber 12 persoalan krusial yang kini tengah dilihat. Tapi Banyuwangi, dan berpotensi memantik konflik terbuka bila tidak dikelola dengan baik. Beberapa persoalan tersebut seperti polemik pemanfaatan air, bonus demografi, penyalahgunaan narkoba, kasus HIV/AlDS, dan maraknya galian C.” Galian C masih marak tanpa upaya reklamasi.

Tidak bayar pajak, jalan justru banyak yang rusak, perlu penyelesaian khusus. jika kades dan camat bicara dihadapan masyatakat tolong pesan ini disisipkan,” tegas Anas. Di sisi lain, praktik lokalisasi yang disinyalir juga masih banyak yang membuka praktik. Pengendalian garis sepadan pantai, pengendalian bangunan pinggiran sungai dan jalan, pemberantasan buta huruf, dan kemiskinan. Bupati Anas menyampaikan kiat jitu untuk memecahkan persoalan tersebut. 

Misalnya melarang membuka tambak di area pinggiran pantai, menetapkan jarak minimal bangunan dengan badan jalan, dan melibatkan mahasiswa untuk memberantas buta huruf. Salah satu hasilnya turunnya jumlah buta aksara dari 59.985 jiwa pada 2010 menjadi 12.008 jiwa pada 2013. Bupati Anas berharap, masyarakat luas lebih merasakan dampak ekonomi atas geliat sektor pariwisata pantai, imbas dari larangan membuka tambak.

Termasuk jatuhnya orang miskin baru, seiring dengan rencana kenaikan BBM. Ini PR kita semua dan perlu kerja keras lagi. Beasiswa bagi anak miskin juga kita tingkatkan,” terangnya. Kapolres AKBP Tri Bisono mengaku terharu setelah lima bulan menjabat Kapolres di Banyuwangi. Dia mengapresiasi pemberian santunan pada anak yatim piatu di sela- sela kegiatan yang digelar Pemkab Banyuwangi. 

Tri Bisono mengaku jarang menjumpai fenomena kemanusiaan yang sama di tempat bertugas sebelumnya. “Saya juga terharu dengan forum- forum seperti ini. Semoga ke depan lebih bagus,” kata dia. Berkat bantuan masyarakat dan koordinasi antar institusi yang ada. Jumlah angka di Banyuwangi terjun bebas menjadi 1253 kasus pada 2013, dari 1.819 kasus pada 2011 silam. Kasus yang masih ditemukan seperti narkoba, judi, miras, premanisme, dan tindak asusila. Meski angka kriminalitas turun, dia mengingatkan untuk waspada terhadap tindak kejahatan.

” Saya harap ada peran aktif masyarakat menjaga kamtibmas. Jika ada yang mencurigakan mohon segera dilaporkan agar segera ditindaklanjuti,” pungkasnya. Selain Bupati Anas dan Kapolres Tri Bisono, Dandim 0825 Letkol Mangapul Hutajulu dan Ketua PN Yani Darmono juga ikut menjadi narasumber. Yani meminta pemerintah daerah untuk melengkapi petunjuk pelaksanaan dan pedoman pelaksanaan bantuan alokasi dana desa (ADD) agar tidak menjadi persoalan hukum. (radar)