Beredarnya surat terbuka tentang pengembalian mandat Abdullah Azwar Anas sebagai bakal calon wakil gubernur (bacawagub) Jatim kepada PDIP menuai reaksi lintas elemen di Banyuwangi.
Kalangan akademisi hingga tokoh agama menyesalkan langkah politik Bupati Banyuwangi dua periode tersebut. Mantan Rektor Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi Sugihartoyo mengatakan, tahun 2018 ini merupakan tahun politik. Segala sesuatu pun serba mungkin terjadi dan ujung-ujungnya kembali ke ranah politik tersebut. Karena itu, kata Sugihartoyo, terkait isu Anas yang beredar, pihaknya berharap masyarakat tidak terprovokasi.
“Jika segala sesuatu dikembalikan ke kepentingan politik subjektif, ini akan menjadi pembelajaran politik yang kurang baik. Apalagi itu mendasarkan isu-isu yang belum terkonfirmasi kebenarannya,” ujarnya kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin (6/1).
Sugihartoyo menambahkan, tahun politik harus diisi dengan pendidikan politik yang jernih. Dengan demikian, masyarakat berpartisipasi dengan perasaan bahagia. “Mereka datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) bukan dibarengi kepentingan-kepentingan negatif. Namun untuk memilih calon pemimpin yang sesuai dengan hati nuraninya,” kata Ketua Perkumpulan Gema Pendidikan Nasional (Perpenas) 17 Agustus 1945 Banyuwangi tersebut.
Karena itu, Sugihartoyo mengaku menyayangkan pengunduran diri Anas pada konstelasi politik Pilgub Iatim. Menurut dia, mestinya Anas tidak mundur, tetapi cukup memberikan klarifikasi soal isu-isu yang dialamatkan kepadanya.
Menurut Sugihartoyo, sosok sekaliber Anas semestinya tidak mengundurkan diri. Anas telah berhasil memimpin Banyuwangi hingga kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini mengalami kemajuan positif di berbagai bidang. “Apalagi akhir-akhir ini banyak daerah yang ngangsu kawruh ke Banyuwangi. Sehingga eman kalau sekaliber Pak Anas mengundurkan diri,” sesalnya.
Seharusnya, kata Sugihartoyo, Anas tidak menanggapi isu-isu yang dialamatkan kepadanya dengan emosional, tetapi dengan melakukan pendekatan politik. “Akan tetapi, kalau pun benar yang bersangkutan (Anas) mundur, kami menghormati hak politik pak Anas. Namun sekali lagi, kami menyayangkan sekaliber Pak Anas mundur,” cetusnya.
Hal senada dilontarkan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Banyuwangi KH M. Yamin. Menurut Yamin, kalau pun Anas benar-benar mengembalikan mandat sebagai cawagub alias mundur, maka dirinya tidak bisa mengintervensi. “Kami menghormati hak yang bersangkutan,” kata dia.
Namun begitu, sebagai pribadi selaku ketua FKUB, Yamin mengaku menyayangkan langkah Anas. “Kalau melihat track record Pak Anas yang gigih memimpin Banyuwangi sehingga Banyuwangi mengalami kemajuan signifikan di berbagai bidang, maka yang bersangkutan sudah berhasil memimpin Banyuwangi sehingga sudah waktunya naik tingkat ke Jatim,” ujarnya.
Apalagi, kata dia, selama menjadi Bupati Banyuwangi, Anas sangat care terhadap umat lintas agama. Kerukunan antar umat pun terjaga dengan baik. “Sehingga kami menyayangkan melihat potensi Pak Anas,” pungkasnya.(radar)