Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Akibat Macet, Dua Sopir Nyaris Adu Jotos di Jembatan Tambong

Dua orang sopir mobil pribadi yang nyaris adu jotos di tengah jalan raya akibat serempetan di Jalan Raya Kabat, Senin sore (1/1).
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Dua orang sopir mobil pribadi yang nyaris adu jotos di tengah jalan raya akibat serempetan di Jalan Raya Kabat, Senin sore (1/1).

Antrean panjang kendaraan juga terjadi di Jembatan Tambong, Dusun Mantren, Desa/Kecamatan Kabat, Banyuwangi, Senin (1/1). Posisi jembatan yang menyerupai bottle-neck itu jadi biang antrean panjang kendaraan. Bahkan, gara-gara kurang sabar dan salah paham, dua orang sopir nyaris adu jotos di tengah antrean panjang kendaraan itu.

Pantauan wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi, kepadatan arus kendaraan lalu lintas di jalan raya poros tersebut terjadi sejak siang kemarin. Antrean kendaraan dipicu membeludaknya volume kendaraan yang melintas di ruas jalan nasional tersebut.

Antrean itu dipicu penyempitan jembatan. Jalur yang lebar dari utara, tiba-tiba menyempit di jembatan yang berbelok dan menurun itu. Sebaliknya, jalur yang juga lebar dari selatan juga menyempit saat masuk jembatan.

Ruas jalur utama jurusan Banyuwangi-Rogojampi umumnya terdiri dari empat lajur dari utara maupun selatan. Begitu memasuki Jembatan Tambong, kondisi jalan menurun dan menyempit menjadi dua lajur.

Penyempitan ruas jalan di atas jembatan itulah yang memicu kemacetan. Kendaraan dari arah Banyuwangi yang awalnya melaju kencang, mulai melambat begitu mendekati Kantor Desa Kabat. Arus lalu lintas berjalan merayap, dan berhenti 500 meter sebelum jembatan.

Antrean panjang dan jalur sempit itu juga menyebabkan dua sopir mobil pribadi terlibat adu mulut. Keduanya nyaris adu jotos di tengah jalan. Gara-garanya juga sepele. Mobil yang semula melaju mendahului dari sisi kiri jalan, ketika mendekati jembatan pengendara terpaksa kembali masuk jalur antrean di tengah.

Karena kedua sopir sama-sama tidak mau mengalah, mobil mereka saling berebut saat masuk lajur. Saat berebut lajur jalan itu, kedua mobil nyaris senggolan dan diseruduk dari arah belakang. Seorang sopir langsung menghentikan mobilnya di tengah jalan, dan turun dari mobil.

Dia turun dan menegur sopir yang posisi mobil di belakangnya. Kedua sopir sama-sama turun dari kendaraan dan terlibat adu mulut di tengah jalan. Pemandangan itu semakin memperparah kemacetan.

Beruntung, peristiwa tersebut tak berlangsung lama. Pemuda dan warga sekitar lokasi pun tanggap dan dengan cepat melerai ketegangan dua sopir tersebut. “Mungkin sopirnya lelah, jadi begitu kena macet langsung emosi dan nyaris jotosan,” ungkap Rohman, 35 warga Desa Kabat.

Ulah kedua sopir itu kian memperparah antrean kendaraan. Bahkan, kendaraan dari arah Banyuwangi menuju Rogojampi mengular hingga satu kilometer. “Setiap liburan pasti padat dan macet seperti ini. Terutama pada siang dan sore hari. Kadang pernah antre panjang sampai malam hari,” jelas Rohman.

Nurkhoiri, salah seorang pengendara asal Rogojampi mengaku kerap terjebak macet saat memasuki Jembatan Tambong. Terutama saat jam berangkat dan pulang kerja. Terlebih jika hari raya besar dan libur nasional. Dia berharap pada pemerintah supaya jembatan tersebut bisa segera diperlebar karena kerap menjadi biang kemacetan.

“Usul saya, di atas jembatan itu bisa dibuat dua lajur. Jadi lajurnya satu arah dari selatan dan satu lajur dari utara. Mungkin bisa menjadi solusi agar tidak sampai terjadi kepadatan arus lalu lintas seperti ini,” tandasnya.(radar)