sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Arus kendaraan dan penumpang kapal dari Bali menuju Jawa melalui lintasan Gilimanuk–Ketapang masih terpantau tinggi.
Data produksi PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menunjukkan intensitas arus keluar Bali hingga akhir Desember masih berlangsung signifikan, seiring pergerakan masyarakat pada masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Berdasarkan data ASDP, tercatat 27.999 penumpang diberangkatkan dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Pelabuhan Ketapang.
Sementara itu, total pergerakan kendaraan mencapai 7.911 unit. Angka tersebut menunjukkan tingginya mobilitas penyeberangan dari Pulau Dewata ke Jawa.
Dominasi kendaraan terlihat pada tingginya jumlah kendaraan roda dua yang menyeberang dari Bali, yakni mencapai 3.237 unit. Disusul kendaraan roda empat atau lebih sebanyak 4.674 unit.
Aktivitas angkutan umum dan logistik juga tercatat cukup padat, dengan 319 unit bus dan 1.839 unit truk menyeberang menuju Jawa melalui lintasan Selat Bali.
Di sisi lain, Pelabuhan Ketapang juga mencatat kedatangan penumpang dalam jumlah besar. Tercatat sebanyak 25.844 penumpang tiba di Ketapang dari Gilimanuk, dengan total 6.316 unit kendaraan.
Rinciannya, terdiri dari 1.631 kendaraan roda dua dan 4.685 kendaraan roda empat atau lebih, serta 359 bus dan 1.676 truk.
General Manager ASDP Ketapang Ardhi Ekapaty menjelaskan, tingginya volume penyeberangan tersebut setidaknya dipengaruhi oleh dua faktor utama.
Pertama, adanya arus balik masyarakat setelah merayakan libur Natal dan Tahun Baru di Bali. Kedua, meningkatnya pergerakan wisatawan dari Bali menuju Jawa.
“Kedua faktor itu sama-sama berkontribusi terhadap naiknya jumlah penumpang dan kendaraan yang menyeberang dari Bali ke Jawa,” tegas Ardhi.
Menhub Tekankan Keselamatan Operasional Kapal
Kesiapan Pelabuhan ASDP Ketapang menjelang puncak arus balik Nataru juga mendapat perhatian langsung dari pemerintah pusat.
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menegaskan pentingnya aspek keselamatan pelayaran di tengah potensi peningkatan arus penumpang kapal di lintasan padat Ketapang–Gilimanuk.
Page 2
Page 3
Hal tersebut disampaikan Menhub saat melakukan peninjauan langsung ke Pelabuhan Gilimanuk, Senin (29/12).
Dudy menyebutkan, puncak pergerakan penumpang diperkirakan terjadi pada malam pergantian tahun, Senin (29/12) hingga Selasa (30/12).
Sementara puncak arus balik diprediksi berlangsung pada Sabtu (3/1) dan Minggu (4/1).
“Karena itu, kesiapan layanan penyeberangan Bali–Jawa menjadi perhatian utama pemerintah,” ujar Dudy.
Dalam kesempatan tersebut, Menhub menyampaikan empat pesan penting kepada PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan seluruh pemangku kepentingan pelabuhan. Pesan pertama dan utama adalah keselamatan.
“Keselamatan tidak bisa ditawar. Seluruh kebijakan operasional harus berorientasi pada perlindungan penumpang dan awak kapal,” tegasnya.
Pesan kedua menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor, mulai dari regulator, operator, aparat keamanan, pemerintah daerah, hingga seluruh pemangku kepentingan pelabuhan.
Menurutnya, kelancaran layanan penyeberangan selama Nataru hanya dapat terwujud melalui sinergi yang solid.
Pesan ketiga adalah evaluasi dan pembelajaran dari kejadian sebelumnya. Menhub meminta seluruh pihak benar-benar memperhatikan detail operasional sebagai pelajaran dari insiden KMP Tunu Pratama Jaya pada Juli 2025, agar kejadian serupa tidak terulang, khususnya di lintasan padat Selat Bali.
Pesan keempat menyangkut kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem. Menhub mengingatkan, perubahan cuaca dapat terjadi sewaktu-waktu dan berdampak langsung pada keselamatan pelayaran.
“Pemantauan cuaca serta pengambilan keputusan berbasis kondisi lapangan harus dilakukan secara ketat,” kata Dudy.
ASDP Siapkan 55 Kapal dan Sistem Antisipasi Lonjakan
Menindaklanjuti arahan tersebut, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memastikan kesiapan penuh menghadapi arus balik Nataru di lintasan Gilimanuk–Ketapang.
Senior General Manager Regional III ASDP, Capt Luthfi Adi Subarkah, mengungkapkan bahwa saat ini tersedia 55 unit kapal siap operasi dengan dukungan 17 dermaga di Pelabuhan Gilimanuk dan Ketapang.
Selain armada kapal, ASDP juga menyiapkan buffer zone dan delaying system untuk mengantisipasi lonjakan kendaraan.








