Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Awalnya Ditentang Istri, Kini Malah Disuruh ke Kali

DIKLAT: Sebelum berangkat, petugas menjelaskan cara melaju dengan tubing.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
DIKLAT: Sebelum berangkat, petugas menjelaskan cara melaju dengan tubing.

Dulu, nama X-Badeng Adventure memang tidak setenar sekarang. Para perintis usaha tersebut membangun adventure tersebut penuh perjuangan. Sebab, awalnya banyak yang menentang wahana petualangan arung sungai tersebut.

PROTES tidak hanya datang dari pihak luar. Protes keras justru muncul dari keluarga ter dekat para perintis X-Badeng Ad venture. Alasannya, ketika itu, kegiatan kintir-kintiran ter sebut dinilai tidak bermanfaat. ‘’Awalnya memang berat.

Banyak di protes keluarga  sendiri,’’ tutur Sutarji. Adventure tersebut memang bermula dari aktivitas sejumlah pemuda yang hanya main-main di kawasan sungai Badeng. Kemudian, dari situ tercetus ide menjadikan kegiatan adventure tersebut sebagai komoditas yang bisa dijual sebagai objek wisata petualangan alam.

Sutarji mengatakan, pada awal mencari rute tubing memang menyita waktu. Mereka harus melakukan survei lokasi dan rute yang tepat, sehingga layak jual. Karena sering keluyuran menyusuri sungai hingga malam, dirinya pernah tidak disapa istrinya.

Mertua juga memberi nasihat. Bahkan, anak-anak pun sering pro tes karena sang ayah jarang di rumah dan memilih menyusuri sungai. Secara umum, pihak keluarga menganggap kintir-kintiran di sungai tersebut tidak berguna. ‘’Kata istri saya, itu gak ada untungnya. Mainan seperti anak-anak,’’ jelasnya.

Kini Sutarji membuktikan bahwa apa yang dilakoninya itu bisa membantu ekonomi keluarga. Setelah X-Badeng Adventure dikenal publik, pihak keluarga tak lagi mem persoalkan. Istri pun tidak lagi marah-marah. ‘’Kalau dulu dilarang kintir-kintiran, sekarang malah disuruh,’’ jelasnya Hal senada diungkapkan Ketua X-Badeng Ad venture, Yusuf. Dia mendapatkan protes ber tubi-tubi dari keluarga.

Meski begitu, dengan pem berian pemahaman, berangsur-angsur keluarga bisa memahami. ‘’Pelan-pelan mereka tahu apa yang saya impikan,’’ terangnya. Bahkan, kata Yusuf, kini pihaknya sudah me nyiapkan tempat penginapan. Sebab, banyak wisatawan dari luar kota yang membutuhkan tempat bermalam ‘’Kita siapkan fasilitas penginapan yang nyaman,’’ tandasnya.

Dia memaparkan, rata-rata pengunjung tiap bu lan mencapai 220 orang. Jumlah pengunjung tersebut naik hingga seratus persen saat Lebaran. ‘’Kalau libur panjang Lebaran bisa sampai 500 pengunjung,’’ jelasnya. Sampai saat ini, kata dia, pihaknya sudah memiliki 60 ban dan beberapa perlengkapan ke amanan. Awalnya hanya memiliki 20 unit ban. ‘’Kita akan terus tambah untuk mengantisipasi banyaknya pengunjung,’’ pungkasnya. (radar)