sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Dua bandara di Jawa Timur kini berada di dua kutub berbeda. Bandara Dhoho Kediri sudah lima bulan tidak beroperasi.
Sementara itu, Bandara Banyuwangi justru kembali bersinar dengan status bandara internasional dan peningkatan jumlah penerbangan.
Dhoho Kediri: Operasional Terhenti, Warga Kehilangan Pekerjaan
Sudah lima bulan Bandara Dhoho Kediri berhenti beroperasi. Hingga Oktober 2025, belum ada tanda-tanda penerbangan akan kembali dibuka. Dampaknya kian terasa luas.
Baca Juga: Beda Nasib: Bandara Dhoho Terhenti, Banyuwangi Melesat! Ini Kisah Dua Bandara Jawa Timur
Puluhan warga dari lima desa di tiga kecamatan — Grogol, Banyakan, dan Tarokan — kehilangan pekerjaan.
“Mereka adalah warga Desa Grogol, Jatirejo, Tiron, Bulusari, dan Tarokan,” ujar Suparyono, Kepala Desa Grogol.
Warga kini kesulitan mencari pekerjaan baru. Lahan pertanian sudah habis, dan sebagian hanya bisa menunggu panggilan kerja dari bandara yang belum pasti beroperasi kembali.
Selain pekerja lokal, para investor juga mulai angkat kaki. Usaha-usaha kecil di sekitar bandara banyak yang tutup karena tidak ada pengunjung.
Baca Juga: Talenta Ajaib Senilai Rp 590 Miliar Ini Bikin Legenda Chelsea Takjub! Gus Poyet: Dia Bisa Jadi Pemain Kelas Dunia!
Seperti yang dialami Nandha (21), mantan pegawai persewaan mainan di area bandara.
“Dulu saya pekerja tetap, sekarang freelance. Pengunjung menurun drastis. Sebelum bandara berhenti, bisa 50 orang sehari. Sekarang bisa dihitung jari,” keluhnya.
Kini, Nandha hanya beroperasi saat akhir pekan. Ia berharap Bandara Dhoho bisa segera dibuka agar ekonomi warga kembali hidup.

Pesawat Batik Air landing di Bandara Banyuwangi, Senin (14/11/22). (SURI for Radar Banyuwangi)
Banyuwangi Naik Status Jadi Bandara Internasional Lagi
Berbeda jauh dengan Dhoho, Bandara Banyuwangi justru naik kelas.
Page 2
Page 3
Melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 37 Tahun 2025, Bandara Banyuwangi kembali menyandang status bandara internasional, bersama 35 bandara lain di Indonesia.
Baca Juga: Desa Kenjo, Satu-Satunya Desa di Banyuwangi yang Hanya Punya Dua Dusun tapi Kaya Budaya dan Potensi Alam
Langkah ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto untuk mempercepat pemerataan ekonomi, pariwisata, dan investasi nasional.
Menhub Dudy Purwagandhi menegaskan bahwa pembukaan bandara internasional baru adalah strategi penting meningkatkan konektivitas antarwilayah.
“Penetapan ini adalah langkah strategis yang sejalan dengan visi Presiden,” ujar Dudy di Jakarta (13/8).
Bandara Banyuwangi sendiri bukan pemain baru di jalur internasional.
Pada 2018, bandara dengan konsep green airport ini pernah melayani rute Banyuwangi–Kuala Lumpur menggunakan pesawat Airbus A320 Citilink, bertepatan dengan penyelenggaraan IMF–World Bank Annual Meeting di Bali.
Baca Juga: Terungkap! Skenario Gila yang Hampir Membuat Ruben Amorim Dipecat Manchester United Sebelum Jeda Internasional
Dekat Bali, Wisata Kuat, dan Mobilitas Tinggi
Banyuwangi memiliki sejumlah keunggulan strategis:
-
Dekat dengan Bali, menjadikannya alternatif penerbangan hemat menuju Pulau Dewata.
-
Wisata alam kelas dunia seperti Kawah Ijen dan Taman Nasional Alas Purwo menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.
-
Karakter budaya mirip Malaysia, membuat konektivitas antarnegara semakin relevan.
-
Banyak Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Banyuwangi dan sekitarnya yang bekerja di Malaysia, meningkatkan potensi pasar penerbangan lintas negara.
Baca Juga: Resmi! Manchester United Rekrut Eks Pejabat Arsenal, Operasi Rahasia INEOS Ubah Struktur Klub dari Dalam!
Perbandingan Dua Bandara Jawa Timur
1. Status Operasional (2025)