Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Banyak Kecurangan dalam Unas

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

banyakkeCLURING – Pelaksanaan ujian nasional (unas) SMP/SMA sederajat di Banyuwangi ditengarai banyak masalah. Banyak permainan yang dilakukan oknum siswa, guru, bahkan pejabat Dinas Pendidikan Banyuwangi, khususnya saat mengerjakan soal unas. Tengara adanya penyimpangan itu diungkap dalam dialog interaktif bertema “Setelah Senang Datangnya Unas” di Kampus Universitas Bakti Indonesia, Kecamatan Cluring, Minggu kemarin (12/5).

Diskusi itu diselenggarakan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Banyuwangi. Dalam dialog itu terungkap bahwa para peserta yang baru saja mengikuti unas secara terus terang mengakui banyak kecurangan yang dilakukan guru dan siswa. Sebagaimana disampaikan Agus Fathoni, salah satu siswa yang baru saja mengikuti unas. Menurutnya, saat mengerjakan soal, dia dan rekan-rekannya bisa dengan leluasa berbagi jawaban.

Bahkan, dengan leluasa pula dia dan teman-temannya saling tukar lembar soal yang sudah diisi rekan-rekan yang lain. “Jadi kita kongkalikong dengan teman-teman, yang penting jawaban tersebut tidak sampai menyebar ke sekolah lain,” ungkap salah seorang peserta diskusi yang dipandu Kabiro Radar Genteng Abdul Aziz itu. Hal itu dilakukan atas sepengetahuan guru, bahkan atas anjuran para guru. Tujuannya, tidak lain agar nilai mereka bisa mengalahkan sekolah lain.

“Kalau nilai jelek, guru merasa malu,” tandas siswa salah satu SMA negeri favorit di Banyuwangi itu. Hal tak jauh berbeda disampaikan seorang guru salah satu SMA negeri di Banyuwangi. Menurutnya, tanda adanya kecurangan dalam unas sebenarnya sudah tercium sejak sebelum unas dilaksanakan. Saat itu, dia dan beberapa guru sekolah lain mengaku sempat dikumpulkan oleh oknum pejabat Diknas Banyuwangi. Intinya, para guru diajak membahas cara memberikan kunci jawaban kepada para siswa.

Melalui cara tersebut, nama sekolah yang dikenal favorit di Banyuwangi tak akan jatuh. “Jadi, ada transaksi jual-beli kunci jawaban yang disampaikan oknum tertentu melalui ketua Osis,” tandas seorang guru yang enggan disebut namanya tersebut. Ayung, perwakilan IPNU Kota Banyuwangi, berbicara lebih keras lagi. Menurutnya, kecurangan dalam unas sebenarnya sudah terjadi sejak dirinya duduk di bangku Madrasah Aliyah (MA) beberapa tahun lalu. Kecurangan tersebut dilakukan oknum guru, murid, dan pengawas.

“Sehingga, saya berani katakan bahwa ijazah para siswa yang lulus unas di Banyuwangi ini rata-rata banyak yang subhat,” tandasnya yang langsung mengundang tawa ratusan peserta. Menanggapi banyaknya keluhan dan kritikan para peserta, Sekretaris Dinas Pendidikan Banyuwangi, Dwi Yanto, mengakui masih banyak kekurangan dalam pelaksanaan unas. Bahkan, dia juga mengaku sempat mendapat laporan adanya pembagian kunci jawaban di salah satu SMA di Banyuwangi. “Namun, setelah kita cek ternyata nggak ada kok, dan tidak mungkin ada kunci jawaban yang bocor,” tandasnya.  (radar)