KOMPAS.com – Kabupaten Banyuwangi meraih penghargaan Swasti Saba kategori Padapa dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat 2025.
Selain penghargaan Swasti Saba, Banyuwangi juga berada di posisi kedua terbaik dalam Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) kategori Madya.
Penghargaan tersebut diberikan secara langsung oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin kepada Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Jakarta, Jumat (28/11/2025).
Anugerah Swasti Saba merupakan bagian dari upaya Kemenkes untuk mengukur tingkat kesehatan kabupaten/kota yang dinilai berdasarkan capaian sembilan tatanan.
Sembilan tatanan yang dimaksud, yaitu kehidupan masyarakat yang sehat mandiri, permukiman dan fasilitas umum, satuan pendidikan, pasar rakyat, perkantoran dan perindustrian, pariwisata sehat, transportasi dan tertib lalu lintas, perlindungan sosial, serta pencegahan dan penanganan bencana.
Baca juga: Kalau Masyarakat Sehat, Negara Juga Aman
“Sembilan tatanan tersebut terus kami kembangkan secara terintegrasi dengan berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) hingga instansi vertikal guna mewujudkan kota yang sehat, nyaman, dan aman,” ujar Ipuk dalam keterangan resminya, Selasa (2/12/2025).
Sementara itu, lanjut dia, penghargaan STBM merupakan wujud dari kesadaran masyarakat Banyuwangi dalam menjaga kesehatan.
“Ini merupakan kolaborasi semua pihak untuk bersama-sama menjaga kesehatan masing-masing. Kesadaran yang patut untuk dijaga dan dikembangkan,” ucap Ipuk.
Program STBM mencakup verifikasi lapangan terhadap upaya penguatan implementasi lima pilar STBM, yakni Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS), Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga, Pengelolaan Sampah Rumah Tangga, dan Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga.
Baca juga: Rumah Panggung di Laut dan Perjuangan Warga Hadapi Sanitasi Tak Layak
Ipuk menambahkan, penghargaan tersebut bersifat fluktuatif yang dapat berubah setiap tahun seiring dengan naik turunnya kualitas berbagai indikator penilaian.
Oleh karena itu, ia berpesan kepada seluruh stakeholder terkait dan masyarakat untuk berkontribusi menjaga kualitas kesehatan di lingkungan masing-masing.
“Sebagaimana pesan Pak Menteri, mari kita mulai dengan menjaga pola makan kita, pola istirahat, gaya hidup sehat, hingga olahraga. Semuanya turut berkontribusi dalam mewujudkan kota sehat,” tegas Ipuk.
Apresiasi Menkes
Pada momentum penyerahan penghargaan tersebut, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengapresiasi kerja keras pemerintah daerah (pemda) dalam mewujudkan kota yang sehat.
Menurutnya, kepala daerah dapat turut berkontribusi untuk meningkatkan rata-rata hidup sehat dan angka harapan hidup.
“Ini bukan hanya tugas Kemenkes, tapi kesempatan bagi kepala daerah, bupati, wali kota, dan gubernur, untuk turut menjaga kesehatan 280 juta penduduk Indonesia,” ungkap Budi.
Baca juga: Jangan Lupa Piknik, Bukti Ilmiah Tunjukkan Alam Bisa Jaga Kesehatan Mental
Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa kini rata-rata hidup sehat di Indonesia mencapai usia 60 tahun. Hal ini ditargetkan bertambah menjadi 65 tahun pada 2029. Sementara itu, angka harapan hidup dari 72 tahun dicanangkan bertambah menjadi 75 tahun.
“Strateginya adalah dengan mendidik masyarakat hidup sehat, namanya promotif, dan mencegah masyarakat dari penyakit, artinya preventif,” tegas Budi.








