Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Banyuwangi Siapkan Manajemen Pengembangan Buah Naga

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur, melalui Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan), siapkan manajemen pengembangan buah naga. Upaya ini dilakukan untuk memberi solusi terhadap sejumlah permasalahan yang belakangan kerap dikeluhkan para petani.

Sebagai langkah awal, pada Rabu (15/2/2023), Dispertan Banyuwangi, menemui para petani yang tergabung dalam Petni Buah Naga Banyuwangi (Panaba), hingga pengepul buah naga. Dipimpin langsung Pelaksana Tugas (Plt) Dispertan Banyuwangi, Ilham Juanda, SP, mereka berdiskusi di Kampung Naga Petrokimia, di Dusun Tambakrejo, Desa Bulurejo, Kecamatan Purwoharjo.

Para petani menyampaikan seluruh uneg-uneg. Mulai dari dicabutnya kuota pupuk subsidi oleh pemerintah untuk komoditas buah naga. Hingga terjun bebasnya harga buah naga. Yang biasa pada saat panen raya harga stabil di angka Rp6000 hingga Rp7000 perkilogram, kini satu kilogram buah naga hanya dibandrol Rp4000 saja. Tentu kondisi tersebut membuat petani merugi.

“Ketika kuota pupuk subsidi dicabut untuk komoditas buah naga, itu akan memberatkan sekali, menimbang harga pupuk non subsidi sangat tinggi, petani sangat sulit mendapatkan keuntungan,” ucap Ketua Panaba, Edy Purwoko.

Menyampaikan aspirasi para petani buah naga, dia berharap ada perhatian khusus dari Pemkab Banyuwangi. Mengingat Banyuwangi, merupakan sentral buah naga terbesar di Indonesia.

Ilham-Juanda-2.jpgPlt Kepala Dinas Pertanian dan pangan (Dispertan) Banyuwangi, Ilham Juanda, melakukan kunjungan kebun milik Ketua Panaba, Edy Purwoko, di Kampung Naga Petrokimia. (FOTO: Anggara Cahya/TIMES Indonesia)

“Pupuk adalah ruh atau jiwa petani buah naga, tanpa pupuk hasil panen akan terus mengalami penurunan,” terangnya.

Menanggapi diskusi keluh kesah para petani, Dispertan Banyuwangi, langsung menyiapkan solusi manajemen pengembangan buah naga. Diantaranya melakukan optimalisasi pertanian buah naga dengan teknik budidaya menggunakan lampu. 

Tekni ini biasa disebut Puting Si Naga atau kepanjangan dari Penggunaan Lampu Tingkatkan Produktivitas Buah Naga. Inovasi ini memungkinkan petani buah naga tetap bisa panen meskipun diluar musim atau Off Season.

Solusi kedua, mengoptimalkan perluasan pasar domestik dibeberapa kota besar. Proses pengiriman menggunakan kendaraan Cold Storage, sehingga kesegaran buah naga tetap terjaga hingga kota tujuan. Misal pengiriman ke Sumatera dan Medan.

“Termasuk melakukan penjajakan pasar ekspor, bekerja sama dengan eksportir yang mempunyai Packing House di Banyuwangi,” beber Ilham.

Ketiga solusi dinilai akan mampu menjawab permasalahan fluktuasi harga jual buah naga di Banyuwangi. Sementara untuk solusi pemupukan, sesuai arahan Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas, Dispertan akan mengkampanyekan penggunaan Pupuk Organik Cair (POC) dan Pupuk Organik Granul (POG). (*)

Pewarta : Syamsul Arifin
Editor : Wahyu Nurdiyanto

source