BANYUWANGI – Komitmen masyarakat meningkatkan pembangunan sektor pertanian, khususnya hortikultura, diapresiasi Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim). Hal itu menyebabkan Banyuwangi tetap menyandang predikat sebagai lumbung pangan di Jawa Timur dan nasional.
menjelaskan, hal ini karena Banyuwangi mampu menyumbang produksi yang tinggi. Misalnya, kata dia, produktivitas kedelai Banyuwangi yang mencapai 1,9 ton per hektare (ha) melebihi produktivitas provinsi dan nasional yang rata-rata mencapai 1,2 ton per ha.
“Tidak hanya hortikultura, tapi padi kita juga memiliki produktivitas tinggi,” terang Ikrori dihubungi via telepon seluler kemarin (24/10). Produktivitas padi di Banyuwangi melampaui provinsi 5,9 Ton dan nasional 5,2 Ton per ha.
“Produktivitas padi kita mencapai 6,6 ton per hektare,” imbuh Ikrori. Hal itu tidak lepas dari komitmen petani Banyuwangi membangun sektor pertanian. Menurut Ikrori, ada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) petani Banyuwangi.
Hal itu ditandai dengan sejumlah prestasi yang dicapai kelompok tani. Baru-baru ini kelompok tani asal Glenmore meraih juara dua dalam lomba agrobisnis tanaman pangan dan hortikultura kelompok agrobisnis jagung tingkat provinsi Jawa Timur.
Capaian tersebut sangat membanggakan di tengah musim panas kering yang melanda. Ternyata petani menunjukkan kemampuannya memproduksi komoditas dengan volume yang lebih banyak dan kualitas baik.
“Semoga penghargaan ini semakin memotivasi para kelompok tani dan masyarakat petani agar lebih berinovasi dalam mengembangkan hortikultura,” jelasnya. Banyuwangi juga dianggap mampu mengurangi kemiskinan melalui pertanian.
Hal tersebut ditunjukkan melalui penghargaan yang diperoleh salah satu kelompok masyarakat pertanian dalam lomba anti poverty program (APP) atau program anti kemiskinan tingkat provinsi September 2015 lalu. (radar)