Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Bawa Pulang Piala dari Kejuaraan Tenis dan Selam

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

bawaJARUM jam di dinding ruang Kepala SDN Model sudah menunjukkan pukul 11.30 Sabtu (7/6), kemarin. Siang itu ruangan kepala sekolah terlihat lengang. Hanya ada si pemilik ruangan, yakni Suhernik, sang kepala sekolah. Ruangan dengan corak biru itu penuh piala. Sambil duduk di sofa, perempuan itu rupanya tengah menunggu seseorang. Sepuluh menit kemudian, datang dua orang siswanya. Mereka adalah Shada Noorfathya Ahmad dan Sabrina Sahar Putri Diyani.

Kehadiran dua siswi ini bukan lantaran sedang dihukum. Mereka adalah siswa berperstasi. Keduanya mampu mengangkat nama Banyuwangi di pentas nasional dan regional Jawa Timur. Tak seberapa lama, Suhernik memulai perbincangan dengan wartawan koran ini. Kasek perempuan itu juga memperkenalkan dua muridnya yang baru saja mengharumkan nama sekolah dan Banyuwangi. Shada buka suara terkait sepak terjangnya hingga dipanggil di ruangan istimewa siang itu.  

Anak pasangan Achmad Saichu dan Aan Armiasih baru saja mengikuti Sportama Junior Super Series IV yang digelar 14-16 Mei. Dalam kejuaraan tenis lapangan yang mempertandingkan kategori usia di bawah 12 tahun itu, Shada berhasil menggondol dua gelar juara.Gelar pertama diraih dari nomor tunggal putri. Sedangkan gelar satunya diperoleh dari nomor ganda putri. Juara itu cukup spesial dirasakan Shada terutama di nomor tunggal putri. Menghadapi wakil tuan rumah Surabaya di final, dia berhasil mengandaskan perlawanan wakil Kota Pahlawan.

Ini prestasi langka, khususnya bagi petenis Banyuwangi di ajang nasional karena bisa menumbangkan wakil dari Surabaya. Sedangkan di nomor ganda putri, Shada yang dipasangkan dengan Silvi Audi berhasil menumbangkan pasangangado-gado asal Semarang dan Sidoarjo. Target awal satu gelar juara. Tapi Shada pulang dengan membawa dua gelar. Di balik kesuksesan, tentu ada perjuangan keras. Persiapan intensif dilahap Shada. Lebih kurang sebulan, dia menempa diri untuk menyiapkan ajang tingkat nasional tersebut.  

Mulai dari menu latihan fisik dan teknik, mendapat gemblengan khusus dari sang pelatih. Orang tua juga ikut mendukung. Jauh hari sebelum mengikuti pertandingan, orang tua menyajikan menu seafood untuk Shada. Siswi
kelas lima ini semakin termotivasi untuk meraih prestasi. Shada rupanya sudah berlatih tenis lama. Tujuh tahun lalu dia sudah terbiasa main tenis. Ini yang membuatnya semakin matang dalam memainkan raket dan bola di atas lapangan.

Di clubnya DTC Banyuwangi, kedua orang tuanya mengarahkan penggila makanan seafood ini untuk berlatih keras.  Padahal, ayahnya merupakan penggila olahraga badminton. Sedangkan ibunya baru penggiat olahraga tenis lapangan. Tidak masalah, perbedaan orientasi olahraga ini justru membuat Shada semakin termotivasi. Lima kali dalam sepekan, dia senantiasa menyempatkan diri untuk berlatih.Padatnya jadwal latihan kadang membuat Shada merasa capek. Namun itu bukan alasan untuk tidak fokus ke sekolah. 

Tugas dan belajar untuk sekolah menjadi prioritas utama. Sebelum dan sesudah berlatih, dia menyempatkan menoleh buku pelajaran. Bahkan saat cidera menghantamnya, Shada tidak melewatkan waktu untuk belajar dan tetap nimbrung di olahraga tenis. Selain Shada, Sabrinna Sahar Putri Diyani juga menorehkan prestasi. Siswi yang akrab disapa Sabrina ini juga mengangkat nama Banyuwangi lewat olahraga selam. Penampilannya di event kejurda selam di Banyuwangi, 27-29 Mei menambah deretan prestasi yang diraih SDN Model.

Dia mampu tampil prima bersama rekan-rekannya saat tampi di nomor estafet 4×50 meter. Berlatih sejak duduk di bangku taman kanak-kanak, membuat mental dan skill Sabrina terasah. Siswi kelas dua ini pun mampu bersaing dengan kontestan dari kota/kabupaten di Jawa Timur lainnya. Sabrina dan Shada memiliki angan yang sama rupanya. Keduanya ingin tampil di kejuaraan berlevel internasional. Melihat usia dan keteguhan dalam berlatih, cita-cita itu boleh jadi tinggal menunggu waktu saja. Kondisi ini juga dirasakan oleh pihak sekolah. 

Kepala sekolah SDN Model Suhernik kerap diberikan kejutan oleh kedua siswinya tersebut. Dengan usia yang cukup muda, tidak jarang keduanya sering membawa oleh-oleh medali dan tropi. Ya, sebagai kepala sekolah, Suhernik senantiasa memberikan dukungan dan hanya bisa berdoa, semoga segala citacitanya tercapai. (radar)