Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Bayi Cantik yang Ditemukan di Hutan Wongsorejo Diserahkan ke Negara

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Seorang bayi berjenis kelamin perempuan yang ditemukan warga  tergeletak di pinggir hutan di kawasan Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi,  seminggu yang lalu, kini telah telah diserahkan ke UPT pelayanan asuhan balita Sidoarjo. Penyerahan bayi ini dilakukan oleh Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Banyuwangi.

Bayi malang yang tak diketahui orangtuanya ini, dijemput langsung oleh Kasie Pengembangan dan Pembinaan UPT Pelayanan Asuhan Anak Balita Terlantar, Dwi Antini Sunarsih di RSUD Blambangan Banyuwangi, Rabu (25/7/2018).

“Kita serahkan ke Sidoarjo. Sebab disini tidak ada yang mengakui ayah dan ibu anak ini. Ini sudah sesuai aturan anak ini akan dibiayai negara,” ujar Peno Handayani, Kadinsos Banyuwangi.

Sebelumnya, tambah Peni, bayi mungil berkelamin perempuan ini sempat di titipkan di RSUD lambangan Banyuwangi beberapa hari. Karena kondisi bayi tersebut sempat drop. Setelah kondisinya stabil bayi tersebut langsung di serahkan ke UPT Pelayanan Asuhan Balita Sidoarjo untuk di rawat.

“Kita serahkan bayi ke UPT supaya perawatan dan segala kebutuhan bayi bisa terjamin,” tambahnya.

Sejauh ini, tambah Peni, ada sekitar 80 keluarga yang telah mengajukan diri dan berminat mengadopsi bayi tersebut. Kendati demikian, Peni menyerahkan proses pengadopsian bayi tersebut kepada UPT Pelayanan Asuhan Balita Sidoarjo.

“Itu wewenang mereka. Selain itu yang menjadi catatan proses pengadopsian bayi harus sesuai dengan ketentuan yang ada dan sesuai prosedur. Adapun syarat bagi masyarakat yang ingin mengadopsi bayi mungil ini harus di lihat dari ekonomi mampu apa tidak. Karena ditakutkan jika setelah berhasil mengadopsi bayi tersebut malah di terlantarkan apalagi sampai di jual,” pungkasnya.

Sementara itu Kasie Pengembangan & Pembinaan UPT Pelayanan Asuhan Anak Balita Terlantar, Dwi Antini Sunarsih mengatakan, sejak tahun 2010, pihaknya sudah mengasuh balita sebanyak 382 anak terlantar. Sementara untuk yang sudah diadopsi oleh beberapa masyarakat sebanyak 271 anak.

“Untuk mengadopsi anak yang baru lahir harus menunggu selama 6 bulan. Itu untuk menyesuaikan kondisi bayi agar tidak terjadi masalah saat di adopsi oleh orang lain,” ujarnya.