Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Beda Pilihan Cakades, Tetangga Diusir

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

bedaCLURING – Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Sraten, Kecamatan Cluring, yang berlangsung Kamis lalu (5/9) masih menyisakan masalah bagi warga setempat. Diduga akibat beda pilihan dengan tetangganya, Qosidah, 40, seorang janda pendukung calon kepala desa (cakades) Sraten terpilih, Rahman Mulyadi, mengaku diusir oleh tetangganya sendiri, Jayus.

Sekadar tahu, selama bertahun- tahun lamanya, Qosidah yang menempati rumah bersama adiknya, Amalah, 35, dan seorang anaknya, Dayat, numpang di pekarangan milik Jayus di Dusun Krajan, RT 02/RW 01. Saat pilkades lalu, Qosidah, Amalah, serta Dayat memilih Rahman Mulyadi. Sedangkan Jayus dikenal sebagai tim sukses cakades lain, yaitu Parto.

Sehari setelah Rahman Mulyadi dinyatakan sebagai pemenang, Dayat mengaku dipanggil oleh Jayus. Dia dikasih tahu agar segera pindah rumah. “Katanya tanah tersebut mau ditempati anaknya,” kata Dayat ditemui di tempatnya membangun rumah baru kemarin. Jayus juga bilang kalau tak mau pilih Parto sebaiknya pindah dari rumah tersebut. Ancaman Jayus ternyata bukan hanya isapan jempol belaka.

Mengetahui jagonya kalah, dia benar-benar meminta Qosidah segera pindah dari tanahnya tersebut. Jumat lalu (6/9), Dayat dipanggil ke rumah Jayus. Dia diminta agar pindah tempat. “Sepulang dipanggil Jayus, saya melihat Dayat nangis. Ternyata dia baru saja dibilangi supaya pindah. Ya sudah daripada nanti diusir, lebih baik sekarang saja pindah. Kami baru beli tanah seadanya meski belum lunas. Bahan-bahan material dibantu tetangga,” ungkap Amalah.

Sementara itu, ditemui di rumahnya, Jayus menegaskan dirinya sama sekali tidak berniat mengusir Qosidah yang menurutnya masih terhitung sebagai saudara. Niatnya memanggil Dayat, memang semata untuk memberitahukan bahwa tanah tersebut bakal ditempati anaknya. “Saya minta pindah kapan-kapan saja. Pindah ke tanah saya yang lokasinya ada sebelahnya,” jelas Jayus.

Tanpa diduga, ternyata niatnya tersebut justru ditanggapi berbeda oleh Qosidah, Amalah, serta Dayat. “Tahu-tahu ramai orang dan ternyata dia pindah, katanya baru beli tanah. Ya sudah saya ikhlas saja,” tuturnya. Ditanya apakah pindahnya Qosidah terkait dengan kekalahan Parto dalam pilkades, Jayus enggan menanggapi. “Saya memang mendukung Pak Parto, tapi saya tidak mengajak apalagi memaksa Qosidah untuk memilih Parto. Istri saya saja nggak saya bilangi suruh milih siapa,” tandasnya. (radar)