Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Bergelantungan seperti Monyet, Kesetrum Sudah Biasa

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

plnnHANAFI pria berumur 37 tahun ini tampak santai melakoni pekerjaannya. Meski risiko pekerjaannya itu tergolong sangat tinggi, tapi rasa takut atas bahaya itu boleh dibilang sudah hilang.

Sebagai pemasang kabel listrik bertegangan tinggi dia harus rela bergelantungan selama berjam-jam seperti monyet. Risiko yang harus ditanggung atas pekerjaannya itu adalah bertaruh dengan nyawa. Sebab, posisi dia bergelantungan cukup tinggi, sekitar 7-8 meter dari permukaan tanah. Risikonya bisa jatuh dari ketinggian dan tersengat aliran listrik.

“Awal kerja ya takut, tapi sekarang sudah menjadi pekerjaan saya. Jadi sudah biasa gelantungan begini,” ujar Hanafi ditemui usai memasang kabel tegangan tinggi di jalan Yos Sudarso, Lingkungan Sukowidi, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, kemarin. Nah, siang itu Hanafi terlihat bergelantungan di antara dua tiang kabel listrik. Dia sedang bekerja keras memasang kabel bertegangan tinggi.

Melihat “atraksi” Hanafi tersebut, tak sedikit pengendara motor yang menonton. ‘Apa nggak takut jatuh ya orang yang pasang kabel itu,” terang Firman, salah satu pejalan kaki yang melintas. Bagi Hanafi, si “manusia kabel” asal Desa macan Putih, Kecamatan Kabat, pekerjaan seperti itu merupakan makanan sehari-hari. Hanafi mengaku tidak pernah khawatir dengan apa yang dia kerjakan sejak enam tahun lalu itu.

Menurutnya, selain rasa berani, faktor penunjang keselamatan harus dipersiapkan terlebih dulu. “Safety sudah aman; kita harus pakai helm dan sepatu. Yang pasti juga dilengkapi sabuk pengaman yang bisa dikaitkan di kabel-kabel tersebut agar kita tidak jatuh,” tutur Hanafi. Yang paling dia takutkan selama menjalankan tugas adalah saat cuaca tidak mendukung, seperti hujan disertai petir. Petir menjadi momok bagi Hanafi.

“Kalau soal ketinggian saya sudah tidak takut. Kalau pas hujan dan ada petir itu saya paling takut,” akunya. Dalam melakoni pekerjaannya, sehari hanafi bisa memasang kabel sejauh dua gawang tiang listrik. Namun, dia tidak sendirian dalam menjalankan pekerjaan ekstrem tersebut. Setiap ada pekerja yang bergelantungan di atas pasti di bawah ada pekerja lain yang mengawasi. “Sehari bisa menyelesaikan dua gawang. Harus ada yang menemani. Ngak boleh sendirian bergelantungan.” tambahnya.

Salah seorang pekerja lain, Abdurrahman, 45, juga mengaku sudah terbiasa dengan pekerjaan yang dia lakoni itu. Bergelantungan di ketinggian sudah dia lakoni sejak tahun 1995. Meski sebagai tenaga harian lepas, dia tetap menekuni pekerjaan tersebut karena sudah merasa nyaman. Abdurrahman tidak memungkiri kerap tersengat aliran listrik alias kesetrum saat bekerja. Bagi Abdurrahman kesetrum adalah hal biasa. Paling-paling hanya kaget. “Kalau kita sedang kerja pasti listrik dimatikan. Petani, biasanya ada saja kabel yang masih teraliri listrik, tapi tegangannya tidak besar,” tukas “manusia kabel” asal Desa Kedayunan, Kecamatan kabat, itu. (radar)