Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Berkah Ramadan, Petani Krai Raup Untung Rp 8 Juta Sebulan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
LARIS MANIS: Homsin (baju merah) transaksi buah krai yang dibeli para pedagang di ladang persawahan Dusun Cungkingan, Desa Badean, kemarin (18/4), Foto : radarbanyuwangi.jawapos.com

Salah satu yang menjadi ciri khas kuliner Ramadan di Banyuwangi adalah buah krai. Krai masuk rumpun buah mentimun ini berdaging tebal dan beraroma harum yang khas. Setiap Ramadan, banyak orang berburu buah ini untuk dijadikan takjil.

Buah krai hampir serupa dengan blewah tersebut dijadikan campuran minuman dingin nan manis. Bisa pula dicampur dengan bahan lain, seperti jeruk, sirup atau dengan gula pasir yang menyuguhkan kesegaran.

Meski diburu, para petani di Banyuwangi tak menanamnya di sepanjang tahun. Buah krai hanya ditanam jelang bulan Ramadan. Bukan karena tidak tumbuh, mereka hanya sengaja menjaga kekhasannya.

“Dua bulan sebelum bulan puasa tiba, kami sudah tanam. Sehingga panenannya pas bersamaan dengann bulan Ramadan,” ungkap Homsin, 50 salah seorang petani warga Dusun Krajan, Desa Badean.

Petani asal Dusun Cungkingan, Desa Badean, Kecamatan Blimbingsari ini mengaku mulai menanam buah krai pada awal bulan Rajab. Tepat 60 hari pas awal Ramadan sudah mulai bisa dipanen. “ Perawatannya cukup mudah dan tidak terlalu repot,” katanya.

Buah krai, kata Homsin, merupakan jenis tanaman mudah dalam perawatannya, tidak seperti merawat tanaman semangka atau sejenisnya. Tanaman krai juga tidak membutuhkan banyak air. “Kalau hujan terlalu tinggi bisa gagal panen, karena banyak buah yang busuk,” jelasnya.

Sebagian besar petani buah krai berada di sekitar Kecamatan Blimbingsari seperti daerah Desa Badean, Desa Blimbingsari. “Krai ini memang cocok ditanam di daerah pinggir pantai ketimbang di daerah tinggi seperti halnya di daerah Songgon,” terang Homsin.

Homsin menambahkan, kualitas tanaman tahun ini lebih bagus dibanding tahun lalu. Hal itu seiring dengan turunnya hujan saat bibit baru ditanam. Tak ayal, buah semakin banyak dan lebat.Untuk menanam krai seluas satu hektare, hanya memerlukan satu cangkir bibit.

Dalam satu hektare tanaman krai, Homsin mengaku bisa mendapatkan keuntungan bersih hingga Rp 8 juta. Betapa tidak, tanaman buah krai setiap hari bisa dipanen dua kali petik yakni setiap pagi dan sore. Tergantung kualitas tanaman. “ Alhamdulillah untung setahun sekali setiap menjelang lebaran,” tandasnya.

Rohimah, 48 salah seorang pedagang buah krai mengaku selalu mencari buah krai langsung dari petani. Selain harga lebih murah, berburu krai di ladang juga bisa menghilangkan stres dari aktivitas.

“Bangun pagi setelah subuh langsung ke sawah, kebetulan memang sudah langganan jadi enak dan mudah carinya,” pungkas warga asal Pakis Banyuwangi ini. (ddy/afi) (bw/ddy/als/JPR)

Sumber : https://radarbanyuwangi.jawapos.com/read/2021/04/21/255912/berkah-ramadan-petani-krai-raup-untung-rp-8-juta-sebulan