Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Berburu “Krai”, Buah Khas Banyuwangi di Bulan Ramadan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Foto: Nusadailycom

BANYUWANGI – Setiap Ramadan tiba, menjadi berkah tersendiri bagi petani dan pedagang Krai. Buah Khas Banyuwangi ini memang menjadi buruan masyarakat, karena menjadi bahan utama minuman untuk berbuka puasa.

Dilansir dari Nusadailycom, tak heran dalam sehari pedagang bisa memperoleh omzet antara Rp 500.000 hingga Rp 2.000.000.

“Awal ramadan ini bisa Rp 500.000 per hari, karena memang panennya agak telat sedikit,” kata Siti Nur Khodijah, pedagang Krai di pinggir Jalan Nasional Kabat-Banyuwangi.

“Kalau pas rame ya hingga 2.000.000 perhari,” imbuhnya.

Bentuk Krai mirip dengan timun suri namun dengan daging buah yang berwarna orange cerah. Warna kulitnya cenderung kuning dengan sulur kehijauan.

Sedangkan rasanya hampir sama dengan buah blewah, namun tekstur daging buahnya lebih lembut. Buah yang masak juga lebih harum dibanding Blewah.

Buah ini memang sangat segar disajikan menjadi minuman berbuka puasa. Selain itu, cara membuat minuman ini juga sangat mudah.

Pertama buah dipotong lalu diserut atau dipotong dagingnya. Buat larutan air gula, lalu buah krai dimasukkan kedalamnya. Kemudian masukkan dalam kulkas selama beberapa jam atau langsung tambahkan es batu, es buah krai pun siap dihidangkan.

“Gampang mas buatnya. Cukup dicampur sama gula dan es batu, sudah sangat nikmat untuk buka puasa,” kata Khodijah.

Buah Krai ini, terang dia, memang hanya tersedia di bulan ramadan saja. Sangat jarang, bahkan sulit untuk bisa menemukan buah ini di luar bulan puasa.

“Biasanya petani baru menanam 3 atau 4 bulan sebelum ramadan. Sehingga begitu puasa tiba sudah bisa dipanen. Saya pun berjualan Krai hanya di bulan puasa saja,” kata warga Pakistaji, Kecamatan Kabat ini.

Bersama sejumlah pedagang Krai lainnya, Khodijah membuka lapak dagangannya mulai pukul 07.00 hingga 17.00 WIB.

Buah ini dijual secara eceran atau bijian oleh Ana dan ibunya. Harganya pun variatif tergantung ukuran besar kecilnya.

“Untuk yang paling kecil Rp 10.000 mas. Yang paling besar ada yang 20.000 sampai 25.000 juga ada,” kata Khodijah kepada Nusadailycom.

Dia mengaku kalau pendapatan penjualan buah Krai selama Ramadan cukup menguntungkan. Semua hasilnya selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga juga diputar kembali untuk usaha jualan sayur mayur di luar bulan Ramadan.

“Alhamdulillah, rejeki terus mengalir saat berjualan Krai di Ramadan ini. Karena buah ini memang hanya ada saat puasa, jadi pembeli benar-benar memburu buah ini,” kata Khodijah.

Sofiana, salah satu pembeli asal Kecamatan Banyuwangi Kota mengatakan, buah ini memang menjadi menu favorit keluarganya untuk buka puasa.

“Seger banget saat dibuat buka puasa. Rasa dan aromanya khas. Cara buatnya pun sangat mudah. Ini saya beli yang harga 15.000-an tiga untuk buka puasa 3 hari ke depan,” kata Sofiana.