SEMENTARA itu, angin puting beliung yang menerjang wilayah Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi , Rabu sore (29/1) lalu ternyata disebabkan faktor lokal. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui petugas Stasiun Meteorologi Kelas III Banyuwangi menyebut, fenomena alam itu terjadi lantaran pertumbuhan awan Comulonimbus (Cb) di lokasi tersebut.
Ironisnya, kejadian serupa masih berpotensi terjadi selama musim hujan berlangsung hingga Maret mendatang. Karena itu, masyarakat diimbau waspada jika di langit terdapat awan Cb. Sebab, awan berbentuk seperti menara yang puncaknya lebih tinggi dari puncak awan di sekitarnya itu dapat menyebabkan hujan deras, petir, angin kencang, bahkan puting beliung. Prakirawan Stasiun Meteorologi Banyuwangi, Yustoto Windiarto mengatakan, berdasar pengamatan satelit, angin puting beliung yang melanda Kecamatan Gambiran disebabkan faktor lokal.
Di lokasi tersebut terjadi pertumbuhan awan Cb yang menyebabkan pergerakan udara di sekitarnya naik-turun. Dikatakan, angin puting beliung biasanya terjadi di daerah yang lapang atau di wilayah yang jarang ditumbuhi pohon. Sehingga, angin yang diakibatkan awan Cb itu bergerak tanpa hambatan. “Lain halnya jika di wilayah itu banyak pohon. Angin akan mengalami gesekan, sehingga kecepatannya berkurang,” ujarnya kemarin (30/1).
Yustoto memaparkan, meski tidak terlalu riskan seperti pada musim pancaroba, angin puting beliung juga berpotensi terjadi selama musim hujan. “Pada Januari sampai Maret wilayah Banyuwangi masih di warnai musim hujan. Selama musim hujan berlangsung, angin puting beliung masih berpotensi terjadi, meskipun tidak terlalu riskan seperti di musim pancaroba,” paparnya. Dijelaskan, indikasi terjadinya puting beliung bisa dilihat dari ciri-cirinya.
Awalnya, udara pada malam hingga pagi hari terasa panas dan gerah. Namun, mulai pukul 10.00 terlihat awan menggumpal dan men julang ke atas. Di antara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepi sangat jelas berwarna abu-abu menjulang seperti bunga kol. Tahap berikutnya, awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu ke hitaman. Selanjutnya, dahan atau ranting pepohonan di sekitar lokasi mulai bergoyang cepat. Selain itu, terasa ada sen tuhan udara dingin di sekitar lokasi. “Jika ter jadi tanda-tanda demikian, masyarakat diharapkan waspada,” pungkasnya. (radar)