sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Warga Bogor kembali dikejutkan oleh gempa bumi pada Minggu (21/9/2025) dini hari. Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa berkekuatan Magnitudo 3,1 terjadi pada pukul 01.47 WIB.
Pusat gempa berada 27 kilometer barat daya Kota Bogor dengan kedalaman 10 kilometer. Dengan karakteristik dangkal, getaran gempa dirasakan sejumlah warga di beberapa wilayah Bogor. Meski begitu, BMKG memastikan gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Rangkaian Gempa Susulan
BMKG melaporkan, gempa M 3,1 dini hari tadi bukan satu-satunya. Sehari sebelumnya, wilayah Sukabumi dan Bogor juga diguncang gempa berkekuatan Magnitudo 4,0.
Hingga laporan terakhir, setidaknya 29 kali gempa susulan telah terjadi setelah gempa utama tersebut.
Baca Juga: Gerhana Matahari Parsial 21 September 2025: Lokasi, Waktu Puncak, dan Fakta Penting
Gempa susulan terbesar tercatat Magnitudo 3,8, sementara yang terkecil berkekuatan Magnitudo 1,9. Kendati frekuensinya cukup banyak, semua aktivitas gempa dipastikan tidak memicu potensi tsunami.
Dampak dan Respons Warga
Meski tergolong kecil, gempa dangkal dengan pusat dekat pemukiman bisa menimbulkan guncangan yang cukup terasa. Beberapa warga Bogor mengaku sempat panik karena getaran dirasakan pada dini hari saat sebagian besar masyarakat sedang beristirahat.
Sejauh ini, belum ada laporan kerusakan bangunan maupun korban akibat gempa tersebut. BMKG terus melakukan monitoring terhadap aktivitas seismik di kawasan Jawa Barat, khususnya di Bogor dan Sukabumi, yang memang berada di jalur rawan gempa.
Rekomendasi BMKG
BMKG meminta masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak benar. Warga diminta memastikan struktur bangunan tempat tinggal aman, serta mengenali jalur evakuasi di sekitar rumah atau tempat kerja.
Selain itu, masyarakat juga disarankan memperhatikan informasi resmi dari BMKG melalui aplikasi, laman resmi, maupun kanal media sosial.
“Kami imbau warga tetap waspada terhadap gempa susulan, tetapi jangan panik berlebihan,” demikian pernyataan resmi BMKG.
Page 2
Page 3
sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Warga Bogor kembali dikejutkan oleh gempa bumi pada Minggu (21/9/2025) dini hari. Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa berkekuatan Magnitudo 3,1 terjadi pada pukul 01.47 WIB.
Pusat gempa berada 27 kilometer barat daya Kota Bogor dengan kedalaman 10 kilometer. Dengan karakteristik dangkal, getaran gempa dirasakan sejumlah warga di beberapa wilayah Bogor. Meski begitu, BMKG memastikan gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Rangkaian Gempa Susulan
BMKG melaporkan, gempa M 3,1 dini hari tadi bukan satu-satunya. Sehari sebelumnya, wilayah Sukabumi dan Bogor juga diguncang gempa berkekuatan Magnitudo 4,0.
Hingga laporan terakhir, setidaknya 29 kali gempa susulan telah terjadi setelah gempa utama tersebut.
Baca Juga: Gerhana Matahari Parsial 21 September 2025: Lokasi, Waktu Puncak, dan Fakta Penting
Gempa susulan terbesar tercatat Magnitudo 3,8, sementara yang terkecil berkekuatan Magnitudo 1,9. Kendati frekuensinya cukup banyak, semua aktivitas gempa dipastikan tidak memicu potensi tsunami.
Dampak dan Respons Warga
Meski tergolong kecil, gempa dangkal dengan pusat dekat pemukiman bisa menimbulkan guncangan yang cukup terasa. Beberapa warga Bogor mengaku sempat panik karena getaran dirasakan pada dini hari saat sebagian besar masyarakat sedang beristirahat.
Sejauh ini, belum ada laporan kerusakan bangunan maupun korban akibat gempa tersebut. BMKG terus melakukan monitoring terhadap aktivitas seismik di kawasan Jawa Barat, khususnya di Bogor dan Sukabumi, yang memang berada di jalur rawan gempa.
Rekomendasi BMKG
BMKG meminta masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak benar. Warga diminta memastikan struktur bangunan tempat tinggal aman, serta mengenali jalur evakuasi di sekitar rumah atau tempat kerja.
Selain itu, masyarakat juga disarankan memperhatikan informasi resmi dari BMKG melalui aplikasi, laman resmi, maupun kanal media sosial.
“Kami imbau warga tetap waspada terhadap gempa susulan, tetapi jangan panik berlebihan,” demikian pernyataan resmi BMKG.