RadarBanyuwangi.id – Presiden Prabowo Subianto menargetkan Indonesia swasembada pangan sekurang-kurangnya empat atau lima tahun mendatang.
Guna merealisasikan target tersebut, berbagai upaya perlu ditempuh, mulai memperluas area produksi maupun peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM) bidang pertanian.
Khusus di Banyuwangi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase pekerja di sektor pertanian Banyuwangi terus mengalami peningkatan.
Ada beberapa faktor yang mendorong peningkatan tersebut. Termasuk berbagai program yang dijalankan pemkab untuk menjaring minat menjadi pekerja di sektor pertanian, terutama generasi muda.
Menurut rilis BPS Banyuwangi, dari jumlah 1.009.550 penduduk bekerja Banyuwangi per Agustus 2024, sebanyak 330.930 orang atau setara 32,78 persen bekerja di sektor pertanian.
Persentase ini naik dari Agustus tahun 2023 sebesar 31,83 persen. Tepatnya, sebanyak 331.980 orang dari 1.042.980 penduduk bekerja Banyuwangi, setara 31,83 persen alias sekitar 331.980 orang bekerja di sektor pertanian.
Sedangkan pada Agustus 2022 hanya 31,31 persen alias 281.730 orang dari 885.110 penduduk bekerja Banyuwangi.
Koordinator Jabatan Fungsional Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Banyuwangi Nur Hariri menuturkan, sejauh ini pihaknya telah menggencarkan berbagai program untuk menggaet minat kalangan muda untuk terjun di sektor pertanian.
Salah satunya adalah program Jagoan Tani yang sudah diluncurkan sejak 2018. Program tersebut telah menjaring banyak talenta muda di sektor pertanian.
”Kami ingin menyampaikan bahwa menjadi petani itu keren,” ujarnya pada Kamis (6/12).
Selain program Jagoan Tani yang diselenggarakan setiap tahun, imbuh Hariri, Banyuwangi juga menjadi salah satu dari lima kabupaten/kota di Jatim yang menjadi penyelenggara Youth Entrepreneur and Employment Support Services (YESS) alias penumbuhan kewirausahaan dan ketenagakerjaan di sektor pertanian.
Program tersebut bertujuan untuk menciptakan wirausahawan muda serta meningkatkan kompetensi tenaga kerja di sektor pertanian.
”Ini program yang sangat baik dari Kementerian Pertanian. Apalagi, salah satu tantangan sektor pertanian adalah persoalan regenerasi,” imbuh Hariri.
Dalam program tersebut, kata Hariri, para peserta diberikan motivasi bisnis, manajemen usaha, literasi keuangan, sampai didampingi dalam hal permodalan.
Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.
Page 2
Page 3
RadarBanyuwangi.id – Presiden Prabowo Subianto menargetkan Indonesia swasembada pangan sekurang-kurangnya empat atau lima tahun mendatang.
Guna merealisasikan target tersebut, berbagai upaya perlu ditempuh, mulai memperluas area produksi maupun peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM) bidang pertanian.
Khusus di Banyuwangi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase pekerja di sektor pertanian Banyuwangi terus mengalami peningkatan.
Ada beberapa faktor yang mendorong peningkatan tersebut. Termasuk berbagai program yang dijalankan pemkab untuk menjaring minat menjadi pekerja di sektor pertanian, terutama generasi muda.
Menurut rilis BPS Banyuwangi, dari jumlah 1.009.550 penduduk bekerja Banyuwangi per Agustus 2024, sebanyak 330.930 orang atau setara 32,78 persen bekerja di sektor pertanian.
Persentase ini naik dari Agustus tahun 2023 sebesar 31,83 persen. Tepatnya, sebanyak 331.980 orang dari 1.042.980 penduduk bekerja Banyuwangi, setara 31,83 persen alias sekitar 331.980 orang bekerja di sektor pertanian.
Sedangkan pada Agustus 2022 hanya 31,31 persen alias 281.730 orang dari 885.110 penduduk bekerja Banyuwangi.
Koordinator Jabatan Fungsional Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Banyuwangi Nur Hariri menuturkan, sejauh ini pihaknya telah menggencarkan berbagai program untuk menggaet minat kalangan muda untuk terjun di sektor pertanian.
Salah satunya adalah program Jagoan Tani yang sudah diluncurkan sejak 2018. Program tersebut telah menjaring banyak talenta muda di sektor pertanian.
”Kami ingin menyampaikan bahwa menjadi petani itu keren,” ujarnya pada Kamis (6/12).
Selain program Jagoan Tani yang diselenggarakan setiap tahun, imbuh Hariri, Banyuwangi juga menjadi salah satu dari lima kabupaten/kota di Jatim yang menjadi penyelenggara Youth Entrepreneur and Employment Support Services (YESS) alias penumbuhan kewirausahaan dan ketenagakerjaan di sektor pertanian.
Program tersebut bertujuan untuk menciptakan wirausahawan muda serta meningkatkan kompetensi tenaga kerja di sektor pertanian.
”Ini program yang sangat baik dari Kementerian Pertanian. Apalagi, salah satu tantangan sektor pertanian adalah persoalan regenerasi,” imbuh Hariri.
Dalam program tersebut, kata Hariri, para peserta diberikan motivasi bisnis, manajemen usaha, literasi keuangan, sampai didampingi dalam hal permodalan.
Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.