Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Bupati Anas Panen Kentang Bersama Petani di Lereng Gunung Ijen

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Panen Kentang di Lereng Gunung Ijen

Tiap Hektare Menghasilkan Rp 246 Juta

BANYUWANGI – Lereng Gunung Ijen tidak hanya menarik untuk spol wisata. Lahan di lereng Ijen ternyata juga bermanfaat bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Warga setempat kini menanam kentang di atas lahan tersebut.

Lahan di lereng Gunung Ijen sejatinya merupakan kawasan hutan tanaman industri untuk pertanian dan digarap oleh kelompok tani setempat. Berbagai jenis tanaman, seperti kentang, bawang putih, cabai rawit, dan aneka sayuran ditanam di lahan seluas 50 hektare tersebut.

Pemkab Banyuwangi mengajak petani setempat untuk bisa memaksimalkan lahan hutan tersebut. Dari lahan seluas 50 hektare tersebut, sebanyak 30 hektare ditanami kentang, sedangkan sisanya ditanami berbagai jenis tanaman yang lain, seperti kol dan bawang daun.

Luas lahan tanaman kentang yang dipanen petani saat ini 15 hektare. Per hektare menghasilkan sekitar 30 ton kentang. Dengan demikian, sekali panen dengan masa tanam selama 90 hari mampu menghasilkan 450 ton kentang.

Dengan harga saat ini per kilogram kentang sebesar Rp 6.200, maka tiap hektare tanaman kentang bisa menghasilkan Rp 246 juta. “Modal yang dibutuhkan per hektarenya sekitar Rp 112 juta, keuntungan buat petani cukup bagus,” ujar Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi,  Arief Setiawan.

Panen kentang kemarin mengundang perhatian Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Orang nomor satu di Pemkab Banyuwangi ‘naik gunung’ dan membaur bersama petani yang memanen ratusan ton kentang di lereng Gunung Ijen, tepatnya di kawasan Tawonan, Desa Tamansari, Kecamatan Licin.

”Selama jeda waktu penanaman pohon kembali, petani kami ajak untuk menanam berbagai jenis sayuran agar mereka mendapatkan tambahan penghasilan. Salah satunya adalah tanaman kentang yang dipanen saat ini,” ujar Anas.

Dari keseluruhan areal hutan tanaman industri, lahan yang dimanfaatkan untuk pertanian tumpangsari seluas 50 hektare. “Pertanian tumpang sari ini bisa berlangsung dua tahun sampai tiga tahun. Setelah pohon-pohon itu tumbuh besar, maka lahan di bawahnya sudah tidak bisa ditanami lagi karena sinar mataharinya akan tertutup oleh pepohonan,” kata Anas.

Sekadar diketahui, budidaya kentang dalam skala besar tersebut merupakan pertama kalinya di Banyuwangi. Dengan binaan Dinas Pertanian Banyuwangi, para petani yang tinggal di kawasan Gunung Ijen, Kecamatan Licin, panen ratusan ton kentang.

“ini merupakan kawasan binaan pemerintah daerah, sehingga petani di sekitar Gunung Ijen ini, bisa mendapat tambahan penghasilan,” kata Anas.

Selain menambah penghasilan petani, pemanfaatan lereng Gunung Ijen untuk menanam berbagai jenis tanaman akan berdampak menambah daya tarik salah satu destinasi pariwisata unggulan Bumi Blambangan tersebut. Selain sayuran, rencananya pemkab akan mengembangkan taman bunga di lokasi itu.

“Wisatawan yang turun Ijen bisa menikmati suasana lahan sayuran. Mereka bisa melihat lebih dekat beragam tanaman di sini. Setelah lihat sayuran, turun sedikit mereka akan ketemu kebun kopi,” ujar Anas.

Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi Arief Setiawan menambahkan, bagi pemkab ini merupakan pertama kalinya mengembangkan tanaman kentang. Tanaman kentang sendiri merupakan tanaman khas dataran tinggi, yakni lebih dari 700 meter di atas permukaan laut (mdpl). Lokasi areal penanaman kentang di kawasan Tawonan ini berada di ketinggian 900 mdpl.

“Kami memilih kentang untuk dikembangkan petani karena cocok dengan karakteristik tanahnya. Selain itu nilai ekonomisnya juga tinggi,” kata Arief.

Ke depan, selain tanaman sayuran yang ditanam saat ini, dinas pertanian bersama petani akan mengembangkan berbagai jenis buah-buahan khas dataran tinggi seperti stroberi dan jeruk manis. Begitu juga beberapa jenis bunga.

“Kami juga akan mengembangkan bibit kentang, karena lebih tinggi nilai ekonomisnya. Kami berharap kawasan ini juga akan ikut mendukung pariwisata untuk kawasan Ijen,” pungkasnya. (radar)