Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Tahukah Anda? TOL Ternyata Singkatan, Ini Arti Sebenarnya dan Sejarah Jalan Tol di Indonesia

tahukah-anda?-tol-ternyata-singkatan,-ini-arti-sebenarnya-dan-sejarah-jalan-tol-di-indonesia
Tahukah Anda? TOL Ternyata Singkatan, Ini Arti Sebenarnya dan Sejarah Jalan Tol di Indonesia

sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Jalan tol sudah menjadi bagian penting dari sistem transportasi nasional.

Hampir di setiap daerah, khususnya Pulau Jawa dan Sumatra, masyarakat kini dapat menikmati perjalanan yang lebih cepat melalui jaringan jalan bebas hambatan.

Namun, di balik fungsinya yang vital, tak banyak yang mengetahui bahwa istilah tol ternyata bukan sekadar nama, melainkan sebuah singkatan.

Mengutip laman resmi Daihatsu, kata tol merupakan akronim dari tax on location atau penarikan pajak di lokasi.

Istilah ini merujuk pada sistem pemungutan biaya kepada pengguna jalan sebagai kompensasi atas fasilitas dan layanan yang diberikan.

Inilah dasar mengapa setiap pengendara yang melintas jalan tol diwajibkan membayar tarif tertentu sesuai ruas dan jarak tempuh yang digunakan.

Di Indonesia, penyelenggaraan jalan tol berada di bawah pengawasan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).

Lembaga ini bertugas mengatur, mengawasi, serta memastikan pengelolaan jalan tol berjalan sesuai prinsip pelayanan publik, efisiensi, dan keberlanjutan.

Baca Juga: Mobilitas Tinggi Akhir Tahun, KAI Ingatkan Pentingnya Menjaga Kebersihan di Kereta Api

Tarif Tol Dihitung Berdasarkan Jarak dan Ruas

Tarif jalan tol tidak dipatok secara sembarangan. Besarannya dihitung berdasarkan sejumlah faktor, mulai dari panjang ruas, tingkat investasi, hingga kelayakan ekonomi.

Karena itu, setiap ruas tol memiliki tarif berbeda meskipun berada dalam satu wilayah.

Konsep tax on location menjelaskan bahwa biaya yang dibayarkan pengguna jalan sejatinya merupakan bentuk kontribusi langsung atas pemanfaatan infrastruktur di lokasi tertentu.

Dana tersebut digunakan untuk operasional, perawatan, hingga pengembalian investasi pembangunan jalan tol.

Sejarah Jalan Tol di Indonesia

Mengutip laman resmi BPJT, sejarah jalan tol di Indonesia dimulai pada tahun 1978 dengan diresmikannya Jalan Tol Jagorawi.


Page 2

Dalam proyek ini, Agung Sedayu bekerja sama dengan Grup Salim melalui konsorsium PT Duta Graha Karya, yang juga menjadi pengembang kawasan kota mandiri Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 atau The New Jakarta City.

Tak ketinggalan, Grup Sinar Mas juga turut meramaikan bisnis jalan tol.

Melalui anak usahanya, PT Trans Bumi Serbaraja, grup ini menjadi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) untuk ruas Tol Serpong–Balaraja, yang resmi beroperasi pada 30 September lalu.

Baca Juga: 109 Personel Naik Pangkat, Polresta Banyuwangi Gelar Upacara Kenaikan Pangkat dan Pelepasan Purna Bhakti

Dengan semakin luasnya jaringan tol nasional, pemerintah berharap konektivitas antardaerah semakin baik, biaya logistik menurun, serta pertumbuhan ekonomi daerah meningkat.

Di sisi lain, pemahaman publik mengenai konsep dasar jalan tol, termasuk arti singkatan TOL sebagai tax on location, menjadi penting agar masyarakat memahami alasan di balik penerapan tarif.

Ke depan, pembangunan jalan tol diproyeksikan tetap menjadi tulang punggung pembangunan infrastruktur Indonesia, sekaligus ladang investasi strategis bagi pelaku usaha nasional. (*)


Page 3

Ruas ini memiliki panjang sekitar 59 kilometer, termasuk jalan akses, dan menghubungkan Jakarta, Bogor, serta Ciawi.

Tol Jagorawi menjadi tonggak awal pembangunan jalan tol nasional sekaligus model pengembangan infrastruktur berbasis investasi jangka panjang. S

ejak saat itu, pembangunan jalan tol terus berkembang pesat hingga menjangkau berbagai wilayah di Tanah Air.

Baca Juga: Harga Emas Hari Ini Rabu 31 Desember 2025: UBS dan Galeri24 Anjlok Tajam, Antam Masih Stagnan

Selain berfungsi sebagai infrastruktur publik, jalan tol juga menjadi sektor bisnis yang menjanjikan.

Proyek jalan tol dikenal memiliki nilai investasi besar dan potensi keuntungan jangka panjang karena digunakan secara berkelanjutan oleh masyarakat.

Tak heran jika sejumlah konglomerat nasional turut menggarap sektor ini.

Salah satunya adalah Grup Salim yang dipimpin Anthoni Salim. Grup ini dikenal sebagai salah satu pemain besar dalam bisnis jalan tol di Indonesia.

Selain itu, nama Jusuf Hamka juga tak lepas dari dunia per-tolan nasional.

Melalui perusahaannya, PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP), ia mengelola sejumlah ruas strategis, khususnya di kawasan Jabodetabek.

CMNP tercatat sebagai perusahaan jalan tol swasta pertama di Indonesia dan kini memiliki total tujuh ruas tol.

Tol Baru Garapan Konglomerat

Pengembangan jalan tol juga terus berlanjut hingga saat ini.

Grup Agung Sedayu milik Sugianto Kusuma alias Aguan tengah menggarap proyek Jalan Tol Kamal–Teluknaga–Rajeg.

Tol ini dirancang menghubungkan Kabupaten Tangerang dengan kawasan utara Jakarta.

Nilai investasi proyek tersebut mencapai sekitar Rp23,22 triliun dan ditargetkan rampung pada 2025.