Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Calon Pendaki Ijen Diminta Mawas Diri

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Perlu Posko Kesehatan di Paltuding

LICIN – Meninggalnya Kamarul Jaman, 46, pengunjung asal Bogor, Jawa Barat, yang sakit saat mendaki Gunung Ijen direspons cepat pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur. Selaku pengelola Gunung Ijen, BKSDA Jatim mengimbau masyarakat agar lebih mengenal kemampuan tubuh  diri sendiri sebelum melakukan pendakian.

Kepala Seksi (Kasi) BKSDA Wilayah V Banyuwangi, Pujiadi, mengatakan calon pendaki kawah Gunung Ijen sebaiknya lebih mawas diri terhadap kondisi tubuhnya sebelum melakukan pendakian. Sebab, sudah lama BKSDA memasang peringatan di Pos Paltuding dan di sekitar pintu masuk jalur pendakian.

Papan peringatan itu mengimbau pengunjung yang memiliki riwayat penyakit, seperti asma, jantung, dan tekanan darah tinggi, agar tidak mendaki. Ditanya mengenai penyediaan surat perjanjian atau jaminan bagi pendakiyang berisiko tinggi, pihak BKSDA akan memildrkan hal itu.

Ke depan, BKSDA akan berkoordinasi dengan atasannya dan juga kepada Pemkab Banyuwangi untuk mendirikan posko kesehatan di Pos Paltuding sebagai pos kesehatan pertolongan pertama bagi pendaki yang sakit atau kecelakaan.

“Kalau hari-hari besar, seperti tahun baru, pasti ada posko kesehatan. Tetapi, kalau hari biasa akan kami koordinasikan lagi agar secepatnya berdiri Posko Kesehatan di Pos Paltuding.” jelas Pujiadi. Yang terpenting, kata dia, agar tidak lagi ada korban yang meninggal saat melakukan pendakian di kawah Gunung Ijen, para pengunjung diminta lebih mengenal kondisi tubuhnya.

Pendaki juga diharapkan tidak memaksakan diri naik ke jalur pendakian apabila sedang mengalami sakit atau kurang fit. “Papan peringatan sudah kami sediakan. Kondisi fisik harus dipastikan fit sebelum mendaki,” pungka snya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kamarul Jaman, 46, pendaki asal Bogor, itu sakit lalu meninggal dunia saat melakukan pendakian ke kawah Gunung Ijen. Dia mendaki bersama istrinya, Titik, 45, dan kedua anaknya.

Saat mendaki, Kamarul mengalami sesak napas. Karena kondisinya memburuk, dia dibawa para penambang  ke Puskesmas Licin. Namun, nyawanya tidak tertolong sesaat sampai di puskesmas.  Kapolsek Licin AKP Jupriyadi menjelaskan, korban meninggal dunia murni karena sakit, bukan karena asap atau gas yang dikeluarkan Gunung Ijen.

Berdasar keterangan petugas kesehatan, korban meninggal karena menderita serangan jantung (heart attack). “Korban merasa sesak sekitar 1 kilometer dari start pendakian. Selanjutnya, dia dinaikkan di atas kereta dorong oleh penambang.

Sayang, nyawanya tidak tertolong. Begitu tiba di Puskesmas Licin, dia langsung kejang kemudian meninggal,” jelas Jupriyadi. (radar)