BANYUWANGI, KOMPAS.com – Sebuah video yang menunjukkan seorang pria tengah berlari di tengah teriknya panas matahari menjadi perbincangan masyarakat Banyuwangi, Jawa Timur.
Dalam video yang dibagikan, peluh membasahi sekujur tubuh pria bernama Abdurrahman (45), karena berlari sejauh 52 kilometer dari GOR Tawangalun Kota Banyuwangi menuju SDN 3 Sepanjang, Glenmore.
Pria yang akrab disapa Cak Dur itu bercerita, lari sejauh puluhan kilometer dijalani sebagai tanggungjawab menunaikan nazar atau janji kepada Allah SWT karena telah diangkat sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Paruh Waktu pada Minggu (28/12/2025).
Dengan begitu, dia resmi berstatus sebagai aparatur sipil negara (ASN).
“Bentuk rasa syukur saya selama pengabdian 17 tahun akhirnya mendapatkan pengangkatan (sebagai ASN) dari Pemda (Pemerintah Daerah) Banyuwangi,” kata Cak Dur saat dihubungi Kompas.com, Selasa (30/12/2025).
Baca juga: Bupati Bangkalan Tepis Isu Pemotongan Gaji 4 Persen untuk PPPK Paruh Waktu
Menurut dia, dengan adanya SK pengangkatan tersebut, ekonominya juga jadi terangkat.
Cak Dur menceritakan, pertama kali bekerja pada 2008, gajinya sebesar Rp 150.000 per bulan.
Sebagai penjaga sekolah, dia juga pernah merasakan dibayar Rp 500.000 per bulan sebelum akhirnya mendapatkan tambahan insentif dari Pemkab Banyuwangi dua tahun belakangan.
Oleh karena itu, dalam hati, dia mengucap sebuah nazar jika diangkat menjadi PPPK.
Hingga akhirnya, pada Sabtu, 27 Desember 2025 malam, Cak Dur memantapkan diri akan melakoni nazarnya berlari 52 kilometer sebagai ungkapan rasa syukur.
Sebab, keesokan harinya, dia menerima SK pengangkatan sebagai PPPK Paruh Waktu yang ditandatangani oleh Bupati Banyuwangi Ipul Fiestiandani.
Baca juga: Puluhan Anak di Banyuwangi Pilih Ikut Khitan Gratis Isi Liburan, Dapat Bingkisan Sekolah
Persiapan hingga Tantangan
Berbekal tas lari yang dipinjami temannya, Cak Dur berlari menyusuri jalanan di wilayah ujung timur Pulau Jawa itu.
Berangkat dari GOR pukul 09.30 WIB, Cak Dur bertahan menahan panasnya sinar matahari yang membakar.
Rasa nyeri yang mulai dirasakan pada kedua kakinya pun berhasil dikalahkan oleh tekatnya menjalankan nazar sebagai bentuk ucapan syukur.
“Paling sulit di wilayah Sumbersari-Pandan, jalannya naik turun, banyak tanjakan sampai kram tapi saya tahan,” ujarnya.
Page 2
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app







