Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Cuaca Ekstrem, Pembibit Cabai Panen Rezeki

PURWOHARJO, Jawa Pos Radar Genteng – Cuaca ekstrem di wilayah Banyuwangi, ternyata menjadi berkah tersendiri bagi penjual bibit cabai. Penjualan bibit tanaman hortikultura itu meningkat, seiring meningkatnya harga cabai rawit di pasaran.

Salah satu penjual bibit tanaman cabai Muhammad Muharom, 55, asal Dusun Curahpalung, Desa Kradenan, Kecamatan Purwoharjo mengaku mendapat banyak pesanan selama sebulan terakhir. “Dibandingkan bulan-bulan sebelumnya, sekarang pesanan meningkat pesat,” ungkapnya.

Meningkatnya pesanan bibit cabai rawit itu, kata Muharom, disebabkan naiknya harga cabai beberapa hari terakhir.  Dan itu, banyak petani yang ingin menanamnya. “Kalau dilihat di pasar, harga cabai rawit sekarang naik sampai Rp 60 ribu per kilogram,” imbuhnya.

Banyaknya pesanan bibit cabai, terang dia, maka pembeli harus antre. Bila ingin membeli, tidak bisa langsung. Tapi, harus mau memesan dulu. “Harus pesan dulu satu setengah bulan dulu, tidak bisa langsung beli dan ambil,” ujar bapak tiga anak itu.

Bibit cabai yang dijual oleh Muharom harganya mulai Rp 100 hingga Rp 300 per batang, tergantung varietasnya. Dan ini, membuat jumlah pesanan bibit cabai juga tinggi. “Harganya murah, jumlah pesanannya banyak. Biasanya orang-orang pesan paling sedikit 1000 bibit, paling banyak 10 ribu bibit,” ungkapnya.

Muharom mengaku cuaca ekstrem ini membuat penghasilannya meningkat tajam. Bahkan, ini lebih tinggi dari rata-rata penjualan cabai pada kondisi normal. “Bisa sampai Rp 3 juta lebih dalam sebulan. Kalau hari biasa cuma separonya,” katanya pada Jawa Pos Radar Genteng.

Meski pembeli meningkat, Muharom membatasi permintaan. Sebab, lahannya yang dibuat pembibitan sangat terbatas. “Lahan untuk pembibitan di rumah hanya sekitar 40 meter persegi, tenaganya juga terbatas,” dalihnya.

Untuk penjualannya sendiri, Muharom sudah memiliki pelanggan yang biasa memesan bibit cabai di rumahnya. Mereka adalah petani dari desa-desa sekitar. “Biasanya yang pesan petani dari desa-desa di wilayah Kecamatan Purwoharjo, juga ada dari luar,” tuturnya.

Salah satu petani, Dedy Kurniawan, 43, warga Dusun/Desa Bulurejo, Kecamatan Purwoharjo mengaku tertarik menanam cabai sejak harganya melonjak. “Mulai ingin mencoba menanam cabai di lahan,” katanya.

Dedy selama ini menanam jeruk di pekarangan rumahnya. Hanya saja, saat ini jeruk yang dibudidayakannya masih masa pertumbuhan. “Cabai ditanam di sela-sela jeruk, sambil menunggu jeruk panen,” cetusnya.(gas/abi)

source