Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Dahlan Iskan Dinobatkan Jadi Warga Kehormatan Suku Osing

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

dinobatMenteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan resmi diangkat menjadi warga kehormatan Suku Osing. Gelar kehormatan itu dia peroleh saat berkunjung ke desa adat tersebut Rabu dini hari kemarin (20/11).  DESA Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, seolah menjelma menjadi lautan kopi Selasa malam (19/11). Betapa tidak, masing- masing rumah yang berdiri di sepanjang jalan desa adat Banyuwangi itu mengeluarkan meja, kursi, lengkap teko dan cangkir berisi kopi.

Siapa pun yang berkunjung ke Desa Kemiren malam itu dipersilakan meminum kopi tradisional kebanggaan masyarakat setempat secara cuma-cuma. Tidak hanya kopi, masyarakat Desa Kemiren juga menyuguhkan makanan khas, seperti rengginang, keripik gadung, ubi, dan pisang rebus. Suasana semakin meriah berkat ratusan obor yang dipasang di sekitar setiap meja kayu yang berjajar di tepi jalan Desa Kemiren. Apalagi, masyarakat setempat juga menggelar bazar makanan khas, seperti rujak buah, rujak sayur, cenil, dan lain-lain.

Tak ayal, ribuan warga yang berasal dari seantero Banyuwangi tumplek-blek di desa adat yang masyarakatnya masih memegang teguh tradisi leluhur tersebut. Gawe besar masyarakat Desa Kemiren itu rupanya dilakukan untuk menyambut kedatangan Menteri BUMN Dahlan Iskan. Sejak sore warga setempat sudah sibuk menyambut kedatangan sang menteri. Ya, usai memantau persiapan pembangunan Pabrik Gula (PG) Glenmore di Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, Selasa sore, Dahlan dijadwalkan berkunjung ke Kemiren.

Warga sempat bertanya-tanya apakah Dahlan jadi berkunjung ke Kemiren ataukah tidak. Sebab, hingga pukul 21.00, menteri yang sejak menjabat direktur utama (dirut) Perusahaan Listrik Negara (PLN) kerap blusukan itu belum sampai di Desa Kemiren. Akhirnya, menteri yang mereka tunggu benar-benar datang ke Desa kemiren sekitar pukul 23.00. Bahkan, Dahlan langsung turun dari mobil yang dia tumpangi begitu kendaraan tersebut sampai di ujung timur Desa Kemiren.

Diiringi kesenian barong, dia berjalan kaki dan menyalami satu-per satu warga yang telah menunggu kedatangannya. “Ngapunten (maaf ) ya, Pak, Ibu,” ujar Dahlan setiap kali bersalaman dengan warga. Malam itu Dahlan memang menyempatkan diri bersalaman dengan seluruh warga yang duduk dan ngopi bersama di sepanjang jalan Desa Kemiren sejauh kurang lebih 1,5 Kilometer (Km). Sepanjang jalan itu pula mata Dahan berbinar.

Tua, muda, lelaki, perempuan, semua dia ajak berjabat tangan. Dengan sabar, Dahlan melayani permintaan foto bersama warga. Bahkan, dengan telaten dia menggendong balita putra warga sekitar. Dahlan juga sempat bermain gedogan (menabuh lesung) bersama nenek-nenek warga asli Kemiren. Sesampai di ujung barat Desa Kemiren, tepatnya di sanggar Genjah Arum, Dahlan langsung disambut mocoan lontar. Di tempat itu, dia dihadiahi pakaian berwarna hitam-hitam lengkap udeng.

Dahlan langsung memakai pakaian kebesaran warga Kemiren tersebut. “Di sepanjang jalan, saya seperti berlinang air mata. Baru kali ini saya mendapat sambutan yang begitu hebat,” kata dia. Dahlan memuji kehidupan masyarakat Desa Kemiren yang begitu kompak dan teguh melestarikan adat. “Begitu masuk Desa Kemiren, saya semakin kagum. Begitu kuatnya adat di sini. Masyarakatnya kompak, dari kecil hingga lansia kompak,” cetusnya. Menteri BUMN itu kagum dengan kegiatan 10.000 cangkir Kopi Bersama Dahlan Iskan tersebut.

Dia sebenarnya sudah tahu bahwa dalam kegiatan itu, masing-masing rumah akan menyediakan meja dan kursi di sepanjang jalan dan menyuguhkan kopi. “Tetapi, praktik yang sebenarnya saya baru tahu sekarang (Selasa malam). Benar-benar luar biasa. Malam ini saya meminum sepuluh cangkir kopi, dan semua enak,” puji Dahlan. Sementara itu, tokoh masyarakat Kemiren, Iwan Subekti mengatakan, sudah menjadi tradisi masyarakat Desa Kemiren menyambut tamu dengan menyajikan hidangan terbaik yang dimiliki, salah satunya kopi.

Dikatakan, kopi khas Kemiren disangrai secara tradisional. Dalam sekali proses, kopi yang disangrai hanya enam ons. Itu dilakukan agar kematangan kopi merata. “Seperti yang Anda tahu, selain menyuguhkan kopi, warga Desa Kemiren juga menghidangkan makanan tradisional, makanan terbaik yang mereka miliki,” paparnya. Dikatakan, pakaian adat Osing berwarna hitam-hitam plus udeng khas Osing itu diberikan kepada Dahlan sebagai tanda ucapan selamat datang.

Pemberian pakaian adat Osing itu merupakan simbol bahwa Dahlan Iskan resmi diangkat sebagai warga kehormatan masyarakat Osing. “Tidak banyak orang yang diangkat sebagai warga kehormatan masyarakat Osing. Kita punya kriteria tersendiri, yang tahu hanya masyarakat adat,” terangnya. Sementara itu, usai berbincang dengan warga, Dahlan meminta izin menginap di rumah Osing di dalam kompleks sanggar Genjah Arum tersebut. “Kalau diperkenankan, saya memohon izin bermalam di kampung Osing,” pinta dia.

Mendengar permintaan tersebut, Iwan mengutarakan rasa bangganya. “Ini kebanggaan masyarakat Osing. Pak Dahlan manggon ning umah isun. Podo byaen Pak Dahlan manggon ning umah riko kabeh (Pak Dahlan menginap di rumah saya. Sama saja Pak Dahlan menginap di rumah saudara sekalian,” kata Iwan. Sementara itu, pujian kepada masyarakat Kemiren juga dilontarkan Bupati Abdullah Azwar Anas. Dikatakan, melalui kegiatan 10.000 cangkir kopi bersama Dahlan Iskan, keguyuban masyarakat Kemiren semakin terlihat. “Pak Dahlan juga menikmati kegiatan ini,” pungkasnya. (radar)