radarbanyuwangi.jawapos.com
radarbanyuwangi.jawapos.com – Pencarian korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya terus digencarkan di sepanjang perairan Ketapang hingga Pantai Plengkung, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi. Hasilnya, tiga jenazah ditemukan di laut.
Ada yang mengapung di laut dan terdampar di pantai. Dengan demikian, sudah 15 korban kapal tenggelam yang ditemukan sudah tak bernyawa.
Jenazah terakhir (ke-15) ditemukan di pantai Dusun Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana pada Kamis (10/7) pukul 03.00.
Jenazah berkelamin laki-laki tersebut kali pertama ditemukan oleh Muhammad Fahri, 60, nelayan setempat.
Ciri-cirinya mengenakan celana jeans dengan baju kemeja kotak-kotak hitam merah.
”Dari bukti medis dan properti, korban merupakan warga Malaysia atas nama Fauzey Bin Awang. Korban berkelamin laki-laki dan berusia 58 tahun,’’ ujar Kasubdit Dokpol Polda Jatim AKBP Adam Bimantoro dalam rilis di Posko Posko Post Mortem RSUD Blambangan tadi malam.
Tim DVI juga mengungkap identitas jenazah yang sebelumnya tak terkuak. Dari hasil identifikasi, korban bernama Novan Hadiansyah, 15, laki-laki asal Dusun Kunir, Desa/Kecamatan Singojuruh.
Tim DVI juga mengumumkan identitas temuan jenazah di Pantai Banyubiru, Sembulunagn, Muncar. Korban bernama Sofyan Wibowo, 18, Grumul, Susukan Banjarnegara.
Sedangkan jenazah perempuan yang ditemukan di Pantai Plengkung belum teridentifikasi.
Kapolresta Banyuwangi Kombespol Rama Samtama Putra memimpin langsung proses evakuasi jenazah yang ditemukan mengapung di perairan Teluk Banyubiru, kawasan Taman Nasional Alas Purwo, Rabu malam (9/7).
Penemuan jenazah pertama kali dilaporkan sekitar pukul 17.00 WIB oleh penjaga penangkaran mutiara yang berada di sekitar lokasi.
Menindaklanjuti laporan tersebut, tim laut gabungan yang dipimpin Kapolsek Muncar AKP Mujiono bergerak cepat ke lokasi dengan menggunakan kapal nelayan milik Sukimin.
Tim tiba di titik penemuan sekitar pukul 21.00 WIB setelah menempuh perjalanan selama 90 menit dari bibir Pantai Satelit, Muncar.
Kondisi medan laut yang berat dan gelombang yang cukup tinggi membuat proses evakuasi dilakukan secara hati-hati.
Page 2
Setelah berhasil mengangkat jenazah ke atas kapal, tim membawa korban ke daratan dan tiba di pesisir Pantai Satelit sekitar pukul 23.30 WIB.
Proses evakuasi darat dipimpin langsung oleh Kapolresta Banyuwangi Kombespol Rama Samtama Putra.
Selanjutnya jenazah dibawa ke RSUD Blambangan untuk dilakukan proses identifikasi oleh tim DVI Polda Jatim.
“Evakuasi kami laksanakan dengan cepat dan profesional, mengutamakan keselamatan tim dan menghormati jenazah korban,” ujar Rama di lokasi.
Kapolresta juga menegaskan bahwa pencarian akan terus dilanjutkan hingga seluruh korban ditemukan.
Koordinasi intensif tetap dilakukan dengan Basarnas, TNI, relawan, dan pihak keluarga korban. Jenazah perempuan tersebut ditemukan di G-Land atau Pantai Plengkung, Tegaldlimo.
Kamis pagi (10/7), tim gabungan TNI dan Polri mengevakuasi satu jenazah tanpa identitas tersebut. Penemuan jenazah terjadi sekitar pukul 03.58 WIB.
Dua warga, Muhahir dan Nanang, yang tengah melakukan patroli di sepanjang garis pantai Blok Kacangan, melihat sesosok tubuh tergeletak di pasir. Keduanya segera melaporkan temuan tersebut ke Polsek Tegaldlimo.
Menindaklanjuti laporan warga, sekitar pukul 07.00, tim gabungan dikerahkan ke lokasi. Tim tersebut dipimpin Kapolsek Tegaldlimo Iptu Sadimun dengan melibatkan unsur TNI, Polri, tenaga medis, serta petugas dari Balai Taman Nasional Alas Purwo.
Jenazah berhasil dievakuasi dalam kondisi tanpa identitas. Proses evakuasi berlangsung lancar meski lokasi penemuan berada di kawasan terpencil dan berbatasan langsung dengan hutan lindung.
Setelah evakuasi, jenazah langsung dibawa ke RSUD Blambangan, Banyuwangi, untuk proses identifikasi oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI).
Tim DVI akan mencocokkan data ante mortem dan post mortem guna memastikan identitas korban.
Hingga kini, aparat gabungan masih terus melakukan upaya pencarian terhadap korban lain yang belum ditemukan atas insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali. (fre/aif)
Page 3
radarbanyuwangi.jawapos.com – Pencarian korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya terus digencarkan di sepanjang perairan Ketapang hingga Pantai Plengkung, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi. Hasilnya, tiga jenazah ditemukan di laut.
Ada yang mengapung di laut dan terdampar di pantai. Dengan demikian, sudah 15 korban kapal tenggelam yang ditemukan sudah tak bernyawa.
Jenazah terakhir (ke-15) ditemukan di pantai Dusun Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana pada Kamis (10/7) pukul 03.00.
Jenazah berkelamin laki-laki tersebut kali pertama ditemukan oleh Muhammad Fahri, 60, nelayan setempat.
Ciri-cirinya mengenakan celana jeans dengan baju kemeja kotak-kotak hitam merah.
”Dari bukti medis dan properti, korban merupakan warga Malaysia atas nama Fauzey Bin Awang. Korban berkelamin laki-laki dan berusia 58 tahun,’’ ujar Kasubdit Dokpol Polda Jatim AKBP Adam Bimantoro dalam rilis di Posko Posko Post Mortem RSUD Blambangan tadi malam.
Tim DVI juga mengungkap identitas jenazah yang sebelumnya tak terkuak. Dari hasil identifikasi, korban bernama Novan Hadiansyah, 15, laki-laki asal Dusun Kunir, Desa/Kecamatan Singojuruh.
Tim DVI juga mengumumkan identitas temuan jenazah di Pantai Banyubiru, Sembulunagn, Muncar. Korban bernama Sofyan Wibowo, 18, Grumul, Susukan Banjarnegara.
Sedangkan jenazah perempuan yang ditemukan di Pantai Plengkung belum teridentifikasi.
Kapolresta Banyuwangi Kombespol Rama Samtama Putra memimpin langsung proses evakuasi jenazah yang ditemukan mengapung di perairan Teluk Banyubiru, kawasan Taman Nasional Alas Purwo, Rabu malam (9/7).
Penemuan jenazah pertama kali dilaporkan sekitar pukul 17.00 WIB oleh penjaga penangkaran mutiara yang berada di sekitar lokasi.
Menindaklanjuti laporan tersebut, tim laut gabungan yang dipimpin Kapolsek Muncar AKP Mujiono bergerak cepat ke lokasi dengan menggunakan kapal nelayan milik Sukimin.
Tim tiba di titik penemuan sekitar pukul 21.00 WIB setelah menempuh perjalanan selama 90 menit dari bibir Pantai Satelit, Muncar.
Kondisi medan laut yang berat dan gelombang yang cukup tinggi membuat proses evakuasi dilakukan secara hati-hati.