Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Diikuti 200 Peserta, Catwalk di Pantai Boom

ffffBANYUWANGI- Green and Recycle Fashion Week 14 maret mendatang dipastikan akan digeber di Pantai Boom, Banyuwangi. Hal ini ditegaskan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertemuan (DKP) Banyuwangi, Arief Setiawan.

kemarin  Sebanyak 200 peserta akan memamerkan busana yang terbuat dari kertas bekas tersebut di bangunan amphiteathre Pantai Boom. Ya, nanti akan terpusat di amphiteathre sebagai panggung utama,” kata Arief.  Pedestrian way yang melintang dari utara ke selatan akan dimanfaatkan sebagai catwalk.

Namun lanjut Arief, akan ada penambahan catwalk beberapa meter membujur ketimur. Peserta akan berlenggak-lenggok di depan audiens layaknya model yang meragakan busana rancangan terbaru. Arief yakin penonton akan puas menyaksikan acara itu karena didukung pemandangan indah Pantai Boom. Penonton akan menyaksikan dari dua sisi, yakni sisi barat dan tinmr.

Penonton yang berada di barat pedestrian bisa menyaksikan peragaan busana dengan background  laut dan Pulau Bali. Penonton yang berada di sisi timur juga tak kalah menyenangkan. “Penonton yang berada di sisi timur bisa melihat peragaan busana sekaligus menikmati pemandangan pegunungan.” jelas arief. Pemilihan waktu pelaksanaan juga telah di tentukan yakni mulai pukul 15.00 hingga pukul 17.00.

Waktu tersebut dipilih karena dianggap cukup teduh dan pemandangan Pantai Boom tampak cantik pada waklu-waktu tersebut. Ditambahkan Arief, pada malam tanggal 13 maret sebelum pelaksanaan acara Green and Clean Fashion Week akan digelar fashion on the street yang akan di ikuti perempuan yang berasal dari kalangan Dasa Wisma (Dawis), Penggerak Kesejahteraan Keluarga (PKK), perbankan baik negeri maupun swasta, satuan kerja perangkat daerah (SKPD), dan kalangan umum.

Kegiatan itu akan dilaksanakan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Wisma Raga Satria, depan kantor Pemkab Banyuwangi. “Jalan Ahmad Yani mulai depan kantor kecamatan hingga SMPN 1 akan kami sterilkan dari lalu lintas selama acara berlangsung,” terang arief.  ‘Tdak seperti fhasion kalangan pelajar, kata arief, fashhion on the street yang notabene diikuti ibu-ibu itu persyaratannya lebih longgar.

Terkait bahan, misalnya bebas menggunakan apa saja asal termasuk kategori barang bekas.  “Mereka tidak hanya bikin baju, tapi bisa juga gelang, topi, kaleng, dan lain-lain. Bahannya pun tidak dibatasi hanya dari kertas, asal terbuat dari barang bekas dan sudah dimodifikasi menjadi benda yang memiliki value,” jelas Arief.

Perlu diketahui, khusus fashion kalangan pelajar, bahan yang digunakan menyusun busana adalah 70 persen kertas bekas. Sisanya bisa dikombinasikan aksesori berbahan lain. Sementara itu, tahap pelaksanaan kegiatan tersebut masih pada tahap penjaringan peserta di tiap kecamatan.

Sebelumnya diberitakan, setiap kecamatan diberi waktu hingga tanggal 6 Maret untuk menjaring 7 peserta yang terdiri atas pelajar tingkat TK (B/nol besar), SD sederajat mulai kelas lll hingga kelas V, SMP sederajat kelas Vll dan kelas Vlll, dan tingkat SMA sederajat kelas X dan Xl. Peserta yang terpilih akan dikumpulkan di Gedung Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) bersama desainer pada tanggal 7 Maret untuk menerima pembekalan desain busana. (radar)