Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Dirjen Datang, Antre Berkurang

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

antreanPenghapusan LCT Ditunda Oktober, Aksi Mogok Berhenti

KALIPURO – Setelah sempat mogok selama 30 jam, sebanyak 14 kapal jenis landing cracf Tank (LCT) rute penyeberangan Ketapang-Gilimanuk kembali beroperasi kemarin. Kapal pengangkut truk dengan tonase di atas 30 ton itu mulai beroperasi pukul 16.00 Kamis kemarin (9/4).

Beroperasinya kembali belasan kapal tongkang itu dipastikan akan membuat antrean truk yang telanjur meluber sampai watudodol berangsur berkurang. Ketua DPC Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) Banyuwangi, Novi Budiyanto, kepada jawa Pos Radar Banyuwangi membenarkan hal tersebut.

Menurutnya, kembali dioperasikannya LCT yang melayani jalur penyeberangan bagi kendaraan barang itu karena fungsi LCT di Pelabuhan LCM Ketapang sangat penting. “Kurang-lebih 24 jam saja LCT tidak operasi, antrean sudah mengular.

Pukul 16.00 tadi (kemarin) seluruh LCT kembali beroperasi,” kata Novi. Ditanya terkait keluarnya Surrat Keputusan Direktur jenderal Perhubungan Darat No. SK.885/AP.005/DRJD/2015 tertanggal 19 Maret 2015 tentang larangan penggunaan kapal tipe LCT sebagai kapal angkutan penyeberangan yang dipercepat, Novi belum mengetahui secara pasti.

Dia masih belum memastikan bagaimana keputusan Dirjen Hubdat nanti apakah tetap tanggal 9 Mei 2015 ataukah tahun 2017 mendatang. “Kita tidak terlalu berpikir jauh ke sana. Semoga saja Dirjen mengerti dengan kondisi yang terjadi.

LCT sangat dibutuhkan keberadaannya di sini,” tambahnya. Sampai saat ini pihak Gapasdap masih mengatur keputusan Dirjen Hubdat terkait situasi dan kondisi selama LCT tidak beroperasi. Pihaknya tetap berharap keputuszm larangan LCT berlay dilaksanakan tahun 2017 mendatang.

“Mencabut SK.885/PA.O05/DRJD/2015 dan mengembalikan lagi ke keputusan sebelumnya adalah harapan kami,” ujar Novi kepada jawa Pos Radar Banyuwangi. Jika keputusan Dirjen Hubdat dilaksanakan tahun 2017, pihak pengusaha kapal mengaku sangat siap.

Rentan waktu yang cukup panjang menjadi alasan bagi pihak pengusaha. “Mengganti LCT ke KMP butuh waktu, juga perlu biaya yang tidak sedikit. Karyawan kita bagaimana nanti. Kalau LCT dihapus dengan cepat, bagaimana usaha kita nanti? “jelas Novi.

Sementara itu, informasi yang diperoleh Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin, sedianya hari ini Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdat) dan Direktur Direktorat Lalu Lintas Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (LLASDP) akan melakukan kunjungan kerja di Pelabuhan ASDP Ketapang.

Belum diperoleh keterangan secara pasti maksud kedatangan dua pejabat teras Departemen Perhubungan tersebut. Kedatangan Dirjen Hubdat hari ini tersebut untuk merespons tuntutan pengusaha kapal LCT. Akhirnya, disepakati win-win solution.

Penghapusan LCT yang sedianya akan diberlakukan 9 Mei 2015 mendatang akhirnya ditunda. Dirjen Hubdat rupanya mulai bersikap lunak. Sebagai solusi, penghapusan kapal LCT akan diberlakukan enam bulan lagi, tepatnya bulan Oktober tahun ini.

Plt. General Manajer PT. Indonesia Ferry (Persero) ASDP Ketapang, Saharuddin Koto, saat dikonfirmasi membenarkan kedatangan Dirjen Hubdat dan Direktur LLASDP tersebut ke Pelabuhan ASDP Ketapang. Menurut dia, kedatangan Dirjen tersebut sebatas kunjungan kerja biasa di Pelabuhan ASDP Ketapang.

‘Betul, pukul 08.00 besok (hari ini) Dirjen Hubdat dan Direktur LLASDP akan datang ke ASDP Ketapang. Hanya kunjungan kerja biasa.” tutur Saharrudin. Sementara itu, buntut tidak beroperasinya kapal-kapal LCT kemarin membuat antrean panjang di jalan raya.

Antrean kendaraan, terutama truk besar, sampai siang hari terpantau mengular sampai Watudodol. Tidak hanya jalan raya yang menjadi lokasi antrean, Pelabuhan Tanjung Wangi juga dijadikan kantong parkir untuk mengurai antrean truk di jalan raya itu.

Kantong parkir di Pelabuhan Tanjungwangi terpantau penuh sesak pada siang kemarin. “Sudah empat jam lebih ini baru sampai Pelabuhan Tanjung Wangi terus sampai kapan sampai pelabuhan, belum nyeberangnya,” keluh Wardi, 28, sopir truk tronton asal Bogor yang mengangkut semen ke Nusa Dua, Bali,tersebut.

Namun, saat kapal-kapal LCT yang sempat mogok kembali beroperasi tepat pukul 16.00 kemarin, antrean kendaraan sedikit berkurang. Diprediksi, antrean kendaraan yang serupa nnengular tersebut hari ini akan semakin berkurang. (radar)