Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Ditinggal Tidur, Rumah Ludes Terbakar

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

SILIRAGUNG, Jawa Pos Radar Genteng – Rumah milik Meda Ria Kuswari, 38, di Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Siliragung ludes terbakar, Selasa (30/5) pagi. Api yang sempat membara hingga melumat semua barang di rumah itu, diduga dari obat nyamuk bakar yang jatuh ke kasur.

Api yang membakar rumah itu, diketahui sekitar pukul 04.00. Saat itu, Meda Ria Kuswari bangun dari tidur untuk salat subuh. Korban melihat api sudah membakar kasur di kamar tengah. “Saya bangun api sudah besar,” terang Meda Ria Kuswari.

Menurut Kuswari, kamar tengah yang terbakar ini tidak dibuat tidur. Di kamar itu, dibuat untuk menaruh barang-barang dan pakaian. Saat kejadian itu, di rumah ada istrinya Ririn Irawati, 31; putrinya Cahya Kinanti, 2; mertuanya Kaminah, 60, dan salah satu keponakannya, Ardiansyah Bagas, 9. “Kita tinggal bersama ibu dan keponakan,” terangnya.

Meda mengungkapkan, api tersebut pertama kali diketahui saat akan salat Subuh. Saat itu, api sudah membakar kasur yang ada di kamar tengah. “Kebetulan kamar itu tidak dibuat tidur, hanya untuk menaruh barang-barang saja,” katanya pada Jawa Pos Radar Genteng.

Api yang membakar rumahnya itu, jelas dia, dari obat nyamuk bakar yang dipakai keponakannya Ardiansyah Bagas untuk membuat layang-layang pada Senin (29/5), sekitar pukul 19.30. “Malam itu merekatkan plastik ke layangan pakai obat nyamuk bakar, kayaknya ada api yang jatuh ke kasur,” terangnya.

Api yang membakar kasur, jelas dia, mulanya sudah diketahui oleh istrinya, Ririn Irawati, sekitar pada pukul 22.00. Malahan, api sudah sempat disiram dengan air. “Malam itu istri saya terbangun, dilihat kasur sudah lubang, kemudian mengambil air dan menyiramkan ke kasur itu,” tandasnya.

Dikira api sudah sudah padam, Ririn kembali tidur di kamar. Rupanya, api yang membakar kasur tidak benar-benar mati. Api masih ada di kasur dan membakar kasur yang terbuat dari kapuk. “Pas salat subuh apinya sudah membesar dan membakar atap rumah,” cetusnya.

Kuswari mengaku sempat panic melihat api sudah m embesar. Ia langsung mengajak istrinya dan membopong anaknya yang baru berusia dua tahun, Cahya Kinanti lari keluar rumah. Ia juga membawa barang-barang penting seperti surat tanah, handphone (HP), dan surat motor. “Saya nekat ambil barang berharga itu, sarung yang saya pakai sempat terbakar, lalu saya padamkan pakai tangan,” ungkapnya.

Bersamaan dengan itu, jelas dia, banyak warga yang baru pulang dari salat subuh di masjid. Mereka ramai-ramai membantu memadamkan api dengan alat seadanya. “Ada 50 orang lebih yang bantu, warga berdatangan karena ada yang woro-woro di pengeras suara masjid,” ucapnya seraya menunjukkan beberapa bagian rumahnya yang gosong terbakar.

Api yang membakar rumah Kuswari ini, baru padam setelah warga berjibaku memadamkan api selama satu jam dengan alat seadanya. “Saking paniknya, tidak ada yang lapor ke pemadam kebakaran, tapi alhamdulillah tidak sampai menyebar ke rumah tetangga,” tandasnya.

Kapolsek Siliragung, AKP Mujiono mengatakan, anggotanya telah datang ke lokasi untuk mengecek rumah milik warga yang terbakar itu. “Tidak ada indikasi kesengajaan, penyebab api dari obat nyamuk yang membakar kasur,” katanya.

Menurut Kapolsek, akibat kebakaran itu korban diperkirakan mengalami kerugian sekitar Rp 100 juta. “Tidak ada korban jiwa, semua rumahnya habis terbakar, banyak barang di rumah yang terbakar,” ungkapnya pada Jawa Pos Radar Genteng.(sas/abi)

source