Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Dulu Dicurigai, Kini Jadi Lokasi yang Digandrungi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

rataSEPAKBOLA. Siapa tidak tahu dengan cabang olah raga yang mendunia itu. Hangatnya perbincangan sepak bola tingkat dunia, tampaknya tidak kalah dengan suasana di Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, saat lapangan desa itu dibajak mesin hand traktor.

Lapangan yang semula hijau dan digunakan olahraga itu tiba-tiba dibajak tanpa ada pemberitahuan kepada warga sekitar. Apalagi, lapangan itu termasuk tanah kas desa dan semua warga berhak menggunakannya. Letak lapangan sepak bola itu di tepi jalan raya Dusun Kalimati, atau berjarak sekitar 100 meter dari jalan raya simpang empat.

Saat dibajak, pemuda dan warga setempat tidak pernah mendapat penjelasan atau pemberitahuan dari pihak pemerintah desa. Ironisnya, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai wakil masyarakat juga tidak tahu terkait lapangan yang dibajak tersebut. Setelah dua bulan, keresahan dan ketakutan warga yang akan kehilangan lapangan sepak bola, akhirnya mulai terjawab.

Lapangan sepak bola yang dulu dibajak untuk diratakan, kini terlihat rata dan ditumbuhi rerumputan hijau. Bahkan, saking tingginya rumput yang tumbuh di lahan lapangan sepak  bola tersebut, pencari rumput banyak yang datang. Pelatih dan pemain klub sepak bola, kini bersyukur karena lapangan sudah bisa di tempati lagi untuk latihan dan pertandingan.

Bahkan, mereka mengaku kondisi lapangan semakin baik dibanding sebelumnya. “Kami puas dan bisa bermain sepak bola dengan nyaman,” cetus Munir, 35, Salah satu tokoh pemuda yang juga pengurus Siliwangi FC. Sebelum lapangan dibajak, kondisi lapangan sangat tidak layak untuk dibuat pertandingan kompetisi atau turnamen.

Karena di sisi barat, tanahnya lebih tinggi dari timur. Akibatnya jika bola ditendang ke arah barat, seringkali menggelinding sendiri ke arah timur dan itu sangat mengganggu jalannya pertandingan. Kalau pas ngoper bola, tidak bisa maksimal dan terukur,” katanya. Setelah lapangan dibajak, permainan sepak bola bisa berlangsung seru dan imbang. Karena tidak ada lagi tim yang di rugikan akibat kondisi lapangan yang tidak seimbang tersebut.

“Kini pemain sudah nyaman dalam menendang bola, tak perlu Ngoyo menendang bola ke arah barat,” ujarnya.  Kepala Desa (Kades) Kedungrejo, Kecamatan Muncar, H. Abdurachman, mengaku bersyukur lapangan sepak bola yang dulu sempat membuat panas kini sudah bisa di terima oleh warrga. melahan, kini senang dan banyak yang memuji. “Ini wujud kalau kami peduli dengan olahraga,” cetusnya.

Sebelum meratakan lapangan hijau tersebut, dirinya sudah konsultasi dengan pelatih Persewangi, Banyuwangi, Bagong Iswahyudi, terutama dalam membuat lapangan bisa rata dan baik, sehingga layak untuk dijadikan tempat kompetisi sepak bola. “Sarannya ya membajak itu dan kita juga membahas dengan klub sepak bola,” terangnya sambil menyebut dana yang dipakai untuk meratakan itu dari dana pribadi dan swadaya. (radar)