https://radarbanyuwangi.jawapos.com – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) semakin memperkuat dugaan human error sebagai faktor kunci dalam insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya.
Meski investigasi masih berjalan, indikasi awal dari pengumpulan data dan kesaksian mengarah pada potensi kelalaian manusia dalam mengoperasikan kapal.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengungkapkan, timnya di lapangan sedang gencar mengumpulkan data krusial, mulai dari jumlah muatan, penumpang, hingga jenis kendaraan yang diangkut.
Data-data ini akan menjadi dasar utama untuk analisis lebih lanjut.
“Nanti data ketika docking akan kami minta, termasuk sertifikat dari Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) serta perlengkapan kapal. Semuanya akan kami kumpulkan di Jakarta,” kata Soerjanto.
Salah satu poin penyelidikan adalah kondisi sekoci (life craft) kapal.
KNKT berencana mewawancarai pihak yang bertanggung jawab atas perawatan life craft untuk memastikan apakah prosedur pemeliharaan telah dilakukan dengan benar dan apakah peralatan darurat berfungsi optimal saat insiden terjadi.
Meski masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan final, Soerjanto menekankan pentingnya bukti dari para penumpang yang selamat.
Dia mengisyaratkan bahwa kesaksian korban bisa mengungkap detail krusial terkait proses tenggelamnya kapal dan respons kru.
“Kami collect video penumpang selamat. Ini adalah evident (bukti) yang cukup penting karena ada banyak kecocokan,” imbuhnya.
Soerjanto juga menolak alasan cuaca ikut terlibat dalam kecelakaan ini. Dia melihat, BMKG telah memberikan peringatan kepada operator kapal sebelumnya.
Jika kondisi cuaca bergelombang tinggi, seharusnya nakhoda sudah bisa memperkirakan hal tersebut.
“Kalau cuaca saya rasa tidak, cuma kita lihat dulu berapa persen dominasi dari person error. Mungkin karena kelelahan atau apa,” ungkapnya.
Jumat hari ini (11/7) KNKT akan menerjunkan KN Masalembo untuk ikut dalam penginderaan bawah air terkait objek KMP Tunu.
Page 2
Page 3
https://radarbanyuwangi.jawapos.com – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) semakin memperkuat dugaan human error sebagai faktor kunci dalam insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya.
Meski investigasi masih berjalan, indikasi awal dari pengumpulan data dan kesaksian mengarah pada potensi kelalaian manusia dalam mengoperasikan kapal.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengungkapkan, timnya di lapangan sedang gencar mengumpulkan data krusial, mulai dari jumlah muatan, penumpang, hingga jenis kendaraan yang diangkut.
Data-data ini akan menjadi dasar utama untuk analisis lebih lanjut.
“Nanti data ketika docking akan kami minta, termasuk sertifikat dari Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) serta perlengkapan kapal. Semuanya akan kami kumpulkan di Jakarta,” kata Soerjanto.
Salah satu poin penyelidikan adalah kondisi sekoci (life craft) kapal.
KNKT berencana mewawancarai pihak yang bertanggung jawab atas perawatan life craft untuk memastikan apakah prosedur pemeliharaan telah dilakukan dengan benar dan apakah peralatan darurat berfungsi optimal saat insiden terjadi.
Meski masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan final, Soerjanto menekankan pentingnya bukti dari para penumpang yang selamat.
Dia mengisyaratkan bahwa kesaksian korban bisa mengungkap detail krusial terkait proses tenggelamnya kapal dan respons kru.
“Kami collect video penumpang selamat. Ini adalah evident (bukti) yang cukup penting karena ada banyak kecocokan,” imbuhnya.
Soerjanto juga menolak alasan cuaca ikut terlibat dalam kecelakaan ini. Dia melihat, BMKG telah memberikan peringatan kepada operator kapal sebelumnya.
Jika kondisi cuaca bergelombang tinggi, seharusnya nakhoda sudah bisa memperkirakan hal tersebut.
“Kalau cuaca saya rasa tidak, cuma kita lihat dulu berapa persen dominasi dari person error. Mungkin karena kelelahan atau apa,” ungkapnya.
Jumat hari ini (11/7) KNKT akan menerjunkan KN Masalembo untuk ikut dalam penginderaan bawah air terkait objek KMP Tunu.