Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Empat Warga Kena Tomcat

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Tomcat ternyata tak hanya bikin heboh Surabaya dan sekitarnya. Sebab, ternyata hewan kecil itu sudah masuk Bumi Blambangan.

Temuan Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi menunjukkan, sedikitnya sudah empat warga Kota Gandrung yang menjadi korban tomcat. Kulit empat orang tersebut melepuh karena diduga terkena liur serangga belang seukuran semut merah tersebut.

Dari empat korban, tiga di antaranya berasal dari Kecamatan Kabat. Satu korban lain berasal dari Kecamatan Wongsorejo. “Keempat korban sudah ditangani petugas medis setempat,” cetus Kepala Dinkes Banyuwangi, Hariadji Soegito, kemarin (23/3).

Sayangnya, dengan dalih kode etik kesehatan, Hariadji menolak menyebut identitas para korban. Yang jelas, tiga warga yang diduga kuat terserang tomcat tinggal di Desa Kalirejo, Kecamatan Kabat, dan satu warga lagi tinggal di Desa Bengkak, Kecamatan Wongsorejo.

“Para korban umumnya masih anak-anak,” katanya. Menurut Hariadji, bentuk tomcat mirip semut merah dan juga menyerupai kala jengking. Panjang sekitar satu centimeter hingga 3,5 centimeter.

Tubuh serangga itu berwarna oranye kombinasi hitam dan memiliki sayap tipis. Meski takut dengan sinar matahari, tapi serangga yang satu ini senang dengan sinar lampu. “Biasanya muncul pada sore atau malam hari,” terangnya.

Tomcat yang akhir-akhir ini menghebohkan tersebut sebenarnya tidak mematikan. Meski begitu, kulit seseorang yang terserang akan panas dan melepuh. “Itu bukan karena digigit atau disengat, tapi lantaran terkena cairannya,” ujarnya.

Makanya, lanjut dia, bila warga menemukan serangga tersebut hendaknya tidak panik. Bila tomcat menempel di tangan atau tubuh, maka cukup disentil saja. “Jangan ditepuk dengan tangan. Sebab, bila ditepuk, cairan yang keluar dari tubuh tomcat itu akan melepuhkan kulit karena mengandung racun,” tuturnya.

Bila telanjur terkena cairan tomcat, bagaimana cara mengobati? Hariadji menyebut, selain segera dibersihkan menggunakan air sebanyak-banyaknya, sebaiknya juga diolesi salep. Bila kulit melepuh, maka segera bawa ke puskesmas atau ke petugas kesehatan terdekat.

“Obat persediaan untuk serangan tomcat cukup banyak,” ungkapnya. Untuk mengantisipasi bertambahnya warga yang menjadi korban tomcat, Dinkes meminta warga membiasakan diri memadamkan lampu di dalam rumah. Setiap celah rumah diberi kasa, sehingga tidak bisa menjadi jalan masuk serangga.

“Tomcat bisa terbang, dan senang berada di sekitar lampu yang menyala,” jelasnya. Hariadji mengaku sudah menginstruksikan semua petugas kesehatan dan kepala puskesmas se-Banyuwangi agar menyosialisasikan terkait kewaspadaan terhadap tomcat.

“Semua petugas kesehatan sudah siaga,” terangnya. Keberadaan tomcat, kata Hariadji, sebenarnya sudah lama, yaitu berada di sekitar persawahan. Bahkan, serangga tersebut dikenal sebagai predator wereng. “Jadi tomcat adalah sahabat para petani, karena menjadi predator wereng,” cetusnya. (radar)