The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Anti-Mainstream Marketing, Regent Anas Book Revealed 20 Recipe Advancing Banyuwangi

Photo:
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox
Photo: banyuwangikab

BANYUWANGI – Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas meluncurkan buku berjudul “Anti-Mainstream Marketing: 20 Jurus Mengubah Banyuwangidi Gramedia Expo, Surabaya, Monday (14/10/2019).

Reported from banyuwangikab.go.id, buku yang diterbitkan Penerbit Gramedia tersebut memaparkan 20 prinsip kreatif mengembangkan Banyuwangi dengan pendekatan-pendekatan tak lazim.

Jadi ya ini upaya mendokumentasikan semua ikhtiar kami di Banyuwangi, jatuh-bangunnya membangun daerah,” said Regent Anas.

Di dalamnya ada 20 jurus yang kami petakan dari sisi strategi, inovasi, dan leadership,” he added.

Regent Anas said, sejumlah pendekatan anti-mainstream yang dikerjakan di Banyuwangi antara lain Setiap Dinas adalah Dinas Pariwisata, Dari Kota Santet Menuju Kota Internet, Semakin Terbawah Semakin Prioritas Teratas, Semakin Misteri Semakin Diminati, Semakin Tersembunyi Semakin Dicari, hingga Rumah Sakit Bukan Tempat Orang Sakit.

Banyak orang bertanya tentang pendekatan-pendekatan anti-mainstream,” said Regent Anas.

“Among them, lho kok di Banyuwangi setiap dinas adalah dinas pariwisata? Masak enggak ada dinas perindustrian, dinas pertanian, etc? Nah di buku ini dijelaskan beserta contoh praktisnya,” said Regent Anas.

Dijelaskan Bupati Anas, setiap Dinas adalah Dinas Pariwisata adalah wujud dari tourism centered economy, ekonomi yang bersumbu pada pariwisata.

Example, sektor perindustrian bergerak ke pariwisata dengan mendorong pengembangan Museum Kereta Api oleh PT INKA saat BUMN tersebut dalam proses membangun pabrik kereta terbesar se-ASEAN di Banyuwangi.

Maka ketika Danone pun ingin mengembangkan industri air minum dalam kemasan di Banyuwangi, kami juga meminta ada Museum dan Pusat Edukasi Air. Jadi industri sekaligus pariwisata,” said Regent Anas.

Bupati Anas mencontohkan jurus kreatif lainnya, seperti ”semakin misteri semakin diminati” pada Taman Nasional Alas Purwo. Selain dikenal sebagai taman nasional yang telah ditetapkan sebagai cagar biosfer dunia, Alas Purwo juga kaya akan kearifan lokal nilai-nilai leluhur.

Berkat sejumlah kemasan, tingkat kunjungan ke Alas Purwo melonjak pesat, even 2018 lalu dikunjungi lebih dari 211.000 person,” added Regent Anas.

Di buku tersebut, sambung Bupati Anas, juga dipaparkan model pemasaran Banyuwangi. Yakni d Banyuwangi, pihaknya membuat semacam model dengan fokus pasar ke enam segmen, yaitu wisatawan, tour and travel, resident, investor, eksportir, dan industri manufaktur.

Bupati Anas menjelaskan pentingnya resident alias orang-orang tertentu yang diajak untuk tinggal di sebuah daerah.

Kita ajak influencer untuk tinggal di Banyuwangi. For example, kami lagi siapkan Kampung Arsitek di mana lima arsitek paling top di Indonesia akan tinggal dan berkarya di Banyuwangi. Beberapa musisi juga berminat untuk tinggal di Banyuwangi. Nah dengan tinggal di Banyuwangi, beliau-beliau bergerak memberi manfaat, melakukan transformasi,” he said.

Bupati Anas juga menekankan proses transformasi berdasarkan pendekatan ”dari kota santet menuju kota internet”. Banyuwangi yang dulu dikenal dengan citra klenik, kini menuju daerah dengan pelayanan publik berbasis digital.

“As much 189 desa sudah teraliri fiber optic untuk menunjang pelayanan publik. Di banyak desa sudah dikembangkan self service di mana warga kampung saat mengurus dokumen tidak perlu bertemu petugas,” he concluded.