The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Banyuwangi Perkuat Jejaring di Forum Kota Cerdas ASEAN

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

BANYUWANGI – Banyuwangi menjadi satu dari tiga daerah di Indonesia yang dipilih masuk dalam Jaringan Kota Cerdas ASEAN atau ASEAN Smart Cities Network (ASCN). Pemilihan Banyuwangi bersama Jakarta dan Makassar masuk ke jaringan tersebut dilakukan pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN pada April 2018 then.

Sebagai tindak lanjut dari program tersebut, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas ditunjuk menjadi salah satu delegasi Indonesia untuk menghadiri workshop ASEAN Smartcities Governance di Singapura, Tuesday (22/5/2018).

Banyuwangi diberi kesempatan mengikuti sesi berbagi pengalaman pengembangan smart city bersama perwakilan kota pintar negara-negara ASEAN. As much 26 kota/daerah dari 10 negara ASEAN terlibat dalam forum yang dibuka langsung oleh Executive Director Centre for Liveable Cities Singapore sekaligus Chair ASEAN Smart Cities Network 2018, Khoo Teng Chye, the.

Para delegasi akan mengikuti sesi sharing untuk mengeksplorasi potensi dan best practices dari masing-masing daerah,” kata Anas dalam keterangan tertulisnya.

According to Anas, terlibat di forum ASEAN adalah momen untuk mengembangkan jaringan sekaligus menambah referensi praktik inovasi dari belahan negara lain. Especially, forum ASEAN ini banyak menghadirkan pakar-pakar platform digital, pengentasan kemiskinan, dan pembangunan internasional seperti dari World Bank, Alibaba, Grab, Ernst and Young, Huawei, UNESCAP, dan UNDP.

Anas says, tujuan ASCN adalah memperkuat program pengembangan kota pintar di masing-masing daerah terpilih. ASCN juga memfasilitasi semua program masing-masing daerah dengan mitra internasional untuk mendapatkan solusi terbaik.

Banyuwangi sendiri mengusung program Smart Kampung. Jadi kita lebih menonjolkan bagaimana teknologi mendorong perubahan kawasan perdesaan, baik untuk kepentingan pelayanan publik, education, health, maupun ekonomi. Intinya mendorong masyarakat rural menjadi lebih maju,” said Anas.

Smart Kampung sendiri adalah program pengembangan desa yang digagas Pemkab Banyuwangi untuk mendekatkan pelayanan publik hingga ke level desa. Setiap desa didesain memiliki kerangka program terintegrasi yang memadukan antara penggunaan TIK berbasis serat optik, productive economic activity, creative economic activities, peningkatan pendidikan-kesehatan dan upaya pengentasan kemiskinan.

Bukan sekadar tergantung pada transformasi teknologi, tapi yang lebih penting adalah upaya mendorong pengembangan kampung-kampung menjadi lebih baik. Ini yang mungkin belum banyak diperhatikan dalam peta Smart City pada umumnya yang hanya fokus pada problem masyarakat perkotaan,” said Anas.

Smart Village, said Anas, telah membuat desa secara bertahap menjadi sentra pelayanan publik yang bisa diandalkan. Sejak program Smart Kampung diluncurkan pada Mei 2016 oleh Menkominfo Rudiantara, kini telah ada 167 desa yang teraliri internet berbasis serat optik (fiber optic) of totals 189 desa di Banyuwangi.