Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Erupsi Raung Berlanjut

PANTAU: Seorang petugas mengecek seismograf di Pos Pengamatan Gunung Raung di Dusun Mangaran, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, kemarin.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
PANTAU: Seorang petugas mengecek seismograf di Pos Pengamatan Gunung Raung di Dusun Mangaran, Desa Sumberarum,Kecamatan Songgon, Banyuwangi, kemarin.
PANTAU: Seorang petugas mengecek seismograf di Pos Pengamatan Gunung Raung di Dusun Mangaran, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, kemarin.

SONGGON – Status Gunung Raung masih belum berubah, yaitu siaga level III. Sampai kemarin (7/1), aktivitas gunung setinggi 3.332 meter dari permukaan laut (dpl) terse but masih berlanjut. Proses erupsi juga masih berlangsung di kawah gunung terbesar di Pulau Jawa itu. Itu menandakan bahwa gunung yang memiliki kedalaman kawah 500 meter tersebut terus-menerus meletus. Karena itu, kepulan asap kerap kali muncul di puncak gunung.

Hanya, asap yang mengepul akibat proses erupsi itu tidak se tebal hari sebelumnya. Menurut sejumlah petugas di Pos Pengamatan Gunung Raung di Dusun Mangaran, Desa Sumber arum, Kecamatan Songgon, asap yang keluar dari Gunung Raung kali ini berwarna putih. Selain itu, tekanan asap yang menyembur dari gunung juga melemah. Ketinggian asap yang terpantau hanya sekitar 100 meter. Suara gemuruh dari puncak Gunung Raung tetap ada sepanjang hari kemarin. Namun, intensitas gemuruh itu tidak sepadat sehari sebelumnya. Kali terakhir, suara gemuruh terdengar sekitar pukul 05.00 kemarin.

Sinar api terakhir terlihat sekitar pukul 02.00 dini hari. Gunung secara visual terlihat jelas tanpa tertutup awan,” ungkap Mukijo, salah satu petugas di Pos Pengamatan Gunung Raung Mukijo menjelaskan, sinar api diketahui tanggal 2 Januari 2012 lalu. Namun, la poran dari daerah lain menyebutkan, fenomena alam tersebut sudah terjadi sejak akhir Desember 2012. ‘’Laporan dari Bondowoso, api sudah terlihat Desember lalu,” terangnya.

Menurut Mukijo, suara gemuruh memang baru terdengar sepekan terakhir. Tetapi, dia menyebut gunung tersebut sebenarnya sudah mulai erupsi November 2012 lalu. ‘’Sejak tanggal 27 November 2012, gunung sudah proses erupsi,” ujar petugas  pemantau asal Jogjakarta itu.Meski begitu, lanjut dia, kekuatan letusan gunung tersebut tergolong kecil. Hingga kini, proses erupsi dengan kekuatan rendah itu masih terus berlangsung di puncak Gunung Raung. ‘’Proses erupsi masih terus,” katanya kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin.

Mukijo memaparkan, aktivitas Gunung Raung secara global tak jauh beda dengan tanggal 27 November 2012 lalu. Kini, gempa tremor yang terekam pada seismograf (alat pencatat gempa) mulai 0,5 hingga 32 mm. ‘’Seismik rata-rata masih 8 mm,” sebutnya. Menurutnya, kini kertas yang mencatat seismik dalam seismograf lebih sedikit jika dibandingkan November 2012 lalu. Kini, pergantian kertas alat ter sebut berlangsung 16 kali sehari. ‘’Waktu itu bisa ganti kertas sampai 60 kali sehari. Jika status normal, cuma dua kali sehari,” pungkasnya. (radar)