Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Even Sukses tapi Gagal Finis karena Jatuh

NGEBUT: Guntur (hijau) mengikuti race kelas eksekutif Minggu pagi lalu (9/12)
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
NGEBUT: Guntur (hijau) mengikuti race kelas eksekutif Minggu pagi lalu (9/12)

Sukses besar pelaksanaan International Banyuwangi Tour de’Ijen (BTDI) tidak lepas dari kerja keras Ir. Guntur Priambodo MM. Selain sibuk menjadi ketua panitia BTDI, dia juga ikut turun lintasan sebagai peserta executive race. A.F. SOSOK Guntur lebih dikenal sebagai kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Banyuwangi. Selain sebagai pejabat birokrasi, baru-baru ini dia juga terpilih sebagai ketua Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Banyuwangi.

Jabatan sebagai ketua ISSI itulah yang mengantarkan Guntur dipercaya sebagai nakhoda penyelenggaraan lomba balap sepeda bertaraf internasional pertama di Bumi Blambangan. Pelaksanaan BTDI itu berawal dari diskusi kecil pengurus dan anggota ISSI Banyuwangi. Pada era kepemimpinan Guntur, ISSI Banyuwangi akan mengawali program dengan menggelar even balap sepeda yang akan diberi nama Banyuwangi Tour de’Ijen.

Hanya, even itu rencananya tidak sebesar BTDI. Rencana awal, BTDI hanya akan melibatkan peserta dari Jatim dan sebagian pembalap Bali. Tetapi, ide kecil itu ditangkap menjadi ide besar setelah disampaikan kepada Bupati Abdullah Azwar Anas. Rute awal yang direncanakan ISSI Banyuwangi hanya dari Banyuwangi menuju Gunung Ijen. Namun, Bupati Anas meminta rutenya diperpanjang lebih dari 100 kilometer (Km) karena akan melibatkan peserta internasional Yang memunculkan rute Banyuwangi -Pulau Merah itu ya Pak Bupati.

Tujuannya, mengenalkan wisata Pulau Merah kepada masyarakat internasional,” papar Guntur. Bupati Anas merespons acara itu dengan ce pat. Bupati Anas menghendaki BTDI itu di laksanakan secara serius dan berkelas internasional. Alasannya, jika BTDI hanya di gelar dengan skala kecil tidak akan memberikan dampak apa pun. Tetapi, jika BTDI digelar dengan melibatkan peserta in ternasional, even itu akan memberikan dam pak positif yang lebih luas terhadap Banyuwangi dan rakyat. Dari ide kecil itu, Bupati Anas kemudian mengontak teman-temannya di Pengurus Besar (PB) ISSI di Jakarta.

Kepada PB ISSI, Anas menyampaikan keinginannya menggelar even internasional di Ba nyuwangi. Dari pembicaraan itu, PB ISSI berjanji akan ke Banyuwangi guna me lakukan survei lokasi. Survei lokasi itu un tuk menentukan apakah Banyuwangi la yak menggelar even balap sepeda in terna sional. Tidak lama setelah itu, tim PB ISSI turun dan menggelar pertemuan. Usai menggelar per temuan, tim PB ISSI turun melakukan sur vei lokasi yang akan dilalui. Setelah dilakukan survei, PB ISSI menyimpulkan layak dengan beberapa persyaratan. Salah satunya, perbaikan jalan yang akan dilalui peserta BTDI.

Beberapa syarat itu langsung disanggupi Bupati Anas. Setelah dinyatakan layak, Anas langsung bergerak cepat. Langkah pertama, Bupati Anas menunjuk Guntur Priambodo sebagai penanggung jawab suksesnya pelaksanaan BTDI. Persiapan BTDI itu mulai dilakukan pada Agustus 2012 lalu. Saat ini, dukungan dana dari APBD belum ada. Walau belum ada dana, Guntur bersama timnya tetap kerja ke ras agar persiapan BTDI berjalan sesuai rencana. Walau persiapan pelaksanaan BTDI sa ngat melelahkan dan menyita waktu banyak, namun Guntur mengaku puas dengan pelaksanaan BTDI. Apalagi penyelenggaraan BTDI mendapatkan penilaian nyaris sempurna dengan nilai 85 persen dari Union Cycliste International (UCI) dari penilai sempurna 95 persen.

Pada BTDI tahun 2012 ini, banyak peserta tidak berhasil menaklukkan tanjakan menuju finish etape dua di Paltuding. Mereka bertekad untuk datang lagi guna me naklukkan etape ‘neraka’ itu. Walau kerjanya sangat padat, Guntur masih menyempatkan latihan bersepeda. Sebelum terpilih menjadi ketua ISSI, Guntur sudah ge mar bersepeda bersama tim Banyuwangi Road Cycling Club (BRCC) lain. Guntur mengaku gemar berolahraga se peda sejak empat tahun silam. Tapi untuk sepeda balapan, baru ditekuninya dalam rentang waktu satu tahun. Dalam waktu satu tahun terakhir ini, Guntur sering mengikuti berbagai lomba.

Dalam event BTDI, Guntur mendaftarkan dirinya sebagai peserta pada executive race. Walau hanya menjadi peserta ada kelas  eksekutif, namun persaingan di kelas inisa ngat ketat. Pada putaran pertama, Guntur  sudah leading di depan bersama Direktur Utama PT Jawa Pos Koran, Azrul Ananda yang juga mengikuti kelas yang sama. Sayangnya, Guntur tidak sampai menyelesaikan tiga putaran yang dipertandingkan. Pada putaran terakhir, Guntur mengalami kecelakaan karena bersenggolan dengan peserta lainnya. Senggolan itu terjadi pada tikungan Taman Sri Tanjung. Saat itu, Guntur sudah leading pada posisi depan, tapi pada saat menikung dia diserobot peserta lain dari luar lintasan.

Peserta dari tim Bali itu masuk lintasan dari trotoar sehingga Guntur tidak bisa me ngendalikan laju sepedanya. Tabrakan se sama peserta tidak bisa dihindari. “Kalau saya menghindar ke kiri, maka akan terjadi ta brak beruntun,” katanya. Akibat tabrakan itu, Guntur tidak bisa melanjutkan balapan hingga finish. Secara fisik, Guntur hanya mengalami cedera ringan. Namun sepedanya tidak memungkinkan di gunakan untuk melanjutkan balapan ka rena mengalami rusak berat. Sepeda seharga Rp 100 juta milik Guntur itu harus masuk bengkel untuk dilakukan perbaikan. “Kualitas executive race kita, hanya terpaut sedikit tim lainnya. Kalau kita nggak senggolan, insyallah menang,” tuturnya. (radar)