sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Sidoarjo diguncang duka mendalam akibat robohnya bangunan tiga lantai Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Desa Buduran pada Senin (29/9/2025) sekitar pukul 15.00 WIB.
Insiden tragis ini menelan sedikitnya tiga korban jiwa dari kalangan santri serta mengakibatkan puluhan lainnya luka-luka.
Peristiwa terjadi saat para santri tengah menunaikan salat Asar berjamaah.
Berdasarkan keterangan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tiang penopang bangunan diduga tidak mampu menahan beban pengecoran lantai tiga, sehingga struktur runtuh hingga ke lantai dasar.
Baca Juga: Musala Baru Dicor Pagi, Asar Langsung Ambruk! Begini Kondisi Santri Ponpes Al Khoziny Sidoarjo yang Tertimpa Reruntuhan
Jumlah Korban dan Proses Evakuasi
Hingga Selasa (30/9/2025), tercatat 3 santri meninggal dunia, sementara 98 lainnya mengalami luka-luka dengan tingkat keparahan berbeda.
Para korban kini dirawat di tiga rumah sakit, yakni RSUD Sidoarjo, RSI Siti Hajar, dan RS Delta Surya.
Tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, BPBD, dan puluhan instansi terkait terus melakukan pencarian korban.
Diperkirakan masih ada 38 santri yang terjebak di bawah reruntuhan.
Evakuasi berlangsung penuh tantangan karena kondisi bangunan yang tidak stabil.
Petugas memilih metode manual untuk menghindari risiko tambahan, meski alat berat juga dikerahkan secara terbatas.
Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI M. Syafeii, menegaskan operasi penyelamatan difokuskan pada “Golden Time”, yakni periode krusial untuk menyelamatkan korban yang masih hidup.
Bahkan, tim sempat berhasil berkomunikasi dengan salah satu korban yang terjebak di dalam reruntuhan dan menyalurkan oksigen serta makanan.
Baca Juga: Nama-Nama Korban Ambruknya Mushala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Ada Santri 10 Tahun hingga Dewasa
Page 2
Bupati Sidoarjo, Subandi, mengungkapkan bahwa pembangunan musala di asrama putra Ponpes Al Khoziny diduga tidak memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
Bangunan tersebut, yang baru dikerjakan sekitar sembilan hingga sepuluh bulan terakhir, diketahui tidak memenuhi standar konstruksi.
“Perizinan belum ada. Banyak pondok yang langsung membangun tanpa mengurus izin terlebih dahulu,” tegas Subandi.
Pernyataan ini semakin memperkuat dugaan bahwa kelalaian administratif dan teknis turut memicu robohnya bangunan tersebut.
Baca Juga: Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk saat Salat Asar, 1 Santri Tewas, 101 Selamat
Respons Menteri Agama
Menteri Agama, Nasaruddin Umar, yang meninjau lokasi pada Selasa (30/9/2025), menyatakan pihaknya akan memberikan perhatian khusus pada standar pembangunan pondok pesantren ke depan.
“Jangan sampai ada kejadian serupa. Semua pembangunan harus mengikuti aturan yang berlaku,” ujarnya.
Nasaruddin menegaskan bahwa kasus robohnya Ponpes Al Khoziny akan dijadikan pelajaran berharga untuk memperketat pengawasan pembangunan madrasah maupun pondok pesantren di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk, 1 Tewas, Puluhan Luka
Permintaan Maaf dari Pihak Pesantren
Pengasuh Ponpes Al Khoziny, KH Abdus Salam Mujib, menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga korban.
Ia menyebut peristiwa ini sebagai ujian berat dan berharap semua pihak diberi kesabaran.
“Sepertinya penopang cor tidak kuat. Kami mohon doa agar semua santri yang menjadi korban mendapat tempat terbaik di sisi Allah,” kata Mujib.
Page 3
sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Sidoarjo diguncang duka mendalam akibat robohnya bangunan tiga lantai Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Desa Buduran pada Senin (29/9/2025) sekitar pukul 15.00 WIB.
Insiden tragis ini menelan sedikitnya tiga korban jiwa dari kalangan santri serta mengakibatkan puluhan lainnya luka-luka.
Peristiwa terjadi saat para santri tengah menunaikan salat Asar berjamaah.
Berdasarkan keterangan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tiang penopang bangunan diduga tidak mampu menahan beban pengecoran lantai tiga, sehingga struktur runtuh hingga ke lantai dasar.
Baca Juga: Musala Baru Dicor Pagi, Asar Langsung Ambruk! Begini Kondisi Santri Ponpes Al Khoziny Sidoarjo yang Tertimpa Reruntuhan
Jumlah Korban dan Proses Evakuasi
Hingga Selasa (30/9/2025), tercatat 3 santri meninggal dunia, sementara 98 lainnya mengalami luka-luka dengan tingkat keparahan berbeda.
Para korban kini dirawat di tiga rumah sakit, yakni RSUD Sidoarjo, RSI Siti Hajar, dan RS Delta Surya.
Tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, BPBD, dan puluhan instansi terkait terus melakukan pencarian korban.
Diperkirakan masih ada 38 santri yang terjebak di bawah reruntuhan.
Evakuasi berlangsung penuh tantangan karena kondisi bangunan yang tidak stabil.
Petugas memilih metode manual untuk menghindari risiko tambahan, meski alat berat juga dikerahkan secara terbatas.
Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI M. Syafeii, menegaskan operasi penyelamatan difokuskan pada “Golden Time”, yakni periode krusial untuk menyelamatkan korban yang masih hidup.
Bahkan, tim sempat berhasil berkomunikasi dengan salah satu korban yang terjebak di dalam reruntuhan dan menyalurkan oksigen serta makanan.
Baca Juga: Nama-Nama Korban Ambruknya Mushala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Ada Santri 10 Tahun hingga Dewasa