sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Ekspor komoditas unggulan Indonesia ke Amerika Serikat (AS) mendapat pukulan serius.
Otoritas Pengawas Makanan dan Obat AS (FDA) resmi melarang masuknya produk udang beku milik PT Bahari Makmur Sejati (BMS) serta cengkih milik PT Natural Java Spice (Natural Java) karena terdeteksi kontaminasi zat radioaktif Cesium-137 (Cs-137).
Larangan ini diumumkan setelah FDA melakukan uji sampel pada Agustus 2025.
Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya paparan Cs-137, meski FDA menegaskan tidak ada produk yang sudah masuk ke pasar ritel AS.
Baca Juga: Isu Udang Radioaktif Merebak, Pemkab Pastikan Udang Banyuwangi Aman dan Jadi Andalan Ekspor ke AS
Dampak Ekonomi Ekspor Udang dan Cengkih
Larangan ini mengancam kinerja ekspor dua komoditas unggulan Indonesia.
Data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat, 63,2 persen ekspor udang Indonesia sepanjang semester I 2024 dikirim ke AS dengan nilai mencapai US$477,29 juta.
Sementara ekspor cengkih RI ke AS melonjak dari US$7,02 juta pada 2020 menjadi US$13,7 juta pada 2024.
Dengan pemblokiran FDA, arus perdagangan udang dan cengkih Indonesia berpotensi terganggu, sekaligus memengaruhi daya saing di pasar global.
Baca Juga: Bandara Internasional Banyuwangi Resmi Aktif Lagi! Akses Wisata & Ekspor Kini Lebih Mudah
Penanganan Pemerintah Indonesia
Pemerintah bergerak cepat dengan membentuk Satgas Penanganan Radiasi Cs-137.
Kawasan Industri Modern Cikande, Banten, tempat asal kontaminasi, kini ditetapkan sebagai status kejadian khusus radiasi.
Investigasi menemukan sumber kontaminasi berasal dari bubuk besi bekas (scrap) yang tercampur dalam kontainer ekspor udang.
Beberapa kontainer yang dipulangkan dari AS terdeteksi memiliki kadar Cs-137, meski sebagian besar masih di bawah ambang batas standar Indonesia (500 Bq/kg) maupun AS (1.200 Bq/kg).
Page 2
Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta aparat kepolisian juga melakukan dekontaminasi di sejumlah titik.
Sejauh ini, 10 titik paparan Cs-137 telah teridentifikasi, dengan dua titik berhasil didekontaminasi.
Baca Juga: Seminar Nasional UMKM Go Export: Digital Drive, Global Thrive Dorong UMKM Naik Kelas Lewat Digitalisasi dan Akselerasi Ekspor
Risiko Kesehatan Cs-137
Cesium-137 merupakan isotop radioaktif hasil reaksi fisi nuklir.
Zat ini memancarkan radiasi beta dan gamma, berbahaya bagi kesehatan jika terhirup atau masuk ke tubuh melalui makanan.
Dalam jangka panjang, paparan Cs-137 berpotensi meningkatkan risiko kanker.
Meski demikian, pemerintah menegaskan kondisi masih terkendali.
Pemeriksaan kesehatan terhadap lebih dari 1.500 pekerja dan warga di sekitar kawasan industri dilakukan untuk memastikan keselamatan publik.
Baca Juga: Permintaan Ekspor Kelapa Indonesia Meningkat Tajam, Harga Domestik Melonjak
Langkah Selanjutnya
Pemerintah Indonesia menegaskan kontaminasi Cs-137 hanya terjadi di kawasan Cikande dan tidak menyebar ke rantai pasok nasional.
Upaya dekontaminasi serta pengawasan ketat ekspor akan terus dilakukan untuk memastikan standar keamanan pangan global terpenuhi.
Kasus ini menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk memperketat standar industri ekspor, terutama pada komoditas strategis seperti udang dan rempah-rempah.
Page 3
sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Ekspor komoditas unggulan Indonesia ke Amerika Serikat (AS) mendapat pukulan serius.
Otoritas Pengawas Makanan dan Obat AS (FDA) resmi melarang masuknya produk udang beku milik PT Bahari Makmur Sejati (BMS) serta cengkih milik PT Natural Java Spice (Natural Java) karena terdeteksi kontaminasi zat radioaktif Cesium-137 (Cs-137).
Larangan ini diumumkan setelah FDA melakukan uji sampel pada Agustus 2025.
Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya paparan Cs-137, meski FDA menegaskan tidak ada produk yang sudah masuk ke pasar ritel AS.
Baca Juga: Isu Udang Radioaktif Merebak, Pemkab Pastikan Udang Banyuwangi Aman dan Jadi Andalan Ekspor ke AS
Dampak Ekonomi Ekspor Udang dan Cengkih
Larangan ini mengancam kinerja ekspor dua komoditas unggulan Indonesia.
Data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat, 63,2 persen ekspor udang Indonesia sepanjang semester I 2024 dikirim ke AS dengan nilai mencapai US$477,29 juta.
Sementara ekspor cengkih RI ke AS melonjak dari US$7,02 juta pada 2020 menjadi US$13,7 juta pada 2024.
Dengan pemblokiran FDA, arus perdagangan udang dan cengkih Indonesia berpotensi terganggu, sekaligus memengaruhi daya saing di pasar global.
Baca Juga: Bandara Internasional Banyuwangi Resmi Aktif Lagi! Akses Wisata & Ekspor Kini Lebih Mudah
Penanganan Pemerintah Indonesia
Pemerintah bergerak cepat dengan membentuk Satgas Penanganan Radiasi Cs-137.
Kawasan Industri Modern Cikande, Banten, tempat asal kontaminasi, kini ditetapkan sebagai status kejadian khusus radiasi.
Investigasi menemukan sumber kontaminasi berasal dari bubuk besi bekas (scrap) yang tercampur dalam kontainer ekspor udang.
Beberapa kontainer yang dipulangkan dari AS terdeteksi memiliki kadar Cs-137, meski sebagian besar masih di bawah ambang batas standar Indonesia (500 Bq/kg) maupun AS (1.200 Bq/kg).