Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Gumitir Macet Sembilan Jam

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

KALIBARU – Jalur selatan yang melewati Gunung Gumitir kembali macet kemarin (5/6). Tidak tanggung-tanggung kali ini jalur  utama yang menghubungkan Banyuwangi-Jember itu mengalami kemacetan hingga sembilan jam. Jalan yang macet itu dipicu truk gandeng yang mengangkut tebu terguling di barat Watu Gong.

Kondisi semakin parah pada pukul 23.00 ada truk yang mengangkut gas elpiji macet di tikungan tajam yang tidak jauh dari truk yang terguling itu. Akibat truk terguling dan macet itu, arus lalu lintas di jalur selatan itu sempat macet total. Antrean  panjang kendaraan terlihat mengular.

Baru pada pukul 07.00 kendaraan roda empat mulai bisa lewat dengan sistem buka-tutup. Kapolsek Kalibaru AKP Bambang Suprapto melalui Kanitlantas Ipda Lipur mengatakan, penyebab kemacetan tersebut berada di wilayah hukum Polres Jember.

Pihaknya  hanya membantu mengurai dan melaporkan kepada pihak terkait.  Saat kemacetan mulai terjadi tengah malam, terang Lipur, pihaknya sudah menyampaikan kepada petugas di Pelabuhan  Ketapang agar kendaraan yang akan ke Jember sebaiknya memutar melalui Situbondo.

“Tadi malam (kemarin malam) langsung kita informasikan, kendaraan besar lebih baik lewat Situbondo atau berhenti terlebih dahulu,” katanya. Selain itu, jelas dia, petugas Polsek Kalibaru juga menghentikan setiap kendaraan yang akan menuju Jember. Mereka diminta berhenti karena jalan di Gumitir sedang macet.

“Semua kendaraan kita minta parkir di bawah,” cetusnya. Langkah itu dilakukan demi menghindari antrean panjang kendaraan di Gunung Gumitir. Hal itu dilakukan demi menghindari kemacetan bertambah panjang. “Antrean cukup panjang,” ujarnya. Sejumlah pengguna jalan yang terjebak dalam kemacetan banyak menanyakan fungsi timbangan di Kalibaru.

Kendaraan yang selama  ini sering mengalami kecelakaan  biasanya disebabkan kelebihan  muatan. “Truk tebu itu seperti keberatan angkutan, kok bisa lepas  di jembatan timbang,” cetus Edi  Suprayitno, 36, warga Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari. Petugas jembatan timbang Kalibaru mengatakan semua truk yang mengangkut barang selalu  ditimbang secara ketat.

Bila ada  kendaraan yang mengangkut  barang melebihi tonase, maka ditindak sesuai aturan. “Semua sudah diatur menggunakan sistem online,” cetus petugas yang menolak namanya dikorankan. Pegawai yang mengaku tinggal di Kabupaten Jember itu menyampaikan, kendaraan yang muatannya melebihi kapasitas ada yang  diminta pulang. Hanya, kendaraan itu biasanya nekat melanjutkan  perjalanan. “Kita tidak punya kewenangan mengejar kendaraan itu,” dalihnya. (radar)