Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Gunung Salak Disurvei Kandungan Emasnya, Warga Sumberagung Sebut Tidak Ada Sosialisasi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

RADAR GENTENG – Gagal menghadang tim Survey Geologi PT BSI karena dikawal petugas keamanan, warga Dusun pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, diajak berunding di Kantor Kecamatan Pesanggaran. Mereka ditemui perwakilan PT BSI dan Tim Terpadu dari Pemkab Banyuwangi, Kamis (1/6).

Dalam pertemuan yang juga dihadiri Forpimka Pesanggaran itu, warga dengan tegas menyatakan menolak penambangan emas di Gunung Salakan. “Warga mengeluh dengan rencana penambangan emas di Gunung Salakan,” cetus juru bicara warga, Amin Fauzi, 41.

Amin yang tinggal di Dusun Pancer, Desa Sumberagung, mempertanyakan legalitas dan rencana kerja PT BSI untuk melakukan penambangan emas di Gunung Salakan. “Selama ini yang seharusnya masyarakat tahu, kami belum tahu. Seperti Surat Persetujuan Lingkungan dan AMDAL (Analisis mengenai dampak lingkungan),” ucapnya.

Menurut Amin, sosialisasi mengenai izin kepada warga, sampai sekarang belum pernah dilakukan oleh pihak perusahaan tambang emas tersebut. Kalaupun sudah, menurutnya belum tersampaikan secara menyeluruh. “Sosialisasinya mana, kami tidak pernah tahu. Makanya kami minta untuk membuat forum lagi, tapi kami tidak ingin kalau dari (Dusun) Pancer saja. perwakilan lima desa harus ada,” cetusnya.

Amin menyampaikan, dampak eksplorasi lingkungan untuk penambangan oleh PT BSI, tidak hanya pada masyarakat Desa Sumberagung saja, tapi juga pada empat desa lain, Desa Sarongan, Desa Kandangan, Desa Sumbermulyo, dan Desa Pesanggaran. “Yang masuk wilayah Ring Satu itu kan ada lima desa, semua harus hadir,” katanya.

PROTES: Warga Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, hearing dengan PT BSI, dan Tim Terpadu Pemkab Banyuwangi di Kantor Camat Pesanggaran, Kamis (1/6). (Salis Ali/Radar Genteng)

Tidak hanya itu, warga yang juga dari kalangan emak-emak turut menyampaikan nasib mereka ke depannya. Mereka khawatir akan kehilangan hajat hidup karena penambangan di Gunung Salakan. “Warga Dusun Pancer selain melaut, ada juga yang (bekerja) di ladang. Mereka menggarap lahan milik Perhutani di lokasi yang akan ditambang itu,” cetusnya.

Dalam pertemuan itu, perwakilan PT BSI, Riyadi Effendi meminta warga tidak membandingkan PT BSI dengan tambang pasir illegal. Menurutnya, perizinan penambangan emas yang dilakukan PT BSI yang dipertanyakan warga itu semuanya sudah lengkap. “Perizinan sudah lengkap, dan bisa dicek atau ditanyakan di dinas terkait,” katanya.

Untuk soal sosialisasi kepada warga, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Banyuwangi, Mohammad Lutfi yang hadir mewakili Tim Terpadu mengungkapkan, sosialisasi soal perizinan tersebut sejatinya sudah dilakukan. Hanya saja, tidak bisa dilakukan menyeluruh dari rumah ke rumah warga. “Sosialisasi sudah dilakukan, hanya saja kalau satu-satu jelas tidak mungkin. Tidak bisa seperti sensus penduduk itu,” pungkasnya.

Seperti diketahui, warga Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, yang selama ini getol menolak pertambangan emas oleh PT Bumi Suksesindo (BSI) di Gunung Tumpang Pitu, kembali meradang.

Kali ini, warga kembali turun jalan dan menolak tim Survey Geologi dari PT BSI yang akan melakukan penelitian di Gunung Salakan, Kamis (1/6) sekitar pukul 05.00. Penelitian itu berkaitan dengan rencana ekspansi penambangan emas di pegunungan yang dekat dengan perkampungan Dusun Pancer, Desa Sumberagung. “Warga menolak penambangan emas di wilayah Gunung Salakan,” cetus juru bicara warga, Amin Fauzi, 41. (sas/abi)

source