CLURING – Para petani jeruk di sejumlah daerah di Banyuwangi Selatan, seperti di wilayah Kecamatan Cluring, Purwoharjo, Bangorejo, dan Tegalsari, kini bisa sedikit tersenyum. Sebab, harganya mulai merangkak naik. Salah seorang petani jeruk, Wadigdo, 55, asal Dusun Sagat, Desa Tamanagung, Kecamatan Cluring, mengatakan harga buah jeruk kini lumayan mahal dibanding saat panen lima bulan lalu.
Saat panen lalu, harga jeruk di tingkat petani bertahan pada Rp 4.000 per kilogram. Tetapi, sekarang naik di kisaran Rp 6.000 per kilogram. Harga itu, terang dia, memang sudah cukup bagus meski masih belum memuaskan. Karena harga jeruk itu, terang dia, idealnya Rp 8.000 per kilogram.
“Ketimbang hanya Rp 4.000, harga Rp 6.000 sudah lumayan,” ujarnya. Petani jeruk lain, Sabar Edi, 48, menyampaikan harga jeruk di pasaran yang naik itu diduga karena kualitas buah jeruk relatif lebih bagus dibanding saat panen lima bulan lalu. Selain ukuran buah yang cukup besar, warna buah jeruk juga hijau kekuning-kuningan.
“Harga itu memang tergantung kualitas buah. Kalau kualitas buahnya bagus, pasti harganya akan relatif lebih mahal,” jelasnya. Panen buah jeruk di beberapa daerah di Banyuwangi Selatan lang sung direspons para pengepul buah. Mereka banyak yang memborong buah jeruk untuk dijual keluar kota, seperti Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan Banten.
“Sekali kirim lumayan, bisa 14 ton dalam seminggu,” terang Bastoni, 39, salah seorang pengepul buah asal Dusun Krajan, Desa Tamanagung, Kecamatan Cluring. Saat ini kualitas buah jeruk memang lebih baik. Itu dampak musim kemarau basah hingga ketersediaan air yang cukup.
“Tidak semua buah yang kami beli dari petani laku di pasaran, harus dipilah dulu,” katanya. (radar)