CLURING-Sempat anjlok diharga Rp 3.000 per kilogram, harga buah jeruk kini perlahan mulai merangkak naik. Kenaikan itu dipicu berkurangnya stok jeruk siap petik di kebun milik para petani. Persedian buah naga, kini juga terbatas.
Salah satu pedagang jeruk, Supriyadi, 52, asal Desa Kalipoloso, Kecamatan Cluring yang selama ini sering kirim ke Bali mengatakan saat ini harga jeruk sudah mulai naik. Bila sebelumnya jeblok, telah mencapai Rp 6.000 per kilogram dari petani.
“Harga dari petani sekarang Rp 6.000 per kilogram, bisa ditambah sedikit melihat lokasi dan petiknya,” jelasnya.
Hanya saja, terang dia, saat ini mencari buah jeruk yang siap panen sangat sulit. Meski hanya tersedia satu kuintal dari satu kebun, para pedagang rela mendatangi karena kondisi pasar yang mulai membaik. Kondisi itu berbeda dengan beberapa minggu lalu, yang banyak buah jeruk siap panen.
“Sekarang meski cuma ada satu kuintal kita petik, memang jumlahnya tidak banyak,” jelasnya.
Harga ini diperkirakan akan terus meningkat hingga pergantian tahun. Di malam pergantian tahun baru nanti, harga buah jeruk diperkirakan paling tinggi hanya Rp 8.000 per kilogram. “Sepertinya ini akan terus naik, tapi ya semahal-mahalnya paling Rp 8.000 per kilogram,” jelasnya.
Bagi petani jeruk, meningkatnya harga ini membawa angin segar. Apalagi, beberapa pekan terakhir harga buah jeruk terpuruk. “Saat harga buah jeruk murah, pedagang jarang yang mau petik,” terang Nurrohman, 31, petani jeruk asal Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng.
Saat harga buah jeruk yang lagi anjlok, penghasilan petani sangat menipis dibanding dengan biaya operasional yang harus dikeluarkan. “Harga jeruk normal itu minimal Rp 6.000 per kilogram,” ujarnya.(radar)