RADARBANYUWANGI.ID – Kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan oleh pemerintah pusat berdampak signifikan terhadap ekosistem perekonomian perhotelan di Banyuwangi.
Kabupaten yang selama ini dikenal sebagai destinasi MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) ini kini harus bersiap menghadapi badai ekonomi besar setelah pandemi Covid-19. Omzet perhotelan merosot drastis hingga tersisa hanya 20 persen dari kapasitas normal.
General Manager Kokoon Hotel, Weni Kristanti, mengungkapkan bahwa omzet hotel berbintang di Banyuwangi saat ini anjlok.
Baca Juga: Profil Hotma Sitompul, Pengacara Kondang yang Dikenang Sebagai Pejuang Keadilan
“Dari normalnya yang dapat mencapai 80 persen, kini hanya tersisa 20–30 persen saja sejak kebijakan efisiensi anggaran diberlakukan. Sepinya agenda dinas dan rapat-rapat instansi membuat banyak hotel bak kehilangan nyawanya,” ujarnya kepada wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi.
Weni menambahkan bahwa sejak awal tahun ini, hotel-hotel di Banyuwangi tercatat nihil kegiatan. Ballroom yang biasanya ramai kini tampak sunyi, kosong, dan gelap tanpa penerangan.
“Kami terpaksa memutus listrik untuk banyak ruangan, penggunaan AC, dan kebutuhan lainnya. Ini harus kami lakukan sebagai upaya efisiensi internal karena omzet hotel anjlok jauh,” ungkapnya.
Baca Juga: Kehadiran Desiree Tarigan dan Bams di Rumah Ruka Hotma Sitompul Menarik Perhatian Publik
Dalam kondisi normal, Kokoon Hotel mampu merealisasikan forecast okupansi 70–90 persen secara konsisten per bulan. Namun, sejak kebijakan efisiensi diterapkan, realisasi forecast kini hanya tersisa 20 persen.
“Kondisi ini terjadi sejak Desember 2024 lalu dan bertahan sampai April 2025. Hanya tersisa aktivitas menginap saja yang menjadi harapan kami,” kata Weni.
Ungkapan senada juga disampaikan oleh General Manager Aston Hotel, Catur Rahmadi. Ia menjelaskan bahwa omzet yang masuk dalam bisnis hotel terbagi menjadi dua, yakni kegiatan dan reservasi harian.
“Kami benar-benar kehilangan pendapatan yang bersumber dari kegiatan pemerintah,” ujarnya.
Baca Juga: Rektor UI Cordoba Dikukuhkan Jadi Guru Besar, Sampaikan Orasi Ilmiah Berjudul ”Soft Power: Menguatkan Peran Indonesia di Panggung Dunia”
Catur menambahkan bahwa pihaknya juga harus menerapkan efisiensi internal. “Bagaimanapun, kami fokus dahulu cara bertahan, setidaknya untuk 3 bulan ke depan. Lihat sendiri, sepi seperti ini. Menu sarapan tidak seberagam sebelumnya,” katanya sambil menunjuk ruang lobi yang sepi tamu.