Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Hujan Sehari, Hampir 1.000 Rumah di Banyuwangi Terdampak Banjir

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

NASKAH ID – Dua hari ini hujan deras mengguyur wilayah perkotaan Banyuwangi, Jawa Timur. Akibatnya, sungai meluap dan menyebabkan banjir di beberapa titik pemukiman warga. Berdasarkan laporan BPBD setempat, sedikitnya ada sekitar 887 rumah warga yang terdampak banjir.

Berdasarkan informasi, sedikitnya ada 6 kelurahan di wilayah kota yang terdampak banjir akibat hujan pada Jumat (10/2/2023) kemarin. Adapun rinciannya yakni Kelurahan Tukang Kayu, Kelurahan Kepatihan, Kelurahan Pengantigan, Kelurahan Kebalenan, Kelurahan Pakis, dan Kelurahan Sobo.

Baca Juga: Nenek Tanpa Identitas di Banyuwangi Ditemukan Tewas di Sungai

Sekretaris BPBD Banyuwangi, Mujito, merincikan di kelurahan Panderejo ada 65 rumah terdampak, Kelurahan Kepatihan 550 rumah terendam, Kelurahan Tukangkayu 63 rumah dan Desa Ketapang ada 199 rumah juga terendam banjir. Kondisi terparah ada di titik Lingkungan Lebak, Kelurahan Tukangkayu dengan ketinggian banjir mencapai leher orang dewasa.

“Kerusakan rumah tidak ada, hanya saja banjir sempat merendam ratusan rumah warga. Sementara yang rusak hanya beberapa plengsengan,” kata Mujito, Sabtu (11/2/2023).

Tak hanya pemukiman warga, banjir juga melanda Stasiun Banyuwangi Kota. Air setinggi lutut menggenangi jalur kereta api. Akibatnya perjalanan KA Sritanjung dan KA Pandanwangi sempat terhambat. Perjalanan pun mustahil untuk diteruskan karena kondisi banjir. Sehingga, penumpang yang dijadwalkan harus tiba tepat waktu terpaksa ditawarkan alternatif lain.

“Karena kondisi tidak memungkinkan, perjalanan terpaksa diberhentikan. Penumpang kami pindahkan menggunakan moda transportasi lain menuju Stasiun Ketapang,” kata Plt Manajer Hukum dan Humas PT KAI Daop 9 Azhar Zaki Assjari.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi kondisi seperti ini akan bertahan hingga bulan Mei mendatang. Prakirawan BMKG Banyuwangi, Rezky P Hartiwi, ada dua faktor yang mempengaruhi cuaca ekstrem di Banyuwangi. Yakni kondisi atmosfer bumi dan siklon tropis di selatan laut Jawa.

Labilnya kondisi atmosfer ini dipengaruhi oleh dinamika alam pada skala global-regional yang cukup signifikan. Selain itu, suhu permukaan air di laut Jawa juga memberikan dampaknya. Kondisi tersebut, membuat Banyuwangi masih berpotensi tinggi mengalami cuaca buruk.

“Biasanya kalau di musim pancaroba nanti, seperti hujan datang secara tiba-tiba disertai angin dan petir. Maret masih musim penghujan, namun intensitasnya berkurang dari puncak musim hujannya,” ungkap Rezky.

source