Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Iga Pebrian, Siswi SD Peraih Juara II Membatik Nasional

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

rutinRUTIN MEMBATIK TIGA JAM SEHARI TANPA LIBUR

Satu lagi pelajar Banyuwangi mencatatkan diri sebagai jawara nasional. Iga Pebrian, siswa kelas VI, SDN Tampo II, Kecamatan Cluring, berhasil menyabet gelar juara II lomba membatik kategori SD tingkat nasional. ALI NURFATONI, Cluring CATATAN manis Iga TErsebut ditorehkan dalam ajang Cipta Seni Anak-anak Nasional 2013di Istana Cipanas 7 Juli 2013 lalu. Kegiatan tersebut digelar dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-68 Kemerdekaan RI.

Siswi kelas VI SD Tampo II, Kecamatan Cluring, itu meraih juara II lomba membatik kategori SD tingkat nasional. Dia menjadi satu-satunya wakil Provinsi Jawa Timur di kategori SD. Putri pasangan Agus Wiyono, 35, dan Liling Andiyani, 31, itu sebelumnya menyabet juara pertama di tingkat ka bupaten dan provinsi. Jelang perlombaan, Iga merasa ketakutan. Alasannya, peserta dari provinsi lain dianggap lebih mumpuni dan dianggap pantas menjadi jawara.

Hal itu wajar, pasalnya siswa yang menyukai mata pelajaran bahasa Indonesia itu termasuk baru seumur jagung dalam menekuni dunia membatik. Kakak kandung Anggita Dewi, 5, itu baru me ngenal membatik setahun lalu. Awalnya, dia tertarik melihat teman yang juga kakak kelasnya saat menggambar dan membatik di atas selembar kain.

Setelah itu, Iga memutuskan belajar bersama te mannya yang juga pernah berprestasi di tingkat kabupaten tersebut. Latihan membatik itu dilakukan setiap pulang sekolah. Agar segera bisa membatik, dia pun ikut kursus membatik Dalam sehari, dia latihan selama tiga jam, yakni mulai pukul 13.00 hingga 16.00. Yang is timewa, kursus yang lokasinya tak jauh dari rumahnya itu dilakukan setiap hari tanpa libur.

Nah, usaha tersebut membuahkan hasil. Se bab, siswa yang tinggal di Dusun Simbar II, Desa Tampo, Kecamatan Cluring, itu selalu berprestasi di setiap perlombaan yang di ikuti. ‘’Saya pertama ikut, sudah juara satu di Banyuwangi,” ujarnya saat ditemui di rumahnya kemarin. Meski telah berhasil menjadi yang terbaik se kabupaten, tapi sulung dua bersaudara itu tidak puas diri. Siswa berparas ayu ter sebut tetap tidak mengendurkan se ma ngatnya berlatih.

Nah, di tahun yang sama, yaitu 2013, dia juga berprestasi di tingkat pro vinsi. Setelah berhasil menyabet juara satu tingkat provinsi, dia dipilih mewakili Provinsi Jawa Timur dalam even serupa di tingkat nasional. Siapa sangka, ternyata dia menjadi delegasi yang mampu menorehkan sejarah manis. ‘’Saya hanya kalah dengan Jogja,” terangnya. Meski begitu, dia tetap bangga atas apa yang  Sudah dicapainya itu.

Pasalnya, to rehan itu sudah dianggap prestasi yang luar biasa. ‘’Sebenarnya membatiknya (bloking meng gunakan canting, red) saya gak kalah dengan Jogja. Cuma kalah gambarnya,” ka tanya. Menurutnya, karyanya lebih baik diban dingkan peserta lain. Dikatakan, hasil membatik peserta lain tampak kasar. ‘’Punya saya lebih halus,’’ paparnya di dampingi Kepala UPTD Kecamatan Clu ring, Kunti, dan orang tuanya, Liling Andiyani, kemarin.

Dalam perlombaan itu, Iga membutuhkan waktu dua jam untuk menuntaskan membatik selembar kain berukuran 50 X 50 cen timeter. “Biasanya selesai membatik tiga jam,” katanya sambil menunjukkan be berapa karyanya yang dibeber di meja. Dengan prestasi itu, dia ingin terus belajar dan berlatih sesuai harapan Presiden Susilo Bam bang Yudhoyono (SBY) yang langsung memberikan penghargaan kepada dia.

‘’Kata Pak SBY, saya harus terus belajar agar bisa berprestasi lagi,” ungkapnya bangga menirukan ucapan SBY. Setelah berhasil merebut juara II tingkat na sional, dia ingin menjadi bagian dari Indonesia jika ada perlombaan membatik tingkat internasional. ‘’Saya ingin ke luar negeri, go internasional,” harapnya. (radar)