RADARBANYUWANGI.ID – Indonesia meraih hasil gemilang di IFSC Climbing World Cup Krakow 2025. Dalam final nomor Speed yang dramatis, Desak Made Rita Kusuma Dewi dan Raharjati Nursamsa sama-sama berhasil memuncaki podium dengan torehan rekor pribadi baru.
Berlaga di alun-alun pusat Krakow yang dipadati penonton, Desak tampil luar biasa pada final putri.
Ia mencatat waktu 6,27 detik sekaligus memastikan medali emas pertamanya di Piala Dunia IFSC.
Atlet 24 tahun ini sukses menundukkan Emma Hunt dari Amerika Serikat yang sempat tertinggal di tengah lintasan dan finis di posisi kedua dengan catatan 7,56 detik.
“Saya sangat senang, ini emas pertama saya sejak Bern. Di kompetisi terakhir di Bali saya kalah di perempat final, tapi pelatih saya selalu bilang agar saya menikmati pertandingan. Kalau saya bisa menikmatinya, saya yakin bisa mencatat performa terbaik di setiap kompetisi. Target saya selanjutnya adalah memecahkan rekor dunia,” kata Desak usai lomba.
Sementara bagi Emma Hunt, ini adalah medali Piala Dunia keduanya musim ini setelah sebelumnya merebut emas di Denver, Colorado, AS.
Di lain sisi, perebutan medali perunggu di nomor putri menjadi duel sesama atlet Polandia.
Baca Juga: Resmi FIFA: Timnas Indonesia Capai Ranking 95 Dunia
Juara Olimpiade Paris 2024, Aleksandra Miroslaw, berhasil mengalahkan rekan senegaranya Natalia Kalucka dengan waktu 6,36 detik berbanding 6,64 detik.
Tambahan perunggu ini menjadi medali Piala Dunia ke-21 bagi Miroslaw, sekaligus pelipur lara setelah gagal ke final emas.
Di sisi lain, absennya Deng Lijuan dari Tiongkok di babak final cukup disayangkan. Ia harus mundur karena cedera jari yang diderita pada babak kualifikasi.
Di sektor putra, Raharjati Nursamsa juga mencetak sejarah. Ia finis dengan waktu 4,73 detik, memecahkan rekor Asia putra sekaligus rekor pribadinya.
Raihan ini membuat Raharjati mengunci emas keduanya di panggung Piala Dunia, setelah sebelumnya berjaya di Jakarta dua tahun lalu.
“Rasanya luar biasa. Ini medali emas pertama saya dalam dua tahun terakhir. Tapi saya belum puas, saya ingin terus menikmati panjat tebing dan setiap kompetisi tanpa beban,” ungkap Nursamsa.
Page 2
Page 3
RADARBANYUWANGI.ID – Indonesia meraih hasil gemilang di IFSC Climbing World Cup Krakow 2025. Dalam final nomor Speed yang dramatis, Desak Made Rita Kusuma Dewi dan Raharjati Nursamsa sama-sama berhasil memuncaki podium dengan torehan rekor pribadi baru.
Berlaga di alun-alun pusat Krakow yang dipadati penonton, Desak tampil luar biasa pada final putri.
Ia mencatat waktu 6,27 detik sekaligus memastikan medali emas pertamanya di Piala Dunia IFSC.
Atlet 24 tahun ini sukses menundukkan Emma Hunt dari Amerika Serikat yang sempat tertinggal di tengah lintasan dan finis di posisi kedua dengan catatan 7,56 detik.
“Saya sangat senang, ini emas pertama saya sejak Bern. Di kompetisi terakhir di Bali saya kalah di perempat final, tapi pelatih saya selalu bilang agar saya menikmati pertandingan. Kalau saya bisa menikmatinya, saya yakin bisa mencatat performa terbaik di setiap kompetisi. Target saya selanjutnya adalah memecahkan rekor dunia,” kata Desak usai lomba.
Sementara bagi Emma Hunt, ini adalah medali Piala Dunia keduanya musim ini setelah sebelumnya merebut emas di Denver, Colorado, AS.
Di lain sisi, perebutan medali perunggu di nomor putri menjadi duel sesama atlet Polandia.
Baca Juga: Resmi FIFA: Timnas Indonesia Capai Ranking 95 Dunia
Juara Olimpiade Paris 2024, Aleksandra Miroslaw, berhasil mengalahkan rekan senegaranya Natalia Kalucka dengan waktu 6,36 detik berbanding 6,64 detik.
Tambahan perunggu ini menjadi medali Piala Dunia ke-21 bagi Miroslaw, sekaligus pelipur lara setelah gagal ke final emas.
Di sisi lain, absennya Deng Lijuan dari Tiongkok di babak final cukup disayangkan. Ia harus mundur karena cedera jari yang diderita pada babak kualifikasi.
Di sektor putra, Raharjati Nursamsa juga mencetak sejarah. Ia finis dengan waktu 4,73 detik, memecahkan rekor Asia putra sekaligus rekor pribadinya.
Raihan ini membuat Raharjati mengunci emas keduanya di panggung Piala Dunia, setelah sebelumnya berjaya di Jakarta dua tahun lalu.
“Rasanya luar biasa. Ini medali emas pertama saya dalam dua tahun terakhir. Tapi saya belum puas, saya ingin terus menikmati panjat tebing dan setiap kompetisi tanpa beban,” ungkap Nursamsa.